Kali
ini aku ingin menceritakan pengalamanku baru-baru ini saat aku main ke Jogja
bersama temanku.
Hari
itu, Kamis 14 Desember kemarin aku dan temanku sekelas Aripin akan ke Jogja,
sebelumnya kami sudah merencanakan dengan matang tujuan-tujuan kami selama
memutari Kota Gudeg tersebut.
Bahkan,
aku sudah siap sejak pagi karena takut kalo tidur malah loyo saat bangun. Kami
hanya berdua karena aku dan Aripin tidak berhasil mengajak temanku yang lain.
Oh iya, saat itu kami libur sejak hari Selasa tanggal 12 lalu, sebenarnya tidak
resmi. Tetapi daripada tidak ada kegiatan di sekolah/bebas bagi kelas 3, maka
aku memilih dirumah. Sebelumnya juga karena sudah menjalani remidi setelah
Penilaian Akhir Semester Gasal/Semester V yang menentukan ini.
Kami
bahkan tidak memerlukan waktu yang panjang untuk mem fix kan agenda kami.
Kebetulan karena sama-sama bisa serta ingin refreshing setelah ujian dan remidi,
langsung saja saat itu kami berangkat.
Jam
8 pagi lebih sedikit dia sudah menghampiri rumahku dan setelah itu kami
berangkat. Kami sebelumnya juga telah mempertimbangkan untuk pergi disaat
seperti ini karena sekolah lain kebanyakan masih masuk/ujian sehingga tempat
wisata tidak terlalu ramai dan tentu saja jalan sedikit lebih lengang.
Nyatanya
perkiraan kami benar. Di jalan terutama jalan raya Solo-Jogja tidak seramai
liburan idul fitri kemarin. Dari rumah aku yang di depan karena aku sudah punya
sim. Tetapi sesampainya di Jogja, Aripin meminta giliran untuk menyetir. Tujuan
pertama kami ialah Candi Plaosan. Candi ini terletak di Kecamatan Prambanan,
Klaten. Sedikit lebih dekat daripada lokasi Candi Prambanan. Sekilas dari jauh sudah
terlihat biasa dan sedikit candinya, tetapi setelah memasuki kawasannya
ternyata terlihat cantik. Candi ini ada 2, yaitu Plaosan Lor yang lebih luas
dan Plaosan Kidul. Tiketnya hanya 3000 per orang. Terlihat dari Plaosan Lor
dengan backgroundnya yaitu Gunung Merapi jika cuacanya cerah.
Sedangkan
Plaosan Kidul lebih kecil luasnya. Dari 2 komplek candi ini, masih banyak
reruntuhan candi-candi kecil yang sepertinya belum selesai sejak dahulu. Kami
sampai disana sekitar jam setengah 10 pagi. Setelah memarkir motor, kami menuju
kompleks Plaosan Kidul yang lebih sepi dan lebih kecil luasnya. Aku melihat
candi ini dirawat dengan baik oleh warga sekitar. Setelah itu kami berpindah ke
Plaosan Lor yang sebelumnya telah dikunjungi oleh rombongan anak TK atau SD
yang sepertinya sedang melaksanakan outing class. Setelah puas foto-foto dan
menikmati keindahan candi budha ini, kami segera melanjutkan perjalanan
memutari Jogja, dengan tujuan berikutnya ke UGM.
Tetapi
sebelum itu, Aripin ingin melewati Malioboro. Padahal sebenarnya lebih dekat ke
UGM daripada ke Malioboro jika dari Plaosan. Di jalan menuju Malioboro kami
melewati beberapa candi yang terletak di pinggir Jalan Solo-Jogja, Plaza
Ambarrukmo, dan juga UIN Sunan Kalijogo. Tetapi kami mengalami nasib kurang
beruntung. Setelah menikmati sekitar 45 menit perjalanan yang lancar, setibanya
di kawasan Malioboro, kami melanggar marka. Awalnya kami tidak menyadarinya. Setelah
kami melihat bahwa kawasan Malioboro ramai, akhirnya kami memutuskan untuk ke
UGM dulu, sedang kami memutuskan menikmati Malioboro agak sore setelah dari
kawasan Bantul.
Lalu
saat kami ingin mampir mall di sekitar Malioboro sebentar, tiba-tiba ada polisi
yang menyegat kami dan menyuruh ikut dengannya. Setelah sampai kami pun
ditilang dengan alasan melanggar rambu, yang memang kami lakukan tetapi kami
belum menyadarinya. Setelah bernegosiasi, akhirnya STNK motor Aripin dilepas
tetapi dikenai denda 180 ribu. Sebenarnya tidak semahal itu jika aku yang
menyetir. Apalagi jika mengikuti sidang. Tetapi ketika melanggar berhubung Aripin
yang menyetir dan dia belum punya SIM sehingga dendanya segitu. Ditambah jika
mengikuti sidang yang jelas tidak mungkin kami ikuti karena rumah kami tidak di
Jogja.
Setelah
itu kami lanjut ke UGM. Kami sempat melewati UNY. Sesampainya di UGM, aku tidak
menyangka karena begitu luas tempatnya, sampai kami bingung mau parkir dimana.
UGM ini ibarat satu komplek, yang didalamnya memuat gedung utama serta seperti
dibuat klaster yang isinya terdapat kumpulan fakultas yang memiliki kesamaan di
suatu bidang ilmu.
Sebenarnya
aku kesini bukan tanpa tujuan. Bulan depan ada Try Out SBMPTN yang diadakan
Ikemas UGM, yang salah satu panitianya merupakan tetanggaku yang kuliah di UGM.
Sehingga disamping main juga aku ingin mendaftar. Kami pun makan siang di luar
UGM dulu karena awalnya dia belum menjawab. Sembari menunggu kami makan di hik
saja untuk menghemat uang saku kami. Setelah itu kami balik lagi ke UGM
sekaligus menunaikan Sholat Duhur di Mushola dekat perpus.
Tetapi
setelah komunikasi ternyata tetanggaku itu bahkan tidak tahu dimana aku berada
walaupun sudah satu wilayah. Bahkan setelah makan siang pun aku juga tidak
berhasil menemuinya. Karena disamping itu juga dia ada rapat sehabis UAS, jadi
tidak bisa keluar sehingga terpaksa aku menunggu dia balik ke rumah saat
liburan nanti.
Setelah
dari UGM, kami merencanakan ke daerah Bantul.Tujuan pertama kami adalah Taman
Bunga Amarilis, yang ternyata bunganya sudah tidak tumbuh. Kamipun lanjut ke
Hutan Pinus Pengger. Karena kami berdua belum pernah kesana dan terdapat satu
spot foto yang hitz tentunya menarik minat kami. Setelah berpuas foto dan
menikmati keindahan alamnya, kami pun bingung dengan tujuan berikutnya. Karena
di kawasan Bantul ini kami berdua sudah pernah menjelajahinya, hanya kurang
hutan pinus ini.
Awalnya
kami ingin balik pulang, tetapi karena saat itu baru jam setengah 4 yang kami
anggap masih “kesorean”, sehingga kami masih kurang puas. Lalu Aripin pun
mengusulkan untuk lanjut ke Gereja Ayam karena di tempat itu spot fotonya
bagus. Awalnya aku menurut saja. Tetapi saat ditengah perjalanan setelah 1 jam
dari Pengger dan aku ingin istirahat sebentar, ternyata selain jaraknya yang
terlalu jauh, yaitu masih 1 setengah jam an, yang berarti totalnya 2,5 jam,
itupun kalo lalin lancar, aku juga tidak menduga bahwa tempat yang diusulkan
Aripin berlokasi di Magelang, dekat Candi Borobudur!
Aku
pun langsung membatalkan begitu tahu hal itu, karena kupikir hal itu jelas
tidak mungkin kami lakukan. Bisa-bisa kami sampai rumah jam 10 an, bahkan bisa
sampai jam 11 malam. Kami pun akhirnya balik ke Malioboro lagi, yang kebetulan
jaraknya hanya 10 km dari Jalan Nasional III, dimana kami beristirahat disana. Kami
pun sekaligus sekalian sholat Asar di jalan. Tetapi, kami kembali mengalami
nasib malang kembali. Sesampainya di kawasan Malioboro, kami ingin memarkir
motor kami di Taman Khusus Parkir Abu Bakar Ali(TKP ABA) yang bertingkat.
Aripin yang saat itu menyetir lagi-lagi melanggar rambu, dimana terdapat rambu
tidak boleh putar balik tetapi kami melakukannya.
Sedetik
kemudian, kami diteriaki oleh tukang becak sekitar situ yang melihat kami. Aku
juga sekilas melihat polisi yang menjaga di pos seperti melihat tindakan kami,
detik itu juga Aripin langsung memutar balik motornya dan kami pun segera
menuju jalan pulang. Kami pun belum sempat menjelajah Malioboro, yang sekarang
lebih tertata rapi dan nyaman daripada dahulu.
Sekitar
jam setengah 6 kurang kami balik dari Jogja. Di tengah perjalanan kami mampir
di hik untuk makan sore yang belum sempat kami lakukan. Tak lupa juga kami
menunaikan sholat di spbu di Klaten. Karena di jalan lumayan ramai karena malam
sehingga perjalanan pulang kami agak lama. Kemudian kami sampai di rumahku jam
7 lebih. Setelah mengantarku, Aripin langsung pulang. Memang agak mengecewakan
karena tidak semua tempat yang kami list berhasil kami laksanakan. Tetapi
karena gagasan ke Jogja ini mendadak dan secara keseluruhan lancar, aku pun
juga puas sekaligus senang dan merasa lebih semangat untuk menghadapi kbm ku di
kelas 3 semester yang akan datang.
0 komentar:
Posting Komentar