Tadinya si kecil selalu menangis ikut papa namun seiring berjalannya waktu kini bermain bersama papa juga mengasyikkan. Demikian juga dengan mas Afin. Awalnya selalu menghindar namun kini dek Adhan menjadi terkekeh. Mas Afin dan mbak Alma turut senang bahkan kadang saling iri melihat siapa yang bermain bersama adik.
Papa hampir rutin mengajak jalan-jalan lihat kereta api jika sore hari selesai makan dan mandi. Bila lihat kereta, Adhan menunjuk dan da da da da seakan faham apa yang dilihatnya. Di perjalanan dulu suka memperhatikan setiap papan nama. Kini tidak hanya papan nama tetapi juga tiang listrik yang dilihatinnya sampai tak terlihat lagi.
Petak umpet atau kejar-kejaran bersama kakaknya menjadi salah satu permainan favouritenya. Ngumpet di sela-sela kursi dan lemari, pojok tembok ruang tamu, belakang pintu ruang buku adalah tempat kesukaannya bersembunyi. Dia selalu sabar menunggu kakaknya menemukan dimana dirinya bersembunyi. Meski kakaknya sebenarnya tahu tetapi pura-pura tidak melihat hingga ditarik kaos atau rambut kakaknya supaya menoleh.
Perkembangan adhan cukup pesat dan membanggakan kami semua. Hari-hari dilaluinya dengan menyenangkan dan bermain rukun bersama kakak-kakaknya. Semoga kelak mereka akan begitu terus hingga dewasa. Cuma kalau ada mamanya masih suka manja-manjaan dan sulit lepas terutama bila kantuk melanda.
0 komentar:
Posting Komentar