Waktu terus berjalan dengan cepat hingga tak terasa si kecil mulai tumbuh besar. Dulu saat papa di Jakarta, diajak sebentar saja selalu menangis. Kini sudah mulai lengket baik untuk tidur, mandi, maen meski untuk urusan makan nampaknya masih susah. Setidaknya ada beberapa kebiasaan harian dik Adhan bersama papa. Pagi (bila papa bangun pagi) kadang sebelum makan jalan-jalan menghirup udara segar. Mencari puss atau melihat sungai dijembatan.
Setelah makan, mandi dan ganti baju setelah sebelumnya melakukan senam ringan. Saat ini, pengajaran kaki dan tangan kanan maupun kiri belum banyak diingat oleh adik. Untuk memakai kaos, sudah mulai otomatis tangannya digerakkan masuk ke lengan. Pasca mengantar mas, mbak serta mama biasanya diajak jalan-jalan papa naik motor. Untuk yang satu ini, dia sudah faham.
Bahkan begitu papa masuk rumah bila tidak segera mengajak naik motor adik selalu menjerit-jerit. Kalau digendong bawaannya minta ke tempat kunci motor. Meraihnya dan menyerahkan kunci pada papa. Kalau sedang ditetah pasti jalannya cepat menghampiri papa. Agak siang, sekitar jam 10.00 an papa mengajak bercanda dan main. Entah berhitung, terbang atau mencet bell rumah. Setelah itu baru digendong untuk ditidurkan dibahu papa.
Tidak seperti kedua kakaknya yang cukup dikeloni saja sudah terlelap. Siang sekitar pukul 13.00 sampai 14.00 papa juga sering menemani adik tidur. Sore, sehabis menjemput mas sekolah atau dari les Adhan melakukan rutinitas mandi dan bila tidak terburu langsung jalan-jalan. Bila harus menjemput mama, ya ditinggal dulu. Sekarang yang jelas sudah mengenal papa. Hingga usia jelang 17 bulan kalau mau pipis maupun BAB belum ada kata-kata yang cukup lancar diucapkan. Yang sering diucapkan yakni mama dan mimik.
Mas Afin dan mbak Alma juga sering menemani bercanda. Kebiasaan lain yang dilakukan termasuk memencet no telp pada telp rumah, memainkan nada dering di hp mas Afin, memainkan game di hp papa, melihat rekaman adik di hp mbak Alma. Kami semua bergembira bila bersamanya dan lesung pipitnya disebelah kiri hanya satu mirip mbak Alma.
0 komentar:
Posting Komentar