Entah kapan kamera kami rusak, sehingga kini relatif tak ada dokumen gambar yang kami simpan. Kami semua memang hobi menyimpan gambar tentang kami semua. Aktifitas yang kami lakukan baik dirumah, di tempat kami bercengkerama atau bahkan di perjalanan. Akibatnya cukup banyak moment yang terlewatkan. Sebenarnya kamera digital tercinta kami sempat di service namun bukannya tambah bener malah rusak.
Awalnya ingin diganti dengan yang biasa tapi melihat hasil dari kamera yang DSLR, kami semua sontak jatuh cinta pada kamera tersebut. Hal itulah yang membuat kita semua bersemangat menabung untuk mendapatkan apa yang kami cita-citakan. Memang tidak mudah apalagi harganya juga mahal, berdasar ukuran kami. Tak apalah dan memang harus berlatih mendapatkan sesuatu dengan usaha.
Melihat kamera DSLR milik kantor mama atau teman-teman papa bener-bener membuat kelimpungan. Bagaimana tidak bila kualitas gambar yang dihasilkan wow. Mas Afin, mbak Alma juga terpikat dengan kamera itu. Seakan-akan gambar yang dihasilkan dapat bercerita, bertutur dan memiliki makna yang dalam.
Gambar-gambar yang tersaji akan sangat dramatis, mempesona dan bermakna luar biasa. Berdasar penuturan teman papa, harga kamera itu memang 3 hingga 5 kali lipat dari kamera poket. Jadi butuh kerja keras dan doa supaya apa yang kami cita-citakan bisa didapatkan. Yang bikin papa tambah terpesona, tingkah laku dik Adhan yang menggemaskan bakal jadi objek nan ciamik untuk buruan.
Eksresi mas Afin, mbak Alma serta dik Adhan membikin mama papa empot-empotan mencari tambahan supaya buruan segera bisa diperoleh. Bisa jadi sebulan, dua bulan atau bahkan lima bulan. Semoga tidak mencapai satu tahun bisa mendapat apa yang diinginkan. Ya Allah, dengarkan doa kami agar apa yang kami dambakan bisa segera diperoleh, amin.
0 komentar:
Posting Komentar