Tiga hingga empat hari menjelang ulang tahunnya, dik Adhan
sering berbicara mengingatkan. “Siapa ya yang sebentar lagi ulang tahun?”
dengan mata berbinar. Tentu kami semua tertawa mendengarnya. Ah sepertinya dia
menunggu moment ini dengan amat sangat. Kami kadang menimpali dengan
berpura-pura lupa, “emang ada yang mau ultah?”.
Dia pun menjawab dengan bersungut-sungut. Sepertinya dia
menunggu hari lahirnya dengan amat sangat. Di waktu lain kadang papa bertanya “memang
pengen hadiah apa?” dia menjawab terserah yang mau memberi hadiah, masak
diberitahu. Nah sayangnya pas tiba hari Sabtu tanggal adik berulang tahun kedua
kakaknya punya kegiatan di sekolah.
Sehingga dia pun tidak merasa senang dengan hal itu. Sabtu
pagi, kami mengucapkan selamat ulang tahun. Dan mama menyampaikan perkataan
adik pagi hari. “Aku membayangkan ada kue dan lilin terus sama hadiah” ujarnya.
Ah, tentu tak tega untuk tidak membelikannya kue dan lilin
untuk ditiupnya. Sesudah pulang sekolah, kue, lilin dan tak lupa kado ultah
sudah siap diatas meja. Begitu papa pulang futsal disambutnya dengan mengajak
meniup lilin serta membuka kado. Dia gembira bukan kepalang.
Hadiah mobil remote control yang diinginkannya terlihat
waktu membuka kado. Dia kemudian mencobanya dan terlihat sangat gembira. Bahkan
terik siang mau diterjangnya, namun papa meminta untuk bersabar bermain.
Sebaiknya sore hari ketika matahari sudah condong ke barat. Benar saja, sore
dan malam dia bermain mobil itu. Sejenak sepeda yang menemaninya dibiarkan
tetap diteras.
Meski tanpa mas dan mbak, dia tetap ceria. Tapi dia tak
sabar menunggu mbak Alma segera pulang karena ingin tahu apa kado yang bakal diberikan
kakak perempuannya. Sayang, selamat ulang tahun. Lekas besar dan gapailah
cita-citamu. Jadilah anak yang membahagiakan semua orang. Cita-citamu yang bisa
bekerja dilingkungan kereta api semoga bisa terkabul.
0 komentar:
Posting Komentar