Sudah beberapa kali ketika dijemput pulang mas Afin agak gelisah. Baik duduknya maupun nada bicara sehingga membuat mama ga konsentrasi mengendarai motor. Kadang menjalar ke sikap hingga raut wajahnya sungguh membuat mama makin sedih. Padahal tidak selalu dijemput telat atau harus hati-hati kendarai motor. Rupanya ini yang bikin mas menjadi senewen, maunya seperti sulap, cling sampe deh dirumah.
Si Tampan |
Kemaren, hal itu diulangi lagi sikap yang tidak seharusnya. Akhirnya papa memutuskan besok (Jum'at 1 Februari 2013) mas Afin pulang sendiri. Ada tawaran berangkat dianter dan pulang naik bus, becak atau taksi dengan biaya sendiri atau berangkat pulang naik sepeda. Awalnya menolak sebab mas mengeluhkan lamanya dek Alma keluar sekolah. Papa menjelaskan meski begitu ya harus sabar wong lama bukan karena main. Hari ini mas Afinpun sekolah memakai sepeda.
Mas, kami mama papa berusaha memfasilitasi yang terbaik buat anak-anak papa. Siapapun itu. Bagi yang tidak bersyukur ya harus menghadapi konsekuensi. Bersikap itu harus baik dan dimulai dari berpikir bahwa tidak semua hal itu kadang kesalahan orang lain. Jangan-jangan hanya kita kurang mensyukuri nikmat yang ada. Sepertinya kalian belum benar-benar meresapi hal ini.
Mama papa kalian dulu sekolah naik sepeda, main seadanya, jarang makan diluar, jarang dapat oleh-oleh dan kami tidak mengeluh. Kalian harus belajar menerima apa yang bisa mama papa berikan. Kadang memang dibatasi karena takut kelewatan. Mumpung masih anak-anak, mama papa mengajari bagaimana berbicara jika sedang gelisah.
Perkataan itu harus dipikir dan dijaga. Mama papa percaya suatu saat kalian akan jadi orang penting makanya sejak dini harus belajar bagaimana menghadapi sesuatu. Melatih menahan diri sangat penting mumpung kalian masih kecil agar kelak besar nanti bisa benar-benar menghadapi situasi secara tepat. Sebab menghadapi situasi dengan tidak tepat, seringkali malah merugikan diri sendiri. Begitu sayang...
Ini semua karena papa mama sayang sama kamu...
0 komentar:
Posting Komentar