Penayangan ulang Mahabarata disalah satu stasiun televisi swasta bagi kami sungguh menyenangkan. Cerita yang terkandung didalamnya tidak hanya berkutat terkait cerita pewayangan yang dalam tradisi Jawa memang diajarkan. Namun juga memberi pembelajaran yang baik tentang perilaku, kehidupan, angan, dan segala yang tersaji.
Penggambaran pribadi tokoh-tokoh menarik sehingga anak-anak mengikuti.
Meski mas Afin sudah membaca bukunya namun melihat tayangan serial ini tetap menjadi sebuah hal yang bagus. Bagi dik Alma yang awalnya tidak tertarik namun kemudian guru Bahasa Jawa memberi tugas untuk menuliskannya.
Jadi keduanya ditemani mama mencermati kisah demi kisah yang tersaji. Saat mereka kecil sebenarnya sudah tayang. Tapi mereka tidak menontonnya. Tayang tiap hari jelang pukul 21.00 dan tayang ulang agak lengkap di Sabtu malam, tetap ditunggu. Kisahnya memang memikat mereka.
Hanya papa dan dik Adhan yang ga begitu tertarik sebab papa ga faham dan tidak minat. Sedangkan adik tentu saja belum mengerti. Karena kedua kakaknya menungguin Mahabarata hingga kelar jam 21.00 lebih, otomatis adik tidurnya hampir sering mencapai pukul 22.00.
Kisah ini lebih mendidik dibandingkan sinetron, lawakan, kuis untung-untungan yang ditayangkan beberapa televisi lain. Yang jelas bagi papa, ada nilai lebih dari tayangan ini. Biasanya kalau instrumen pembuka sudah hadir maka adik segera bilang "parraa parrraaaa......"
0 komentar:
Posting Komentar