Sewaktu mama nyoba kontak SD DJI, rupanya pendaftaran siswa baru Tahun Ajaran 2015/2016 sudah tutup dan dik Adhan belum mendaftar. Tapi masih ada sisa 15 kursi untuk gelombang kedua. Senin, 23 Februari diminta datang ke sekolah bila berniat mendaftar. Sebetulnya dalam diskusi dirumah ada beberapa pilihan sekolah.
Melihat kondisi dirumah, idealnya cari sekolah negeri yang tidak berbiaya bulanan. Dengan catatan pelajaran agama juga tetap bagus. Otomatis MI Negeri menjadi pilihan. 2 Bulan lalu mama papa mendapat info sekolah MI Negeri terdekat ada di Baki. Jaraknya tidak terlalu dekat, sekitar 5 km.
Nyoba kaos olahraga SD |
Cuma bila ketiganya harus diantar tentu akan sangat merepotkan sebab mbak sama mas bisa jadi masih searah sedang adik berbeda. Nah kalau pas mama atau papa keluar kota tentu akan sulit. Pilihannya sekolah asal mas sama mbak hanya memang biayanya lumayan lah. Untuk SD Takmirul rupanya juga sudah tutup. Ya sudah, mendaftarlah adik disana. Persiapan kami lakukan bersama-sama. Mbak turut mengajari hitung-hitungan. Meski ada larangan calistung, SD swasta pasti masih menerapkannya.
Sehingga lebih baik kami persiapan saja dibanding kelabakan nantinya. Benar saja, test itu dilakukan pada dik Adhan. Tampak juga hadir anak baru yang ikut tes atau yang kemaren cuma menjadi cadangan. Dari grade nilai 200, adik mendapat 191 dan akhirnya diterima. Kurangnya di soal keberanian. Hal ini mengingatkan dulu ketika mas Afin mendaftar.
Beberapa guru tampak menyapa mama dan papa. Rupanya mereka masih ingat pada mas Afin dan mbak Alma yang meninggalkan kesan mendalam pada guru mereka. Mama dan papa bersyukur atas sikap anak-anak yang memang memiliki perilaku seperti yang diharapkan. Semoga 6 tahun di sekolah ini, dik Adhan bisa meniru kakaknya. Kalau bisa memiliki prestasi tingkat kota atau melahirkan karya buku seperti mbak Alma, Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar