Tadi malam, terdapat pertandingan
bigmatch antara Chelsea Vs Man City di Stamford Bridge. Saya melihat bersama
ayah saya di rumah. Awalnya, saya yakin Chelsea optimis menang karena bermain
menguasai bola selama 20 menit pertama. Tetapi setelah itu, permainan berubah
180 derajat. City ternyata mulai bisa mengatasi tekanan dan balik menguasai
permainan.
Dan
akhirnya, menit 32 City berhasil unggul terlebih dahulu oleh gol Aguero yang bermula
dari serangan balik cepat dari kotak penalty City yang dibangun De Bruyne dan
Aguero berbuah gol. Tembakannya dari luar kotak penalti mengenai kaki Gary
Cahill, yang kemudian sedikit mengubah arah tetapi karena kerasnya tendangan
bola tak mampu ditepis Courtois.
Ternyata setelah itu, pemain City
termotivasi untuk lebih agresif. Di babak kedua, pemain Chelsea seperti
Loftus-Cheek yang bermain apik di babak pertama tak terlihat perannya. Dan
akhirnya, bermula dari serangan balik cepat dari kotak penalty yang lagi-lagi
dibangun De Bruyne berbuah gol Aguero untuk kedua kalinya setelah menerima
umpan Nasri di menit 54.
Setelah gol kedua, Chelsea makin
terbenam. Walaupun masih sesekali menguasai bola, tetapi Costa yang didapuk
sebagai striker sejak menit awal tak mampu berbuat banyak. Bahkan, Fabregas
yang sering mengirimkan umpan jauh ke depan justru terdesak oleh Fernandinho
dan Toure. Willian yang diharapkan mampu berbuat apik juga pergerakannya
dibatasi oleh bek City walau sesekali mampu lolos. Mungkin hanya Pedro yang
bermain apik di sisi kiri. Tetapi, mantan penggawa Barca tersebut juga terlalu
maju ke depan sehingga Baba Rahman kewalahan mengatasi serangan balik City yang
memang diarahkan ke sisi dimana ia bermain.
Obi
Mikel yang biasanya bermain apik dalam menjaga kedalaman tim juga tak terlihat
kontribusinya. Malah di menit 72 ia menerima kartu kuning dan di menit 79
terpaksa diganti Asmir Begovic karena Courtois mendapat kartu merah karena
menjegal Fernandinho yang mengakibatkan Aguero mencetak hattrick di laga ini. 3
gol tambahan itu membuat Aguero sementara bercokol di topskor liga kedua
bersama Jamie Vardy dari Leicester dan tepat dibawah striker Tottenham Harry
Kane.
Saya kemudian bertanya-tanya mengapa
Chelsea bisa kalah telak dan tak mampu mengimbangi permainan City yang luar
biasa sepanjang pertandingan. Dan akhirnya saya menemukan jawabannya. Petrtama,
karakter Chelsea bermain melawan City pada malam tadi berbeda. City yang
biasanya menampilkan penguasaan bola tetapi karena awalnya terdesak Chelsea
akhirnya bermain bertahan dan sesekali melancarkan serangan balik. Dan hal ini
ternyata efektif karena serangan balik yang dilakukan ternyata sangat membuat
Chelsea sangat kerepotan. Berbeda dengan Chelsea yang biasanya menerapkan parkir
bus saat melawan tim besar seperti City justru berani menampilkan permainan
menekan pada awalnya, bukan seperti menumpuk pemain di belakang ketika dilatih
oleh Mourinho.
Yang kedua, Chelsea terlalu percaya
diri bermain menyerang sehingga lupa akan bertahan. Karakter bermain yang
ditunjukkan Hiddink yang cenderung menyerang meninggalkan lubang besar di
belakang. Cahill yang memang musim ini hanya sering duduk di bangku cadangan
bahkan sering terlambat turun untuk mengantisipasi serangan balik City yang
berbuah 2 gol awal. Sedang Ivanovic yang menemani Cahill dibelakang bak hilang
ditelan bumi. Dia betul-betul tak nyaman bermain di posisi yang bukan posisi
favoritnya yaitu bek kanan sejak menggantikan posisi Zouma yang cedera anterior
legamen yang memaksa absen selama 6 bulan saat melawan MU Februari silam.
Bahkan, Zouma juga belum pasti tampil di Euro 2016 di bawah panji bendera
Prancis.
Yang ketiga, factor kehilangan Terry
benar-benar berdampak besar terhadap kemenangan Chelsea. Walaupun sudah berumur
kepala tiga, konsistensi bermain Terry dalam bertahan betul-betul dibutuhkan
Chelsea. Sejak mengalami cedera saat melawan Newcastle Februari silam, Chelsea
sampai selesai bertanding melawan City tadi malam hanya memetik 5 kemenangan
dari 12 laga di semua kompetisi(Termasuk menang melawan Newcastle). Plus
ditambah cedera Kurt Zouma yang lebih dulu masuk ruang perawatan mendahului
Terry dimana saat Hiddink mengambil alih kursi manajer Zouma lebih sering
menemani Terry dalam bertahan ketimbang Cahill.
Intinya, musim ini Chelsea memang
benar-benar buruk. Sejak awal kompetisi masalah pertahanan memang menghantui
Chelsea. Cahill yang konsistensi bermain benar-benar turun drastis sehingga
bergantian dengan Zouma untuk menemani Terry di belakang. Ditambah menurunnya
performa Hazard yang digadang-gadang kembali bersinar justru di luar rencana.
Malah Oscar bahkan Loftus-Cheek justru mengalami peningkatan lebih dibanding
Hazard yang sepertinya terlalu dibebani oleh Mourinho.
Juga
terjadi pergantian manajer yang menyebabkan pemain Chelsea terpaksa mengubah
karakter bermain yang berbeda di bawah arahan Hiddink sejak mengambil posisi
yang ditinggal Mourinho pada Desember silam. Walaupun sempat memuaskan di awal
periode melatihnya dengan tak terkalahkan selama 15 laga beruntun di semua
kompetisi, tetapi mental pemain Chelsea belum benar-benar pulih sejak Mourinho
dipecat. Sebagai bukti, Hazard masih belum mengembalikan permainan terbaiknya
seperti musim lalu. Juga Ivanovic mulai terlihat menurun bersamaan dengan Matic
di musim ini, dimana posisi dari nama terakhir digantikan oleh Mikel sejak
Hiddink mengambil alih.
0 komentar:
Posting Komentar