Awalnya papa mama tidak berpikir bahwa mas Afin harus selalu menjadi yang terbaik di kelasnya. Setidaknya bisa mengikuti pelajaran dengan baik saja sudah cukup. Sebab papa mama tidak banyak menyediakan fasilitas yang bisa membuat mas Afin belajar secara maksimal.
Alhamdulillah hingga akhir kelas 6, semua berjalan dengan baik dan prestasi yang dicapai membuat kami sekeluarga berbahagia. Apa yang diajarkan mampu dicerna dan difahami dengan lumayan, setidaknya hal itu bisa dilihat pada test semester. Meski beberapa bidang tidak optimal seperti kesenian dan bahasa Jawa. Tidak mudah memang bagi mas Afin mengerjakan 2 hal ini.
Hubungan dengan teman, relatif lancar. Lihat saja bila libur atau ada PR, teman-temannya sering bertanya padanya. Bahkan kadang membuat mas Afin kesel, sebab sudah diberitahukan di sekolah masih saja bertanya. "Lha apa tadi ga ndengerin tho" ujarnya bersungut sembari membalas sms dari temannya. Mama kadang menghiburnya.
Di kelas 6, mas Afin memang menjadi ketua kelas dan banyak pengalaman yang didapatkannya. Setidaknya dia belajar bagaimana dia bertindak, bertanggungjawab, berkomunikasi dengan teman satu kelasnya. Secara langsung memang mungkin belum bisa belajar dari kejadian sehari-hari namun harapan mama papa posisinya sebagai ketua kelas dapat melatih dirinya.
UN telah selesai dan beberapa tugas sudah tuntas. Tinggal hafalan yang sempat diingatkan oleh papa supaya dapat menyelesaikan hafalan Al Qur'an terutama juz 30. Bukan ambisi, hanya menjalankan tugas yang memang semestinya bisa selesai tidak seperti papa mamanya.
Alhamdulillah, 2 minggu menjelang pengumuman hasil UN hafalan juz 30 sudah dituntaskannya kemarin. Mama papa bersyukur atas nikmat Allah tersebut. Memang bukan materi yang didapat tetapi hafalan itu akan jadi bekal penting kelak dikemudian hari. Jaga terus surat-surat yang telah kau hafal nak dan usahakan mengerti artinya serta amalkan. Itu akan menjaga dirimu hidup didunia, Amin....