Afin, alma dan adhan merupakan buah cinta kami yang dimasa mendatang menjadi kebanggaan. Merekalah yang membikin kami hidup bahagia seperti sekarang ini. Anak-anakku.....kalian inspirasi bagi semangat hidup papa dan mamamu.....
Berorganisasi akan memberi pembelajaran atau pengalaman bagi tiap individu. Banyak hal yang bisa dipetik dari kumpul-kumpul bersama teman sebaya dalam sebuah institusi. Maka mama papa mendorong mas Afin dan mbak Alma merasakannya. Ada beragam pengalaman yang bisa dipetik dan dirasa apalagi mumpung masih kecil jadi bisa merasakannya sejak dini.
Berlibur sering membuat kesan yang cukup mendalam. Tidak hanya momennya namun juga segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut. Liburan panjang ini, mas Afin dan mbak Alma sudah diminta mbah maupun bulek segera ke pekalongan. Cuma karena proses pendaftaran sekolah mas belum kelar agenda ke pekalongan tertunda.
Niat mbah untuk menjemput juga dicegah sama papah karena memang kami bersepakat tidak memberitahukan renovasi rumah. Selama proses jelang akhir studi, kebetulan mas Afin dan mbak Alma berhasil hafal juz 30 sehingga bulek berniat memberi hadiah pada mas dan mbak. Kami bersyukur atas keberhasilan mas dan mbak menjaga konsistensi dirinya sehingga meraih hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
Jelang makan siang, numpang foto dulu |
Meski cuma sebentar, namun liburan panjang kali ini tetap mengesankan. Kenapa sebentar? karena menunggu waktu Mas Afin agak longgar, maklumlah namanya lulus sekolah jadi harus cari sekolahan dulu. Ya tak apalah, lagian proses renovasi rumah harus dijaga bersama. Kasihan papa mama kalo harus beres-beres sendiri, nyiapin sendiri tiap pagi sama sore. Belum lagi ada dik Adhan.
Akhirnya hari yang dinanti tiba, mbak Alma dan mas Afin diantar papa naik bus ke Pekalongan. Sudah diantisipasi dengan minum Antimo cair buat anak, ternyata mbak Alma masih mabuk juga mungkin sampai 5 kali lebih. Plastik aja dikit lagi ludes. Sudah begitu, ban bus Sami Djaya Solo - Bandung bermasalah di seputar alas roban. Akibatnya harus berhenti 2 kali untuk benahi ban. Saat berangkat lagi itulah saat berat bagi mbak Alma.
Di tempat renang juga kelaparan |
Banyak hal yang dipertimbangkan, mau masuk ke sekolah mana saat mas Afin selesai pengumuman UN nya. Sejak papa melakukan pendalaman atas beberapa sekolah menengah pertama, ada beberapa yang menarik untuk keberlanjutan sekolah. Namun sayangnya soal biaya yang sungguh tidak manusiawi. Tidak hanya biaya masuk namun juga SPP bulanan yang cukup besar. Bila diterima, uang gedung mencapai Rp 7,9 juta dan SPP bulanan Rp 500 ribu.
Meskipun mendapat makan siang, kelas AC, 3 guru tiap kelas, model moving class, 20 anak tiap kelas namun tetap menjadi pikiran. Sebab tahun depan mbak Alma juga akan masuk SMP. Pilihan kedua, mas Afin di pondok pesantren. Kualitas sekolah SMPnya memang tidak cukup mentereng tetapi papa tergiur model dwi bahasa dalam kesehariannya. Kelebihan lain jarak dekat, jum'at bisa pulang, bulanan Rp 400ribu komplit,
Yang jelas dari beberapa pilihan, dasarnya pendidikan agama yang didapatkan selama di SD DJI tidak hilang begitu saja. Pupuk yang sudah terserap tanaman ya harus tetap diberikan supaya tanaman tetap subur. Kalau harus ke sekolah negeri umum, papa mama takutnya akan banyak pembelajaran yang hilang. Apalagi mas afin benar-benar suka pelajaran agama. Banyak keunggulannya dibidang Al Quran, Bahasa Arab maupun hafalan. Sayangkan kalau dibuang percuma.