Liburannya sih asyik bisa kemana-mana tetapi jelang akhir masa liburan mbak Alma mengalami kecelakaan kecil yang cukup membuat dirinya drop. Sakit iya tetapi rasa malu lebih besar sehingga dia sesenggukan setelah kejadian. Papa yang saat itu tertidur kaget dengar tangisan mbak Alma. Apalagi suara mama yang cukup keras bernada menyesalkan kejadian itu.
Mbak Alma nangis sesenggukan, mbak Salsa dan mbak Angel terdiam sementara mas Afin saking tidak teganya mengatup kedua tangan dimulutnya. Itu juga yang membuat papa jadi lebih was-was. Ternyata mbak Alma jatuh saat hendak berpijak pada kursi. Kursi bergeser dan terjerembab ke lantai sehingga menyebabkan gigi depannya patah.
Walaupun tidak patah 100 persen tentu membuat rasa gusinya makin sakit. Untuk mengunyah juga tidak nyaman. Begitu sampai Solo, hal itu dikonsultasikan ke dokter gigi di RSO. Masih bisa diganti dengan gigi baru tetapi harus 4 kali perawatan. Sayangnya ada tumbuh daging dari gusi sehingga harus dipotong. Dari hasil rontgen diperoleh data bahwa daging itu ada sarafnya maka diperlukan kehati-hatian.
Otomatis karena sudah masuk sekolah, beberapa kali mbak Alma harus masuk siang setelah periksa ke rumah sakit. Di sekolah dia masih menutup mulutnya. Alya, teman akrabnya penasaran kenapa Alma tidak mau membuka mulut bahkan dia berani memberi uang Rp 500 untuk melihat. Tetapi hal itu tidak diijinkan.
Yah inilah salah satu kejadian yang membuat kami berduka. Semoga kami dapat mengambil hikmah dari kejadian itu. Kedepan kami semua perlu hati-hati. Papa mengingatkan bahwa kadang bila bercanda memang harus hati-hati. Sebab kecelakaan bisa saja terjadi walaupun anak-anak tidak bermaksud berbahaya. Biasa, namanya anak-anak kadang tidak tahu atau tidak sadar batasan bahaya sejauh apa.
0 komentar:
Posting Komentar