Selain dik Adhan, mbak Alma juga memasuki sekolah baru meski tak harus banyak was-was. Sebab di sekolah itu sudah ada mas Afin sehingga tidak banyak hal yang membuat repot. Pada awal masuk sudah dihadapkan pada sessi MOS alias masa orientasi siswa. Persiapan MOS nyaris sama dengan yang mas Afin dulu lakukan yakni menyiapkan topi dengan bola plastik dan rambut tali rafia.
Selama agenda MOS, tidak banyak hal yang mengejutkan karena rupanya mbak Alma segera mampu menyesuaikan diri. Dikelas, ternyata sempat kebingungan dengan ruang sebelah mana akibatnya telat masuk dan duduk agak belakang. Wali kelasnya sama seperti mas Afin, ruangnya sama dan sama-sama di A. Disitu tak ada anak DJI dan sebelahnya anak yang baru dikenalnya. Namanya vivi, anaknya sudah besar dan tinggi.
Berdasar rekapitulasi pendaftar, dari 38 ini kebanyakan hasil UN berada diatas mbak Alma. Ini harus jadi pemacu semangat belajar mbak Alma dan memotivasi diri. Beberapa hari setelah masuk, menjadi rutinitas bila siang hari sholat dhuhur berjamaah. Rupanya banyak temannya yang sudah datang bulan sehingga tidak ikut sholat berjamaah.
Disisi lain, awal masuk sekolah dilakukan saat bulan Ramadhan yang tentunya mereka bisa tidak berpuasa. Mbak Alma malah berpikir yang belum mengalami datang bulan itu masih kecil. Jadi dirumah sempat menanyakan ke mama. Dijelaskan oleh mama bahwa haid itu tidak bisa diminta datang kapan. Toh mama bilang dulu haid saat SMA dan papa menambahkan tante Alma juga SMP kelas III atau bahkan SMA jadi tak perlu kuatir.
0 komentar:
Posting Komentar