Kamis 24 Juli 2013 kemarin, tanpa segaja mas Afin sudah membuat mama jengkel. Saat di jalan depan Pom Bensin Purwosari saat hujan gerimis datang, kacamata mas Afin terjatuh dan pecah berkeping-keping. Semua terjadi begitu cepat dan tanpa disegaja. Kacamata basah terkena air hujan, mas Afin bermaksud melepasnya.
Saat sudah di tangan, entah kenapa kacamata bisa terjatuh. Motor melaju kencang karena sebelumnya menunggu antrian motor dan mobil yang lewat di perempatan tengah jalan yang sangat ramai. Baru melaju sekitar 50 meter, mbak Alma bilang kalau kacamata mas jatuh. Mama menghentikan motor di pingggir jalan dekat pasar buah.
Jelas mama tidak tega melihat mas Afin di tengah keramaian lalu lintas siang yang sangat padat. Lagipula bus dan kendaraan tak nampak mengurangi kecepatan laju kendaraan ketika melihat ada anak di tengah jalan. Dari jauh mama melihat ada bingkai kacamata yang di bawah dan terlihat remuk. Maka mama menghampiri mas Afin dan mengajak pulang.
Kalaupun kacamata ketemu pastilah sudah remuk berkeping-keping dan tak mungkin terselamatkan. Sorenya mas ditemani papa ke optik untuk memesan kacamata. Karena ini keteledoran mas yang kesekian kali (sudah beberapa kali kacamata ganti atau masuk reparasi karena mas teledor), mama meminta mas membayar sendiri ½ harga kacamata-nya dengan uang saku mingguan yang dicicil.
Mas menyanggupi karena memang merasa bersalah. Sebenarnya bukan soal uang, tetapi biar menjadi pelajaran bagi mas untuk bisa bertanggungjawab dan serius dalam menjaga barang pribadinya. Kamu harus banyak belajar dari hal-hal yang kamu alami nak.**
0 komentar:
Posting Komentar