Bersepeda ke sekolah bukan merupakan perkara mudah. Jalur yang dilalui sebelumnya di survei oleh papa supaya memenuhi syarat aman, dekat dan mudah. Syarat ini diterapkan agar mas Afin dan mbak Alma menikmati betul perjalanan baik pergi maupun pulang. Ada 4 alternatif jalur dengan sepeda yang ditempuh guna mencapai sekolah.
Pertama yakni tugu lilin, transito, Solo Square, Gremet dan Manahan. Kedua, tugu lilin, transito, pasar buah, Gremet dan Manahan. Jalur ketiga tugu lilin, transito, pasar buah, Purwosari, Brengosan dan Manahan. Serta keempat tugu lilin, Jongke, Purwosari, Brengosan dan Manahan. Dari keempat jalur itu, alternatif jalur 1 yang hambatannya minim. Relatif aman dan jaraknya terdekat dibandingkan lainnya.
Hambatan yang agak merepotkan yakni melompati double track jalur kereta api di transito Pajang. Lumayan berat juga angkat sepeda 2 kali. Itu paling memungkinkan dibandingkan 3 jalur lain yang lebih jauh dan tingkat keramaian untuk menyeberang agak riskan. Apalagi jalur keempat menyeberang Purwosari yang terdapat 4 lintasan kerawanan ketika berangkat.
Untungnya mas Afin dan mbak Alma bersedia melalui jalur 1. Tantangan lain selain keramaian yakni panas dan hujan. Entah berapa kali kayuhan harus dipelankan, berhenti untuk rehat, minum atau jajan karena kerongkongan kering maupun lelah. Belum lagi kalau hari olahraga, pramuka, les yang pulangnya sore hari. Masih mending saat hujan, enak dan adem.
Rupanya bersepeda ke sekolah menarik perhatian teman mbak Alma kelas VII C. Tadi pagi mereka janjian untuk bersama ke sekolah. Maka disepakatilah tempat janjian untuk bersepeda bersama ke sekolah. Lumayan jauh, 6 km mencapai sekolah. Tetapi itu semua demi masa depan dan cita-cita kalian.
0 komentar:
Posting Komentar