Pasca letusan gunung kelud, semua sudut rumah mulai atap/gendeng, teras, jendela, pojokan, kamar dan lainnya terasa kasar. Maklum, debu memenuhi semua ruang yang ada. Mama harus bolak balik menyapu. Mbak Alma membantu papa bersihkan genteng untuk mencegah air tidak tertampung ditalang karena dipenuhi pasir.
Mas Afin sempat drop kesehatannya sebab banyak menghirup abu sehingga batuk. Sudah diperiksakan ke Puskesmas dan diminta selalu memakai masker. Bapak-bapak lingkungan merencanakan kerja bakti agar debu tidak masuk selokan yang bisa berefek lebih berat.
Hari Sabtu, mbak Alma turut naik genteng mengangkut air, menyapu talang dan memasukkan pasir ke plastik. Sementara papa menyapu genteng. Mama dibawah tetap saja bersih-bersih. Dalam 1 minggu entah berapa kali mama nyuci motor. Maklum, beliau orang yang ga betah lihat kotor jadi bawaannya pegang sapu terus.
Minggu pagi, mas Afin turut membantu papa pada kerja bakti menyapu jalan. Semangatnya luar biasa walau batuk masih mendera. Rupanya ada menu makan siang yaitu makanan cepat saji dari kampung, tambah senang. Setelah dibersihkan, siang hujan deras dan otomatis semua pasir diatas genteng terbawa ke bawah. Cipratannya kemana-mana dan meninggalkan noda.
Lagi-lagi mama turun tangan. Pelataran samping tertutup pasir dan menjadikan batu putih bertambah kotor. Mama, mbak Alma dan papa kembali turun tangan menyingkirkan pasir dari atas batu disamping rumah. Entah masih butuh waktu berapa lama lingkungan bersih seperti semula.
0 komentar:
Posting Komentar