Saat kami akan merebahkan badan Jum'at malam, tiba-tiba mas Afin mengaduh kesakitan. Lantas mama papa temui dan dia mengeluhkan telinga kirinya sakit seperti ditekan. Papa meminta untuk tidur supaya tidak terasa. Namun tidak sampai 5 menit, mas menjerit lagi lebih keras dan terdengar tangisannya. Buru-buru mama papa menghampiri dan menanyakan yang terjadi.
Bertiga kemudian pindah ke depan tv, mama langsung cek via internet cara meredakan sakit. Kami langsung berpikiran kemungkinan kemasukan serangga. Beberapa menyarankan merendam telinga dengan air hangat agar serangga mati atau bergerak keluar. Dicoba beberapa kali, tak ada yang keluar dari telinga bahkan lebih merasa sakit bila tak direndam air. "Seperti ada yang bergerak di gendang telinga" ungkap mas Afin.
Makin larut dan lewat dinihari, upaya meredakan sakit tak kunjung berhasil. Mama bahkan meminta dibawa ke RS saja pukul 03.00 itu. Papa ingin pagi sekalian toh tak ada spesialis THT malam itu. Rintihan rasa sakit terus terdengar dan hampir tak tidur kami bertiga. Paling sesekali terlelap dan terbangun mendengar suara mas Afin. Pagi, papa membawa mas ke RS dan diperiksa oleh spesialis THT.
Dari indikasi awal sepertinya bukan disebabkan serangga. Amandel membesar, disertai pileg dan batuk. Dikter Edy meminta di rontgen supaya terlihat jelas penyebabnya. Rupanya penyebab telinga sakit karena melelehnya ingus ke gendang telinga akibat adanya sinus. Sinus disebabkan pilek terlalu lama dan tidak sembuh sehingga mengendap di rongga dalam hidung.
Lelehan itulah yang mengalir ke gendang telinga serta menyebabkan rasa sakit. Dokter menyarankan dibersihkan sekalian di operasi agar kasusnya tidak berulang. Berhubung jelang UTS, papa meminta obat sementara. Telinga mas sempat disedot cairannya dengan alat. Mama dan papa berpandangan amandel tidak diambil karena itu sistem kekebalan tubuh dan dibutuhkan second opinion untuk masalah ini.
0 komentar:
Posting Komentar