Akhirnya mbak Alma dinyatakan tidak apa-apa. kakinya cuma memar alias trauma karena benturan dengan batu. Sebelumnya memang dinyatakan retak oleh dokter jaga bahkan ditiga tempat. Mama papa was-was kalau terjadi apa-apa. Ditambah Minggu malam mama berangkat ke Wonosobo. Maka papa yang anterkan ke RSKU di Kartasuro.
Sebelum ke Kartosuro, papa siang membelikan kruk di Notoharjo. Habis kalau di toko perlengkapan kesehatan kan mahal. Belum lagi kami berharap tidak akan dipakai selamanya. Sesaat setelah nomor urutnya dipanggil, mbak masuk keruang periksa bersama 6 pasien lain. Waktu nunggu, ada seorang ibu berteriak kesakitan dan membuat mbak Alma ketakutan.
"Oh ini tidak apa-apa wong digerakkan saja ga sakit. Kruk tetap dipakai sekitar 10 hari. Obatnya pil atau sirup"? tanya dokter Pamudji Sp T. Karuan mbak Alma minta sirup. Sesampainya dirumah, semua keperluan diladeni mas Afin. Mulai ambil handuk, naruh cucian sampai Selasa pagi waktu menyiapkan makan, digorengkan telur oleh mas.
Mereka berdua ke sekolah diantar papa karena memang kakinya sakit. Tapi Senin pagi mas Afin bersepeda sebab tidak mungkin memboncengkan 3 orang yang salah satunya pakai kruk. Disekolah mbak Alma sempat geger karena Vivi temannya menyampaikan mbak Alma cidera retak tulang punggung dan kaki kanan. Padahal dalam sms ditulis retak punggung kaki kanan.
Selasa sore saat mengobrol santai, dik Adhan tetap masih dijauhkan dulu. Memang memakai kruk ga nyaman dan mbak Alma lebih suka tak menggunakannya. Hingga sore, persiapan mandi masih dilayani mas Afin hingga kemudian mbak Alma berujar "Pah, mas Afin baikkan yah bantuin aku"
0 komentar:
Posting Komentar