Seperti biasa, menggali informasi mengenai apa yang dialami mbak Alma untuk dituliskan disini sulit sekali. Pasca dijemput dari Pesantren Kilat di SD DJI, tidak banyak info yang digali. Papa perlu menanyakan ini itu berulang. Jawaban yang sering keluar seperti biasanya, "ya gitu gitu" thats its.
Beberapa guru seperti pak Ali, pak Rois, pak Syafii juga tampak disekolah saat pembubaran PesKil. Mbak Alma masih dikenal mereka terbukti langsung memanggil dengan "Ma (Alma)". Sempat ditanya apakah masih menulis buku? eh enak aja jawab nggak. Padahal belum 10 hari lalu Novel barunya lolos di Tiga Serangkai.
Berhubung baru bergabung di Peskil kali ini, status mbak Alma jadi Visitor terutama ya bantu-bantu di sekretariatan. Jadi kalau ada orang tua siswa anter kasur, antar tas, antar bantal, antar hp, antar makanan atau lainnya. Nah mbak Alma yang menulis dikertas untuk ditempel dibarang itu, ditujukan buat siapa kelas berapa.
Kebetulan ada yang baik hati ngasih sekotak roti coklat untuk sekretariat. Pak Ali, bekas wali kelasnya di kelas VI serta guru les jelang UN sempat nanya apakah di MTSN bisa dapat ranking. Dengan pede mbak jawab dapat, ketiga belas. Padahal yang dimaksud dapat ranking ya setidaknya 10 atau 5 besar. Pak Ali langsung nyahut "itu namanya ya bukan dapat ranking".
Untungnya dilanjutin dengan pertanyaan berapa rata-rata yang didapat, lantas mbak menjawab 85 lebih. Kaget pak Ali dan guru lain mendengarnya sebab tak menyangka diluar 10 besar saja masih dapat 85. Memang sepertinya ada kenaikan yang cukup signifikan prestasi MTSN 01 Surakarta sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar