Wah diceritain kejadian adik menjambak temannya membuat papa
kaget. Koq bisa ya? Padahal dia termasuk anak yang pendiam dan ga suka ribut
sama orang lain. Rupanya yang dijambak memang teman yang sama-sama badannya
kecil, namanya Afril. Sebenarnya Afril ini baik wong beberapa kali dik Adhan
ditraktir. Papa saja sampai berpesan boleh ditraktir kalau hari sabtu saja.
Masalahnya iya kalau ortunya faham itu maunya Afril, lha
kalau dipikir Adhan yang minta kan bahaya. Adhan sih bilangnya “Lha Afril yang
ajak ayo tak beliin jajan, kamu maunya apa”? Gubrakz. Namanya saja anak kecil
ya pasti mau.
Kembali ke soal awal, mereka pernah duduk bareng cuma
akhirnya dipisah sama pak Bun. Karena banyak cerita dan tugas dari pak Bun ga
selesai dikerjakan. Sepertinya sering telat menyelesaikan tugas ini membikin
Afril bête sebab Adhan ga bisa diajak ke kantin beli jajan. Berucaplah Afril
kalau Adhan suka telat dan selesai paling akhir.
Eh teman-temannya ada yang bela Adhan, ada juga yang
dorong-dorong Afril. Entah apa yang dipikir Adhan pun menjambak Afril sehingga
anak ini nangis. Afril sempat menarik baju Adhan tapi tidak memukul.
Dengan kejadian ini, kami semua bilang ke Adik untuk meminta
maaf ke Afril. Sejak kecil memang anak-anak dididik untuk tidak berulah duluan.
Tapi bila ada anak lain berulah ya harus dibalas. Tidak boleh dibiarkan. Akibat
dari perbuatannya, papa tidak mau diajak bersepedaan sore hari. Adik terlihat
merasa bersalah dan berjanji senin akan meminta maaf.
Ealah koq sempat-sempatnya dia berpikir menjambak yah.
Sewaktu ditanya mencontoh siapa, jawab Adhan ga tahu. Hmmmm mungkin tindakan
spontan karena teman-temannya provokatif juga.
0 komentar:
Posting Komentar