Bertemu saudara sepupu cuma sebentar sebab Naya esok harinya
sudah harus perjalanan ke Brebes. Jadi ga banyak yang diperbinjangkan oleh dik
Adhan. Esoknya juga bingung mau bermain apa. Awalnya mainan sepeda roda 4 namun
papa melihat bila nekad dinaiki akan berbahaya sebab 2 roda kecilnya tidak
stabil sehingga mudah ambruk.
Papa coba membetulkan namun posisinya selalu tidak pas.
Kalau tidak terlalu tinggi dan membahayakan, ya posisi standar yang membuat
adik tidak belajar naik sepeda. Akhirnya papa memutuskan untuk dilepas. Melihat
caranya berkendara, papa cukup optimis adik bisa diajari naik sepeda roda 2
secepatnya.
Dik Adhanpun dipanggil dan diminta naik. Awalnya
mewanti-wanti untuk memegangi sepeda supaya dia tidak terjatuh. Setelah 2 kali
PP, papa diam-diam melepasnya tanpa sepengetahuannya. Akhirnya adikpun
bersepeda dengan nyaman. Kesulitan yang beberapa hari kemudian dihadapinya
yakni awal menggenjot.
Berkali-kali dik Adhan tidak cukup yakin dengan awal
kayuhannya. Bahkan sempat terjatuh ketika posisi sepeda miring hampir
menyenggol mobil di garasi. Untungnya mental cukup bagus, dia bangun lagi dan
belajar.
Begitu sampai rumah di Solo, papa langsung melepas dua roda
kecil di sepeda dik Adhan. Meski masih sama seperti ketika memakai sepeda dik
Naya, dik Adhan tidak putus asa. Mencoba, mencoba dan mencoba lagi tanpa pernah
mudah menyerah. Semangat yang tidak terlihat seperti ketika kedua kakaknya
belajar sepeda.
Proses belajarnya relative cepat bahkan cuma 2 hari saja
sudah berani dilepas sendiri. Dulu seingat papa kedua kakaknya 4-5 hari baru
dilepas bersepeda sendiri. Alhamdulillah, lancer bersepeda dengan baik dan
tanpa hambatan. Kini setiap ada yang keluar rumah, dik Adhan ingin ikut dengan
memakai sepeda sendiri. Asyik kayaknya kalau dik Adhan ikut bersepeda bersama
di Car Free Day.
0 komentar:
Posting Komentar