Sering
juga ketika sudah pulang malam aku masih menonton Mahabharata, walaupun badan
dan otak sudah tidak bisa diajak kompromi untuk belajar, tapi masih bisa diajak
kompromi ketika menonton tivi atau main hp. Atau memang aku yang malas belajar
aku juga tidak tahu hehe. Setelah selesai Mahabharata sekitar jam 10 malam, aku
baru beranjak tidur.
Aku
juga sering memaksakan diri untuk bangun lebih cepat dari biasanya sehingga
dikelasl aku tidak mampu konsentrasi mengikuti KBM secara penuh. Terkadang kalo
sudah tidak kuat, aku tidur saat KBM. Malah sudah sekali ini, aku ijin sakit
dan tidur di UKS karena kurang tidur. Tapi aku tidak sembarangan ijin, aku juga
melihat waktunya. Saat aku ijin ke UKS waktu itu, kelas 11 fullday sedang
mengadakan kunjungan ke Semarang. Sehingga jika dihitung-hitung banyak guru
yang absen untuk mengajar walaupun tidak semuanya. Dan dengan segera aku memanfaatkan
kesempatan yang langka bagi kelas 12 itu untuk beristirahat di UKS karena KBM
jelas tidak mungkin berjalan maksimal seperti biasa.
Tidak
tiap hari aku ikut mengawasi latihan calon pengurus OSIS, karena harus
diselingi pulang untuk beristirahat, sekalian menjemput adikku. Juga tak lupa
makan dan mandi dirumah. Rutinitas yang sampai malam ini ternyata membuatku
lebih boros. Beberapa kali aku habis 7-10 ribu sehari, itupun membawa bekal.
Memang benar kalo belajar lebih menguras energy sehingga aku sering lapar di
sekolah. Kadang saja aku makan bekalku saat istirahat pertama, padahal dari
rumah sudah sarapan.
Tapi
mulai akhir ini aku mencoba mengurangi bibit sifat borosku. Sehingga, kuatur
tiap istirahat 1 tidak jajan sama sekali. Aku mencoba menahan diri untuk tidak
jajan sekuatku. Istirahat kedua atau saat jam kosong setelah istirahat pertama
aku baru makan sebagian atau kuhabiskan bekalku, kemudian saat sore aku baru
jajan tetapi tidak mengeluarkan uang yang banyak, toh sampai malam pun uang
saku juga tidak bertambah hehe..(nasib anak sekolah :v)
Dan
kadang yang harus benar-benar aku tahan ialah minumku. Terkadang kalau aku
lapar aku menahannya dengan minum yang kubawa dari rumah. Tapi terkadang entah
emang sifat teman-temanku yang sudah akrab denganku sehingga tidak malu untuk
minta minumku tiap hari atau akunya yang terlalu baik, yang jelas belum sampai
istirahat kedua minumku sudah habis. Apalagi saat ada jadual olahraga. Belum
istirahat pertama saja botolku sudah kosong. Itu yang cukup menggangguku. Aku
harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli minum, walaupun hanya 1000 atau
2000 tapi bagiku sudah cukup banyak jika aku membawa minum sendiri, beda kalau
aku tidak membawa.
Kalau
menurutku lapar masih bisa ditahan dengan minum air, tapi kalau haus nggak
bisa. Kalau lapar mungkin ada sedikit nafsu untuk jajan, tapi kalau haus emang
benar-benar kebutuhan diri kita. Makanya kalo kita berolahraga, laparpun
biasanya terjadi setelah selesai berolahraga. Tapi jika ditengah-tengah
aktivitas olahraga, haus jelas tidak bisa ditahan. Karena air memang sebagian
besar komponen dalam tubuh kita.
Memang
kalau dilihat, beban kelas 12 lebih berat daripada saat aku masih duduk di
kelas 11. Tetapi sampai saat ini, aku menikmatinya. Mungkin dalam menghadapinya
agak berbeda daripada saat aku masih kelas 3 smp, bahkan 6 sd. Karena sebentar
lagi aku benar-benar mencoba kehidupan yang baru lagi, yang kemungkinan aku
akan jauh dari orang tuaku yaitu kuliah. Kalau aku lihat diriku, aku jelas
belum bisa disebut mandiri karena kadang aku masih mengandalkan egoku dan belum
bisa mengatur dengan baik waktuku.
Baru
5 kali ulangan saja aku tidak yakin kalau geografiku nggak remidi (semoga besok
memang nggak remidi hehe). Dalam tahun ajaran baru ini saja mendekati UTS 1 aku
malah ketagihan mengikuti lomba mewakili sekolah. Aku ingin memaksimalkan
kesempatan meraih prestasi non-akademikku sehingga besok jika penerimaan calon mahasiswa
aku punya nilai plus yang tidak dimiliki calon mahasiswa lain, dengan kata lain
peluangku diterima di universitas lebih besar.
Dulu
aku minder untuk ikut lomba, tapi setelah dorongan diriku dan motivasi orang
tuaku, plus setelah akhirnya aku bisa menjuarai satu lomba walaupun tidak bisa
dibilang wah, tapi aku yakin jika hal itu bisa membuka jalanku ke depannya. Dan
semoga dengan berjalannya waktu ini, aku bisa memanfaatkan waktuku sebaik mungkin
agar bisa mendapat apa yang kuinginkan dengan maksimal. Sehingga pada akhirnya
aku bisa diterima di perguruan tinggi favorit dan siap menjadi calon mahasiswa
baru yang mandiri yang siap untuk menjalani kehidupan yang baru dan lebih
menantang daripada hidup di lingkungan ‘seragam abu-abu’. Dan akhirnya bisa
membahagiakan kedua orang tuaku tentunya. Aamiin.