Kemaren mama berangkat ke Menado untuk pekerjaannya selama beberapa hari. Kami semua merasa tak nyaman dengan kepergian mama tapi mau bagaimana lagi. Pagi, ketika mas Afin dan Mbak Alma pergi ke sekolah, pelukan hangat mereka berikan pada bunda tercinta. Beranjak pukul 07.30 giliran dik Adhan yang dipamiti dengan pelukan erat. Ah akhirnya tangisnya pecah karena masih mau dalam dekapan mama.
Waktu terus berjalan dan kondisi rumah tanpa mama benar-benar tak mudah. Apalagi rumah masih dibenahi kamar mandi dan penataan beberapa sudut ataupun eksterior rumah. Otomatis papa bolak balik membeli dan memasang sesuatu sehingga bisa lebih nyaman untuk ditinggali. Aktivitas yang kami jalani seiring dengan perjalanan mama nun jauh disana. Kala senja datang, saat itu pula kabar mama sampai tempat tujuan. Kami lega mendengar berita itu.
Berangkat malam, rupanya dik Adhan mulai merasa kangen pada mamanya. Tidak mudah membuat dirinya nyaman bersama mbak Ida atau kakak-kakaknya. Kalau toh pun mau hanya sebentar. Papa yang seharian kesana kemari dan melakukan pemberesan hasil kerjaan tukang sudah hampir habis tenaganya. Makan siang pun dikerjakan pada pukul 19.00. Mau gimana lagi, dengan tidak adanya mama memang semua repot.
Pada malam harinya, dik Adhan memang agak sedikit membuat kami semua kewalahan. Rasa kantuk yang menyerangnya tak membuat segera tertidur. Dia terus mencari mamanya. Untung itu tak berlangsung lama. Meski demikian, sesekali dirinya terbangun tengah malam mencari nenen ibunya seperti hari-hari biasa. Untung tidak begitu lama, Adhan nyenyak kembali. Giliran mas Afin yang biasanya semalam cuma bangun 1 kali, malam ini bisa sampai 3 kali.
Saking lelahnya papa, mas Afin yang manggil-manggilpun tak terdengar. Karena yang diharap tak kunjung datang, menangislah mas Afin. Mbak Alma rupanya terganggu dengan tangisan itu dan bilang akan mengantarkan kakaknya ke bawah (dimana papah tidur). Hingga pagi, mas Afin tidur disamping papa.
Pagipun tiba dan semua berbenah mempersiapkan hari dengan ceria. Tak disangka, mas Afin mengalami pusing dan badannya terasa panas. Dia meminta ijin untuk tak masuk sekolah. Alhamdulillah, siang ini badan mas Afin sudah lumayan tak panas lagi. Semoga kondisinya membaik sehingga hari-hari tanpa mama yang masih sampai Sabtu depan bisa dilewati dengan ceria. Mama, tak ada dirimu sungguh luar biasa beratnya.... kami tak biasa....
0 komentar:
Posting Komentar