Saat awal masuk semester genap ini mbak Alma bercerita bahwa akan ada tes internasional untuk memilih anak berprestasi yang akan diikutkan lomba. Tak jelas lomba apa dan kapan, hanya akan ikut lomba. Itu saja. Rupanya mbak Alma cukup tertarik dengan iming-iming ini sehingga dia berhasyat lolos. Sepertinya, lolosnya mas Afin untuk ikut cerdas cermat mewakili sekolah menarik minatnya.
Mama berpesan supaya rajin belajar dan berdoa bila ingin lolos. Selain itu, soal yang bakal diberikan tentu tak mudah. Menurut mama papa, secara harfiah tak ada peningkatan kuantitas belajar. Mama papa berusaha memaklumi dan hanya mendoakan semoga mampu menjadi terbaik di kelasnya.
Pasca tes, mbak Alma bertutur bahwa soal yang diberikan cukup sulit. Tidak hanya ada yang belum diajarkan namun ada yang difahami sulit. Karena berkeinginan lolos, semua dikerjakan. Hanya itu. Setelahnya tak ada kabar apapun tentang hasil test atau koreksi atas soal yang diberikan. Mbak Alma menunggu dengan was-was.
Hari berganti dan seperti lupa sehingga berjalan laksana hari lainnya hingga tiba-tiba waktu dijemput raut mukanya sumringah gembira. Papa kaget dan sebelum menanyakan, mbak Alma sudah berkata "Alhamdulillah aku masuk lima besar pah" seru mbak Alma sembari membenahi tempat duduk di jok motor.
Kegembiraan papa diikuti ucapan Alhamdulillah dan menanyakan beberapa temannya yang lolos. Rupanya ada 4 anak lainnya yang juga bakal ikut les tambahan. Bagi anak yang lolos diberikan les tambahan tiap senin dan pulang pukul 16.15. Tambahan yang lumayan lama sebab hari itu harusnya mereka pulang pukul 13.30.
Kini, sudah 2 kali mbak Alma menjalani tambahan pelajaran hari Senin. Memang melelahkan tidak hanya fisik namun juga psikis. Maka mama dan papa memberi wejangan atas tantangan itu dan menegaskan tetap dalam tim itu adalah pilihan. Setiap pilihan pasti ada resikonya, tidak hanya yang menjalani tapi berpengaruh pada semua anggota keluarga.
Semoga tambahan bekal itu menambah pengetahuannya sehingga dapat dimanfaatkan kelak. Mama papa tidak muluk-muluk harapannya, hanya berdoa mbak Alma bisa melakukan terbaik sesuai apa yang dikuasainya. Mas Afin bahkan jadi mentor matematika bagi mbak Alma serta kelucuan dik Adhan sebagai pelepas lelah. Berprestasilah nak....
0 komentar:
Posting Komentar