Sabtu pagi berjalan seperti biasanya. Mas Afin, mbak Alma dan dik Adhan beraktifitas dengan normal. Saat pulang sekolah mas Afin mengeluhkan perutnya yang sakit. Awalnya oleh mama diberi penghangat botol yang diisi air panas. Beberapa kali memang mas Afin suka kram perut terutama bila malam.
Terbangun tiba-tiba, menangis dan memegang perutnya yang sangat kencang. Bila begitu maka diberi balsem atau minyak angin. Selang beberapa waktu akan mengendur dan dilanjutkan tidur kembali. Rupanya siang itu meski sudah diberi balsem atau air hangat tetap saja sakit bahkan terus menangis.
Memegang perut dan merintih tak usai. Mama papa jadi khawatir yang kemudian diputuskan membawa mas ke rumah sakit. Saat ditanya apakah masih sanggup membonceng, mas mengiyakan. Dengan diantar papa, meluncurlah ke rumah sakit terdekat dan sudah familiar dengan kami.
Sembari menunggu antrian sesekali mas meringis menahan sakit. Papa tambah was-was takut terjadi sesuatu yang diinginkan. "Anak Anugrah" demikian perawat memanggil. Masuklah kami keruang rawat dan papa menjelaskan keluhan yang dialami. "Oh tidak pusing atau muntah ya pak" ucap dokter memastikan.
Menurut dokter itu, hasil diagnosa menyatakan belum BAB yang membuat rasa sakit diperut. Supaya cepat sembuh harus dirangsang BAB yakni dengan menyemprotkan cairan. "Sakit ga?" tanya mas sembari was-was. "Nggak koq, sebentar saja nanti akan merasa BAB" kata dokter yang masih muda.
Kami dirujuk untuk ke IGD guna penyemprotan cairan. Proses penyemprotan berjalan cepat dan tak sampai 5 menit mas sudah merasa ingin BAB. Di toilet, agak lama juga ya sekitar 6 menit. Mas Afin keluar dengan wajah lega. Kami bersyukur pasca keluar toilet rasa sakit perut sudah banyak berkurang.
Nah rupanya untuk BAB di rumah sakit itu biayanya sampai Rp 130 ribu. Untuk daftar Rp 20 ribu, cairan perangsang BAB Rp 40 ribu dan obat rawat jalan Rp 70 ribu. Tapi tak mengapa yang penting tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan sehingga mas harus rawat inap. Wajar saja mas merasakan hal itu karena dia rutin BAB tiap pagi.
0 komentar:
Posting Komentar