Sungguh kejutan demi kejutan kau sungguhkan dan membuat kami terus menerus terkejut bahagia. Apalagi setelah dirimu mulai memasuki sekolah. Berbeda dengan mas Afin dan mbak Alma yang ketika pulang sekolah dari PAUD bisa bercerita tentang apa yang dialami namun dik Adhan lebih sering diam dan jawab seadanya, "Main sama temen-temen". Itu saja.
Tetapi beranjak siang atau sore, tiba-tiba mendengdangkan sesuatu atau berkata yang kami semua tidak mengajarinya. Sungguh luar biasa. Misalnya tiba-tiba dia bilang "tepuk kereta api, tut tut tut.... ejes... ejes... jenggleng". Awalnya susunan katanya tak jelas dan mbak Alma menceritakan ke kami saat pulang kerja. Ah benar, itu jelas tepuk kereta api.
Demikian pula melafalkan doa pulang, atau nyanyian yang sungguh-sungguh ingin kami mengerti namun gagal faham. Kami semua ingin mendampingi agar dik Adhan selalu hapal dan bisa mengikuti bermain di PAUD secara baik. Tekad, keberanian dan kemandiriannya lebih dibanding kedua kakaknya dan inilah yang perlu terus didukung. Terlihat encernya otak yang mampu merekam banyak hal.
Tidak sedikit teman-temannya diawal menangis dan membuat dik Adhan tidak nyaman. Dia terlihat gelisah, cemas dan was-was meski dia tidak menemukan apa yang membuat was-was. Maklum namanya anak kecil, lingkungannya pada menangis ya dia ikut khawatir. Semoga makin hari makin semangat dan bisa menangkap berbagai hal yang dicontohkan guru-gurunya di tempat bermain.
0 komentar:
Posting Komentar