Suatu sore tiba-tiba mama bilang ke papa bahwa mas Afin berkeinginan belajar naik motor lagi karena teman-temannya sudah banyak yang bisa. Papa menangkap keinginan itu diutarakan dengan maksud yang baik. Hal itu direspon papa dengan mengajarinya sore keesokannya. Beberapa waktu lalu mas Afin memang sudah pernah diajari.
Dulu pernah naik motor pada jelang buka puasa makan soto didaerah stasiun Gawok. Atau malam hari di rumah mbah. Berdasarkan evaluasi papa saat itu, mas Afin belum siap. Terbukti dengan langsung berusaha melajukan kendaraan. Atas tindakan tersebut, papa menghentikan belajarnya sebab secara mental menandakan mas Afin belum siap.
Kemudian ketika berjalan, papa akan memegang lengan mas Afin terasa kaku dan kencang atau tidak. Hal itu menandakan secara mental nervous atau tidak. Sewaktu sudah tidak tegang maka papa membiarkan mas Afin mengendarai sendiri. Papa menyiapkan batu bata zig zag dan mas diminta melewati secara perlahan dan tidak boleh menyenggol bata.
Sesekali papa cek leher berkeringat tidak, serta jantung berdegup kencang atau biasa. Hal ini menandakan kesiapan mental mas Afin dalam berkendara. Masih ada tahapan yang perlu diuji dalam berkendara misalnya melewati garis jalan yang kecil, melewati 2 batu kecil atau melintasi papan. Ini penting sebagai kesiapan keseimbangan yang dimiliki mas Afin. Bila semua ujicoba itu terlewatkan maka ijin mengendarai akan diberikan.
0 komentar:
Posting Komentar