Mengajari beribadah salah satunya Sholat menjadi kebiasaan rutin dalam rumah kami. Bukan dengan tutur kata, duduk manis di kursi, khotbah atau ceramah. Melainkan dengan tindakan maupun perilaku. Ini semua dijalani sejak mas Afin kecil hingga sekarang. Caranya dengan beribadah berjamaah rutin setidaknya setiap maghrib.
Rutinitas itu dimulai dengan berwudlu, sholat jamaah, wirid kemudian ditutup dengan mengaji. Alhamdulillah kebiasaan kami mampu diikuti si kecil. Dulu memang mengambil wudlu dengan di wudlu kan oleh mama atau mas dan mbak. Tetapi sekarang dik Adhan sudah berniat melakukannya sendiri.
Biasanya didahului dengan buang air kecil. Karena takut basah, celana pendek dilepas dan lengan dilipat ke atas. Menggelikan sebenarnya melihat cara wudlu dik Adhan. Sebab posisi jongkoknya terlalu rendah bahkan beberapa kali mau kejlungub (terjerembab). Tata cara berwudlu yang dicontoh biasanya mas Afin yang rutin membasahi rambutnya.
Memang sih tak jarang kaos atau celana dalamnya basah. Itu sudah resiko dari belajar. Mama berkali-kali mengganti pakaiannya. Tata cara wudlu cukup runtut dimulai dengan berkumur (meski ga ada air masuk mulutnya tetap dikeluarkan). Telapak tangannya belum menutup untuk menampung air wudlu. Lalu membasuh muka, membasuh kedua tangan, membasahi rambut (sayangnya belum membasahi ubun-ubun), membasahi kedua telinga dan diakhiri membasahi kaki.
Paling tidak, dik Adhan telah memulainya dengan baik. Dia pembelajar yang luar biasa bagi kami. Hal ini sekaligus mengingatkan kami untuk hati-hati bertutur dan bertindak supaya hal-hal yang tidak sepantasnya tidak dikerjakan dik Adhan. Semoga kelak jadi anak Sholeh ya nak.
0 komentar:
Posting Komentar