Mengaji setelah sholat berjamaah telah dibiasakan dalam rumah. Selain merupakan perintah agama, mengaji setelah sholat wajib tentu menambah pahala. Apalagi salah satu riwayat menuturkan bahwa rumah yang tidak pernah terdengar suara mengaji seperti kuburan. Hal ini terungkap dalam sebuah pengajian rutin dilingkungan rumah kami.
Alhamdulillah, ibadah itu telah rutin kami lakukan sejak anak-anak mulai tumbuh dan bersekolah. Dulu memang hanya mas Afin dan mbak Alma yang rutin mengaji. Tetapi sekarang semuanya termasuk dik Adhan. Mas Afin dan mbak Alma bahkan sudah khatam ketiga kalinya. Sebuah prestasi yang membanggakan bagi mama papa.
Tidak mudah menjaga rutinitas itu. Kini kebiasaan mengaji sudah ditiru si kecil, dik Adhan. Tidak ada yang menyuruh. Dia berinisiatif sendiri meniru kedua kakaknya. Lantas tiap selesai berdoa, papa mengajari mengaji menggunakan Iqra. Mungkin sudah sekitar enam bulan lalu mengaji dan kini menginjak Iqra jilid 2. Karena masih usia 4 tahun, prosesnya memang lebih lama.
Dik Adhan belum bisa membedakan huruf arab gandeng dengan tidak. Sehingga papa mengajarinya dengan membolak balik contoh huruf arab jika single (tidak digandeng). Otomatis prosesnya jauh lebih lama namun tidak masalah. Belajar itu jauh lebih penting proses dibandingkan dengan hasilnya. Mama papa bahagia melihat hasil belajar mengaji mas Afin dan mbak Alma.
Kini mereka telah fasih membaca Al Qur'an maupun bahasa Arab. Secara teknis, mas Afin jauh lebih cepat belajar dan menangkap pembelajaran. Bahkan untuk seluk beluk kosa kata bahasa Arab, mas Afin melebih semua yang dirumah. Makanya kalau menanyakan sesuatu, ya mas Afin harus tanya teman papa yang bisa sebab papa sendiri tak bisa menjawabnya.
0 komentar:
Posting Komentar