Rupanya benar-benar musim hujan yang agak rawan penyakit. Pertengahan Januari papa kembali berkunjung ke Pekalongan dikarenakan simbah putri gerah. Kata mbah Kung, awalnya asam urat tapi kemudian lambungnya luka. Akibatnya makanan sulit masuk dan muntah terjadi. Kalau tidak ada makanan ya lemes.
Setelah mbah membaik, papa kembali ke Solo 14 Januari kemarin. Hari Jum'at papa berkendara ke Jogja dengan niat bertemu temannya yang datang dari Wonosobo. Mama sudah meminta papa naik kereta atau bus. Namun menurut papa akan kesulitan mencari lokasi sewaktu tiba di Jogja. Kira-kira habis Maghrib papa sampai kembali ke rumah dengan selamat.
Tak banyak bermain, karena kelelahan papa tertidur sesaat setelah bermain sama adik. Paginya, tubuh papa panas tinggi. Di ukur memakai termometer mencapai suhu 38,4 C. Badan katanya pegal dan linu meski tidak mual, tidak pusing serta tidak muntah. Masih mau maem juga. Seharian papa tiduran di kamar dengan berselimut tebal.
Minggu pagi juga masih sama sehingga mama meminta papa berobat ke Kasih Ibu tapi tidak mau. Panas sempat meninggi menjadi 39 C. Meski berkurang porsi makannya, namun masih tetap mau makan. Malamnya coba periksa ke dokter terdekat dengan rumah. Wah rupanya papa kena virus yaitu campak. Sebab ada bintik-bintik merah di sekujur tubuhnya.
Awalnya kami agak was-was, takut kena DB. Setelah di kasih obat, malam harinya sudah bisa tidur dengan nyenyak. Panas mulai turun dan hari Senin sudah jauh lebih berkurang. Mas Afin sempat membelikan sekaleng wafer Nissin yang memang digemari papa. Sedang adik dan mbak mendoakan agar papa lekas membaik.
0 komentar:
Posting Komentar