Bulan Ramadhan ini sebenarnya sangat istimewa bagi kami tidak hanya sebagai umat Islam namun sebagai keluarga. Pertama karena ini awal masuk sekolah bagi Mas Afin yang menginjak kelas enam. Kelas penghujung pada pendidikan dasar dan akan beranjak ke sekolah menengah. Selain itu di bulan inilah mas Afin akan berulang tahun ke 11, sudah semakin besar.
Bagi mbak Alma, inilah waktu ke 3 kalinya belajar puasa sehari penuh. Mestinya sudah semakin terbiasa menghadapinya. Bagi dik Adhan, pasca lebaran dirinya akan berulang tahun ke 2. Berbagai hal itulah yang membuat kami merasa semakin bersyukur akan bahagia yang tak pernah usai kami terima, Alhamdulillah.
Hanya saja tantangannya adalah makna puasa sebagai pembelajaran hidup bagaimana menghadapi hidup dengan lapar belum banyak ditangkap. Meski tidak banyak mengeluh seperti 2-3 tahun lalu namun memanfaatkan waktunya masih belum optimal. Tidak mudah memang menyampaikan pesan bahwa puasa mestinya menjadi pembelajaran penting.
Bukan sekedar menahan lapar dan haus, menunggu buka puasa atau terbangun ketika sahur tetapi rasa syukur dan empati bahwa diluar sana masih banyak masyarakat yang mengalaminya. Semoga pembelajaran itu segera diresapi oleh anak-anak. Menyampaikan pesan pada mereka tidak semudah membalik tangan.
Pada hari ketiga puasa ini, semua berjalan lancar. Hari pertama mbak Alma lumayan lemas jelang waktu buka tetapi setelah itu semua baik-baik saja. Yang agak berbeda memang saat dik Adhan beranjak besar membuat waktu sahur tidak bisa dilakukan bersama. Kadang mama sahur belakangan karena dik Adhan terbangun.
Itulah kami saat menjalani puasa dan saat kebahagiaan bulan penuh barakah ini hadir kondisi semakin baik. Semoga semakin hari semakin baik terutama tentang kesehatan dan rizqi yang cukup. Terima kasih ya Allah atas karunia kenikmatan yang terus mengalir dan semoga kebahagiaan kami bisa menular pada keluarga, sahabat, saudara, tetangga dan seluruh umat manusia.
0 komentar:
Posting Komentar