Mas Afin dan mbak Alma sebenarnya mengharapkan kehadiran adik baru agar semakin melengkapi kebahagiaan kami. Tentu saja papa juga ingin namun bagi mama ada pertimbangan lain. Selain umur beliau sudah lebih dari 35 tahun tentunya dik Adhan masih membutuhkan perhatian lebih.
Kalau mbak Alma ingin adik perempuan "agar pas, dua laki-laki dan dua perempuan" tukasnya. Beda dengan mas Afin yang masih ingin adik laki-laki, "biar ramai" katanya. Tak disangka ternyata dua minggu lalu ketika mama tak kunjung datang bulan maka melakukan tes kehamilan. Hasilnya positif. Papa mama untuk sementara waktu bersepakat tak menceritakan hal ini pada mas Afin dan mbak Alma.
Keputusan ini diambil untuk memberi kejutan pada mereka selain ada pertimbangan lain berkaitan dengan bulek.Tiga hari lalu mama merasa tidak enak perutnya sehingga meminta cek kehamilan pada dokter langganan. Saat di USG, berita cukup mengejutkan kami terima. Dari hasil "penerawangan", janin tidak berkembang seperti seharusnya usia 2 bulan.
"Tunggu 2 minggu lagi untuk dipantau. Kami beri vitamin penguat ya bu" kata dokter Sutrisno. Malamnya papa mama berdiskusi atas janin yang ada. Kami memutuskan untuk diambil saja karena berbagai macam alasan diantaranya 1) 2minggu lagi sudah masuk masa jelang lebaran 2) kami berencana berlebaran di Klaten lebih dahulu dan ada acara besar disana 3)Bila janin batal jadi, maka bisa keguguran tiap saat 4)Senin nanti mbak Ida sudah pulang dan lainnya.
Takutnya bila kejadian tiba2 maka akan repot entah keguguran jelang lebaran maupun saat di Klaten. Maka kami memutuskan untuk diambil segera. Jum'at pagi mama masuk klinik untuk proses pengambilan janin setelah sebelumnya konfirmasi pada dokter bersangkutan. Dokter mengijinkan proses tersebut. Tahap pertama, diberi obat untuk mempermudah operasi kecil. Dilanjutkan hingga lima kali karena prosesnya memang belum memenuhi standart.
0 komentar:
Posting Komentar