Hampir setiap sore, dik Adhan jalan-jalan memakai motor bersama papah. Kadang ditemani mbak Alma, mama atau mas Afin. Jalan-jalan sore lebih sering menyusuri tepian rel sembari berusaha menantikan saat kereta api lewat melalui jalan yang menuju ke arah gawok. Ga jauh koq paling cuma 1-2 kilometer. Bila beruntung maka akan sempat menjumpai 4-5 kereta lewat.
Tahu apa reaksi dik Adhan, tentu senang dan melambai-lambaikan tangannya. Mangkal dekat perlintasan kereta api merupakan tempat ideal apalagi ada pepohonan. Belum lagi banyak mobil lewat yang juga menarik perhatian dia. Pulangnya kadang menyusuri sawah melewati beberapa perumahan sekitar perumahan kami. Perjalanan itu dilakukan setelah mandi baik sebelum atau sesudah makan sore.
Selama perjalanan adik memerhatikan sudut-sudut jalan. Dulu lebih suka memperhatikan papan nama namun sekarang banyak melihat tiang listrik hingga berlalu dihadapannya. Tidak ada reaksi berlebihan seperti melihat kereta atau mobil box, hanya diamati secara serius pada ujung tiang. Entah apa sebabnya hingga kini kami tak ada yang mengetahuinya.
Yang jelas kami semua merangsang segala motoriknya untuk mendapat pengetahuan yang luas. Jadi bila dulu mas Afin dan mbak Alma lebih banyak eksplorasi dengan buku dan tv serta lingkungan rumah, dik Adhan mengalami lebih komplek. Sesekali pulang jalan-jalan sore mampir ke supermarket deket perumahan kami yang di bagian depannya ada mainan mobil-mobilan.
Saat pertama naik sempat menangis dan minta turun. Alhamdulillah sekarang malah minta dinaikkan. Rupanya sudah mulai menikmati mainan maju mundur yang jalannya pelan. Di zona permainan yang terletak di supermarket agak besar, dik Adhan belum mau. Sepertinya dikarenakan goyangannya lebih keras sehingga merasa tidak nyaman. Belajar atas beberapa hal memang tidak bisa sekaligus, harus secara perlahan. Belajarlah atas lingkunganmu sayang agar kau benar-benar mengenalnya
0 komentar:
Posting Komentar