Habis dari Pekalongan, kami melanjutkan perjalanan ke
Klaten. Kami berangkat Selasa (20 Juli) pagi benar dengan diantar om Febi dan bulek
Ucik. Tak terasa mungkin 8 hari berada di Pekalongan dan kini giliran
bersilaturrahim ke mbah Klaten.
Kami tenang-tenang saja karena tiket sudah ditangan dan ga
takut kehabisan. Sesuai jadual kami sampai Solo menjelang dhuhur. Awalnya mau
langsung ke Klaten namun papa harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu.
Mama kemudian bersih-bersih. Menjelang sore kami pun berangkat ke Klaten dan
dirumah simbah ada mbak Angel tentu selain simbah berdua.
Rabu pagi, kami berangkat bersilaturrahim ke rumah pakde
Bambang. Rupanya, pakde sudah masuk kerja sementara budhe Yani persiapan
syawalan di keluarga pakde Harno. Ya sudah, kami pulang menuju rumah bude Pur.
Sama saja, bude Pur sekeluarga tidak bisa kami temui. Rumahnya tertutup rapat.
Daripada pulang tanpa hasil kami mampir ke rumah mbah Gito.
Ya Allah mbah Gito putri masih sakit tiduran saja. Tatapan matanya terlihat
kosong. Kami semua menyimak penuturan mbah Gito kakung.
Alhamdulillah dik Adhan, mas Afin dan mbak Alma mau sabar
nunggu serta mendengarkan apa yang kami obrolkan. Selain ada kue tradisional
cucur juga rokok mbako membuat sendiri. Anak-akan terkejut dan melihat rokok
itu. Mereka disuguhi minuman kemasan sehingga lumayan betah. Sekitar jam 4 sore
kamipun pamit pulang ke rumah mbah.