28 Desember 2010

Kalian Bisa!

Sekolah merupakan dasar yang cukup penting untuk bekal masa depan dan setiap manusia di Indonesia akan melewatinya. Mas Afin dan mbak Alma juga melewati masa-masa sekolah dengan cukup antusias. Mereka bergembira ketika masuk sekolah atau kadang ya males-malesan sehingga akhirnya mbolos. Prestasi di sekolah juga lumayan menurut kami, papa mamanya. Hanya saja memang masih angin-anginan yang kadang naik atau turun. Jika masih giat, mereka akan belajar tanpa disuruh-suruh bahkan mulai pulang sekolah hingga akan terlelap ditengah malam.

Atau malah sebaliknya, cuma bentar buka buku pelajaran, baca dan sudah. Entah masuk atau tidak tapi kami mempercayai kalian telah belajar. Metode untuk tidak banyak menghafal namun memahami soal, cukup dapat ditransfer dari kami untuk mas dan mbak. Karena menghafal meski juga penting namun sering tidak berhasil untuk memahami esensi pelajaran. Kecuali untuk pelajaran sejarah. Mereka berdua sama-sama tertarik bila belajar tentang pemahaman. Kadang sampai papa mama susah menjawabnya.

Eksplorasi atas pengetahuan tidak dibatasi hanya pelajaran sekolah namun membaca kehidupan sehari-hari cukup penting. Kami memang memasukkan acara "tolong", "andai aku menjadi", "mrico" hingga "upin ipin" sebagai mata pelajaran sampingan. Kenapa? karena berbagai acara tersebut mampu menyampaikan pesan yang cukup jelas dan mudah ditangkap oleh otak, pikiran bahkan hati mereka. Memberi pelajaran jiwa bagi mas dan mbak alma juga tidak boleh dikesampingkan agar tak tumbuh jadi manusia egois.

Pelajaran sekolah sendiri pada masa sekarang tidak semudah saat kami kecil. Mengajari bahkan memahamkan makna atas berbagai pelajaran menjadi misi yang tetap harus disampaikan supaya esensi dari pengertian dan pengetahuan yang diterima tidak kosong. Meski awalnya cukup tertatih-tatih, alhamdulillah sekarang sudah mulai bisa menyesuaikan. Tolok ukur untuk penerimaan pelajaran ya dengan hasil tes. Alhamdulillah selama bersekolah hingga sekarang ini masih bisa mencapai standar.

Yang juga ikut didorong adalah bagaimana mempertahankannya. Tidak mudah disalip atau bahkan harus faham atas ilmu yang disampaikan oleh guru mereka. Selama ini rata-rata nilai semester bisa mencapai 80 keatas meski sesekali mas Afin menyentuh angka rata-rata 70. Artinya dia bisa menangkap pelajaran. Dia dihimpit oleh teman-temannya yang les pelajaran diluar maupun pada guru mereka. Tak jarang keluar kata-kata yang menjelaskan bahwa temannya banyak yang mendapat kunci jawaban dari sang guru.

Kami harus mensupportnya dengan tidak mencontek apalagi ikut mendapat kunci jawaban tersebut. Supaya mereka memiliki rasa percaya diri dan keyakinan bahwa pengetahuan mereka telah cukup untuk mengerjakan soal. Yang agak mengecewakan hasil test mata pelajaran matematika mas Afin untuk test semesteran I kelas lima. Nilai dibawah 50 telah memukul telak kami semua dan juga mas Afin. Setelah kami cek, memang ada beberapa soal yang harusnya benar namun disalahkan.

Beruntung ulangan harian maupun tengah semester I mampu mendongkrak nilai di raport. Ini harus dibenahi agar pada semester kedua hasilnya bisa lebih optimal. Mas Afin mendapat nilai total 1909 atau rata-rata 86,77 untuk raport kelas V semester I. Dengan nilai itu, mas Afin berada di posisi 11. Hasil matematikanya lumayan drop sehingga sulit mengatrol pelajaran lainnya. Sedangkan total nilai agama bila dibandingkan dengan teman yang lain berada di posisi kedua dan hanya terpaut satu point dengan temannya yang mendapat jumlah terbanyak pada mata pelajaran agama.

Rata-rata 86,77 lebih rendah dibandingkan hasil test tengah semester namun hampir sama dengan ujian semester II kelas IV. Dengan melihat posisi ranking 11, berarti teman-teman mas Afin mendapat nilai jauh lebih baik. Tapi tak apa, papa mama masih yakin kalau mas Afin akan memperbaiki itu semua pada semester kedua. Ini menjadi modal penting pada persiapan psikis mas Afin di tahun depan yakni kelas VI. Karena pada saat kelas VI, mas akan menempuh ujian nasional dengan standar nilai 60. Tidak mudah namun kami yakin mas Afin bisa melewatinya. Mas Afin harus tetap yakin.

Sementara itu, hasil semesteran mbak Alma untuk kelas IV semester I nilai totalnya mencapai 1680 point atau rata-rata nilainya 84 (terpaut 0,9 dari hasil semester II kelas III). Dengan jumlah segitu, mbak Alma menempati posisi ke 10 dikelasnya. Dibandingkan ujian tengah semester kemarin hasilnya lebih bagus 2 poin. Tetapi justru rankingnya lebih rendah. Ini juga menandakan bahwa teman-teman mbak alma belajar jauh lebih keras sehingga meski rata-ratanya hampir sama namun posisi peringkatnya turun dari posisi 7 ke posisi 10.

Maka dari itu semua anakku, belajarlah yang rajin agar kedepan hasilnya bisa lebih optimal dan sesuai kapasitas otakmu. Papa mama hanya bisa mendoakan agar kedepan nilai raport bagus serta perilaku kalian sama dengan nilai yang didapat. Tidak mudah namun dengan bekerja keras kalian akan mampu mewujudkannya. Wong mas dan mbak juga bisa membuktikan, dulu pernah meraih posisi ke 2. Bagi papa mama, landasan nilai bagus itu harus didapat dengan jujur dan tak boleh curang. Yakinlah nak, kalian bisa....

21 Desember 2010

Saat tak ada mama

Tanggal 13-17 lalu mama harus kerja keluar pulau dan tak tanggung-tanggung jauhnya. Kemana? ke Menado. Mas Afin dan mbak Alma protes karena mama akan pergi jauh untuk waktu yang cukup lama. Awalnya papa merasa yakin akan baik-baik saja mendampingi 3 anak dan seperti biasanya yang akan berjalan normal. Hanya memang soal dik Adhan yang membuat papa dan mama yang cukup ketar-ketir melewati hari-hari. Apalagi bila malam tiba. Selama ini tak pernah mama tak disampingnya ketika matahari terbenam. Namun karena tak kuasa menghindarinya ya apa boleh buat, harus dihadapi. Malam pertama sebenarnya cukup melegakan karena rewelnya si kecil mampu ditangani sm yg momong.

Mas Afin dan mbak Alma banyak membantu nungguin adek kalau papa atau mbak Ida lagi repot. Dua hari sebelumnya kebetulan dek Adhan memang sudah pilek dan pada saat mama tinggal melernya terus tak berhenti. Kasian juga sebenarnya. Apalagi kalau dimandikan, tanpa alasan yang jelas terus saja menangis sembari berteriak. Agak ga enak karena kalau kedengar tetangga bisa dipikir menyiksanya. Dihadapi saja daripada tidak mandi sama sekali. Saat selasa malam, saat pakde menginap ditempat kita, mbak Alma batuk-batuk tak berhenti. Papa kelabakan luar biasa. Meski sudah coba diatasi dg diberi minyak, balsem atau kunir tetep saja batuknya tak henti.

Sekitar jam 02.00 batuk mulai terhenti entah karena obat alaminya manjur atau kelelahan terjaga, papa tak tahu pasti. Papa juga terlelap diterjang rasa lelah yang luar biasa. Rabu pagi, papa kaget dengan kondisi mas Afin yang mencapai panas tinggi. Kata yang momong, jam 3 dini hari sudah BAB mencret. Ketika diperiksa pakai tangan, luar biasa panasnya. Belum lama berselang, dia muntah-muntah. Kepanikan papa semakin bertambah karena dua malam lalu tetangga kami bercerita memang sedang musim muntaber.

Papa cari jalan dengan browsing penanganan muntaber di internet. Solusi jitu pake oralit. Sayangnya sang kakak agak males2an minum oralit. Awalnya bahkan dimuntahkan lagi. Mas Afin terlihat lesu dan lemas serta tak bergairah. Agak was-was melihat kondisinya. Sempat terpikir untuk dibawa ke dokter. Anak2 juga dilarang bercerita pada mama kalau kakaknya muntaber. Bukan apa-apa. Dengan tempat yang sangat tak terjangkau untuk mama, papa khawatir justru menambah kegelisahan yang amat sangat.

Pasca diberi oralit, BAB sdh berkurang meski hitungannya masih sering. Nafsu makan juga drop sehingga papa memaksa makan 3-4 suap sesering mungkin. Sudah tak terhitung berapa kali BAB dicelana atau tembus ke kasurnya adik. Saat mas Afin mengalami muntaber, batuk mbak Alma sudah berkurang banyak. Demikian juga pileknya dik Adhan. Begitu kamis sore mas Afin masih saja mencret (meski tak muntah lagi) rasa bimbang membawanya ke dokter muncul. Apalagi papa masih direpotkan memberesi rumah. Membenahi tembok maupun mengecat rumah. Itu papa lakukan agar ketika mama pulang bisa melihat rumah agak beda. Maklum, tanggal 16 merupakan hari lahir mama, ga ada salahnya beri kejutan tho?

Dengan memikirkan kondisi mas Afin, akhirnya diperiksa ke dokter dibawah gerimis hujan. Masih saja lemes dan tak berdaya. Papa was-was kalo pas ditempat praktek mau BAB. bisa malu nanti kalo bocor BABnya. Papa bercerita gejala dan kondisi terakhirnya pada ibu dokter. Dokter menyatakan ususnya terluka. Setelah diberi obat mas Afin pulang. Nyampe rumah mas Afin disuruh maem dan minum obat. Malam berjalan dengan tenang dan anak-anak tidur pulas. Kakak masih sesekali ke kamar mandi namun sudah jauh berkurang. Jum'at pagi kondisinya membaik dan cairan yang keluar sudah mulai mengeras.

Benar-benar satu minggu yang menegangkan bagi kami berempat tanpa mama. Berat dan sedih ketika mama jauh. Dik Adhan sering terbangun kalau malam, minta digendong keluar. Mas Afin tidak bisa meminta dibikinin soto, mbak Alma tidak bisa bercerita yang lucu-lucu atau bersama mama njagain dik Adhan. Kami memang terbiasa bersama menjalani, melewati dan melalui hari-demi hari dengan indah. "Ya Allah, tetaplah akan seperti ini selamanya" pinta kami semua, Aminnn.....

14 Desember 2010

Merindukan Mama

mama..... cepaat pulang yach.....
aku dah kangen banget.... apalagi adik.... katanya, dik Adhan kemarin pas tidur bangun, terus…. Nyari Mama dan selalu mengatakan “ mama….mama…” aku sangat sedih mendengar tangisan adik seperti itu.

Sebenarnya sebelum Mama berangkat, aku menulis pesan untuk beliau…. setelah di Manado barulah Mama mengetahui, ia menelponku lewat HP Papa ternyata ia terharu karna membaca pesanku.

Aku sedih saat Mama pergi, saat di sekolah aku hanya diam, menyendiri….. untungnya tidak ada yang menanyaku. tapi di rumah aku lumayan ceria, kesedihanku berkurang sekarang, tapi…aku sedih lagi saat menerima hasil Test-ku… ternyata ada yang 70….. tapi, aku berusaha menghilangkan kesedihan ku dengan menyendiri…. tapi, aku tak bisa karna saat makan sendiri, papa menghampiriku, ia menenangkanku. tapi… akhirnya kesedihanku hilang juga…..
Mama…… aku akan selalu mendoakan engkau… biar siang ataupun malam, semoga kau baik-baik saja disana…. jangan lupa banyak makan…. maaf, karna aku t’lah membuatmu terharu jangan pernah lupakan kami… tapi, engkau juga jangan terlalu memikirkan kami….
Maaf, selama ini aku telah menyusahkan engkau… tapi kau sabar dan selalu menasihatku agar tak berbuat demikian, dan tanpa ada amarah…..

dengan berjuang tanpa kenal lelah, kau berhasil memenuhi kebutuhan kami…. sekarang,aku tahu bagaimana pengalaman menjadi seperti engkau…. aku tak akan bisa menjadi sepertimu dan aku tak akan melupakan engkau…. terima kasih wahai Ibuku yang baik……

Puisi untukmu….

~Mama~
Mama……….
Kau selalu setia….
Mengurusi kami…..
Engkau berjuang tanpa lelah, dan tanpa pamrih…..
Hanya untuk kami…..
Engkau rela mengorbankan apapun….
Dan itu pasti hanya untuk kami…..
Engkau t’lah mengajari kami berbagai hal yang belum kami pahami….
Dan akhirnya….kami t’lah menjadi pandai sekarang…..
Jika aku kesulitan membuat PR engkau mengajariku….sampai bisa
Jika aku belum mengerti…engkau menjelaskannya lagi, tanpa mengeluarkan amarah…
Jika aku menangis….pasti engkau datang….
Hanya untuk menghiburku…..

Bila Makanan sudah habis…
Engkau Rela tidak makan…
Yang hanya kau pentingkan adalah ‘kami sudah mendapatnya’…..
Maafkan saya…karna selama ini saya t’lah menyusahkan engkau…
Tapi engkau menasihatiku dengan lembut….
Sekali lagi maafkanlah aku…Mama
Tolong…maafkanlah….

Ciptaan dari:Anugrah Rawiyah Salma
:IV A. Sekolah Dasar DJAMA ATUL ‘ICHWAN,surakarta

Mama, Cepat Pulang Yah

Kemaren mama berangkat ke Menado untuk pekerjaannya selama beberapa hari. Kami semua merasa tak nyaman dengan kepergian mama tapi mau bagaimana lagi. Pagi, ketika mas Afin dan Mbak Alma pergi ke sekolah, pelukan hangat mereka berikan pada bunda tercinta. Beranjak pukul 07.30 giliran dik Adhan yang dipamiti dengan pelukan erat. Ah akhirnya tangisnya pecah karena masih mau dalam dekapan mama.

Waktu terus berjalan dan kondisi rumah tanpa mama benar-benar tak mudah. Apalagi rumah masih dibenahi kamar mandi dan penataan beberapa sudut ataupun eksterior rumah. Otomatis papa bolak balik membeli dan memasang sesuatu sehingga bisa lebih nyaman untuk ditinggali. Aktivitas yang kami jalani seiring dengan perjalanan mama nun jauh disana. Kala senja datang, saat itu pula kabar mama sampai tempat tujuan. Kami lega mendengar berita itu.

Berangkat malam, rupanya dik Adhan mulai merasa kangen pada mamanya. Tidak mudah membuat dirinya nyaman bersama mbak Ida atau kakak-kakaknya. Kalau toh pun mau hanya sebentar. Papa yang seharian kesana kemari dan melakukan pemberesan hasil kerjaan tukang sudah hampir habis tenaganya. Makan siang pun dikerjakan pada pukul 19.00. Mau gimana lagi, dengan tidak adanya mama memang semua repot.

Pada malam harinya, dik Adhan memang agak sedikit membuat kami semua kewalahan. Rasa kantuk yang menyerangnya tak membuat segera tertidur. Dia terus mencari mamanya. Untung itu tak berlangsung lama. Meski demikian, sesekali dirinya terbangun tengah malam mencari nenen ibunya seperti hari-hari biasa. Untung tidak begitu lama, Adhan nyenyak kembali. Giliran mas Afin yang biasanya semalam cuma bangun 1 kali, malam ini bisa sampai 3 kali.

Saking lelahnya papa, mas Afin yang manggil-manggilpun tak terdengar. Karena yang diharap tak kunjung datang, menangislah mas Afin. Mbak Alma rupanya terganggu dengan tangisan itu dan bilang akan mengantarkan kakaknya ke bawah (dimana papah tidur). Hingga pagi, mas Afin tidur disamping papa.

Pagipun tiba dan semua berbenah mempersiapkan hari dengan ceria. Tak disangka, mas Afin mengalami pusing dan badannya terasa panas. Dia meminta ijin untuk tak masuk sekolah. Alhamdulillah, siang ini badan mas Afin sudah lumayan tak panas lagi. Semoga kondisinya membaik sehingga hari-hari tanpa mama yang masih sampai Sabtu depan bisa dilewati dengan ceria. Mama, tak ada dirimu sungguh luar biasa beratnya.... kami tak biasa....

Pahlawan

Karya Mas Afin

Pahlawan, Kau pejuang bangsa
Kau berjuang tanpa jasa
Kau berjuang demi bangsa
Tanpa lelah, tanpa putus asa, tanpa pamrih

Aku sangat berterima kasih padamu
Tapi.... kadang aku berusaha...
Tapi ada perjuangan berat...
Kadang berat, kadang mudah
Apakah aku bisa....

Bisa menjadi pahlawan....
Untuk bangsa dan keluarga....
Tapi rasanya tidak mungkin bagiku...

07 Desember 2010

Dekapanmu dik Adhan


Bagi papa mama, bermain, bercanda dan menjalani hari-hari dengan kalian ketiga anak sungguh hal yang luar biasa. Tak ada kebahagiaan yang dapat menggantikan itu semua. Bahkan ketika papa di Kaltim dan mama kerja di Jogja tahun 2007, sungguh hari-hari yang menyiksa. Tanpa suara kalian, wajah, tawa, dan manja yang menguras pikiran dan hati. Maka itu, akhir tahun 2007 papa putuskan tak perpanjang kerjaan di Kaltim. Itu demi kalian semua, anak-anak papa. Tiap pulang kerja ingin rasanya melewati malam disisi kalian.

Kadang harapan itu tak sesuai kenyataan. Pun ketika dik Adhan baru lahir pada September 2009 yang kemudian di Oktober 2009 papa harus kerja di Jakarta. Tak ada pilihan, tawaran itu akhirnya papa terima. Benar saja, hari-hari papa terasa kering dan tidak mudah. Terus menerus terpikir dik Adhan. Raut wajah, suara hingga tangisan itu masih saja lekat dalam sanubari terdalam. Meski sebulan sekali pulang, tetap saja tak enak melewati waktu demi waktu yang papa rasa teramat lambat.

Saat mas Afin dan mbak Alma kecil, keduanya sangat dekat dengan papa. Bahkan bila tidur tak disamping papa, terasa lama mata kalian dapat terpejam. Kebiasaan mas Afin minta dikipasi dan punggung digaruk terus menerus dilakukan hingga mungkin usia 3 atau 4 tahun. Tak ada lelah kami melakukan itu semua dan imbalannya melihat betapa nyenyaknya tidurmu nak. Sungguh itu semua membuat rumah mungil ini terasa bagai surga. Cerah, ceria dan cemerlang diwarnai derai tawa tiap terbit matahari hingga malam mendekap bumi.

Mbak Alma yang berlesung pipit sering memprotes kalo kipas dipegangan tangan mama itu menyentuh wajahnya. Terbangun dan minta papa yang menggantikan mengipasinya. Dengan ibu jari atau telunjuk yang dioleskan keseluruh bibir, itu penanda nikmatnya jelang mata terpejam. Coba papa tahan tangannya namun pasti protes yang mengalir. Tak jarang mbak terlelap dengan jari tangan masih menempel pada bibir.

Sekarang, tidak dengan dik Adhan. Mama yang selalu dipanggilnya. Bahkan awal papa di Jakarta tak mau disentuh ketika papa pulang. Bila dipaksa, justru suara tangis akan keluar dan mencari mamanya. Bagi papa, itu tantangan meski disisi lain terasa mengusik ketenangan sebab papa ingin dik Adhan begitu dekat dan lekat. Mau gimana lagi, karena jarak memisahkan adik dengan papa. Tak pernah putus asa dengan semua itu, papa merayunya dengan naik motor. Itu berhasil hingga kalau papa datang atau mau pergi naik motor, dik Adhan minta bonus naik.

Tak apalah bila membuat hatimu senang. Papa selalu mau melakukannya soalnya bisa deket. Apalagi pasca Oktober 2010 papa kembali beraktivitas di Solo. 3 bulan setelah dirumah tetap saja tak membuat adik lengket. Meski demikian, papa terus menerus akan berusaha mendapatkan pelukan hangat itu. Mas Afin dan mbak Alma demikian juga berebut dekat dengan dirimu. Harapan besar bagi kami semua untuk terus bersama dan saling dekat. Tentu bagi mama ini semua karunia.

Diakui atau tidak, dik Adhan memang jauh lebih dekat secara fisik ke mama. salah satu alasannya hingga bulan ke 15 sejak lahir, ASI masih terus diminum meski terlihat rasa kenyang tak lagi bisa hadir dengan asupan itu. Alhamdulillah, semua sehat dan kehadiran dik Adhan membuat semua yang ada di rumah mungil ini bertambah saja. Kami berharap, kebahagiaan ini akan terus, terus dan terus saja hadir dan mengelilingi kehidupan kami. Anak-anakku, ingatlah bahwa ini semua kami lakukan karena cinta kami yang luar biasa. Waktu tak bisa memisahkan kasih sayang, cinta dan kehangatan yang pernah ada, sedang maupun akan hadir.

02 Desember 2010

Hamsternya udah gede

Tanpa terasa usia hamster kami sudah 13 hari sejak kelahiran mereka pada 19 November lalu. Kini mereka tumbuh bertambah besar dan lucu-lucu. Mata kecil mereka telah terbuka sejak kemaren dan gerakan yang dilakukannya lincah. Bahkan sudah mencoba mainan roda putar meski masih terlihat kesulitan naik maupun memutarnya. Kedua anak hamster itu masih menyusu pada induknya yang terkadang hingga sambil berlaripun mulut mereka masih nempel dibagian badan bawahnya.

Kami sering memandangi secara bersamaan. betapa lucunya anak-anak hamster yang mungil. Kadang kalau induknya berada diatas badan mereka, sungguh kasihan. Tapi bisa saja itu cara mereka menjalani hidup atau itu saatnya mereka bercandaan. Kebetulan warna bulunya mirip pada kedua induknya. Satu putih dan satu coklat namun dengan ciri khas garis tegas ditengah punggungnya.

Sebenarnya anak hamster itu ada 3 tetapi yang satu ternyata tidak terselamatkan. Seandainya masih hidup, bisa saja warna bulunya kombinasi dari kedua induknya. Sejak lahir, kandang itu tak bisa kami bersihkan soalnya banyak artikel yang menyarankan untuk tidak banyak disentuh tangan. Otomatis kami hanya memberi makan, mengecek minum atau mengamati apakah mereka masih didalam kandang atau sudah raib.

Belum ada pikiran apakah nanti akan kami belikan kandang baru untuk memisahkan kedua anaknya ketika telah mulai besar atau tetap saja. Hanya resikonya bila beranak lagi, bisa saja anak2 yang baru lahir dimakan oleh anak2 yang telah besar. Namun bila dibelikan kandang baru, otomatis membutuhkan tempat lagi. Yah, rumah kami hanya seukuran 70m2 yang mungil dan tak luas. Menambah sebuah barang menimbulkan konsekuensi.

Mungkin besok akan dibicarakan bersama agar ada jalan keluar terbaik. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dan tak boleh buru-buru. Menurut mama, kandang harus selalu dalam kondisi bersih karena pada dasarnya hamster itu dari jenis tikus dan mudah membawa virus. Bila kakak dan mbak tak rajin membersihkan, lebih baik dibebaskan saja hamster itu. Kasian kan kalau terus dikandang. Malah bisa tersiksi apalagi telat memberi makan. Pasca anak-anak hamster tumbuh besar, kedua induknya terlihat makan jauh lebih lahap.

Mama dan Dik Adhan Sakit Bareng

Beberapa hari ini dik Adhan terlihat sedang tak enak badan. Kemungkinan pengaruh cacar air yang mulai muncul dalam tubuhnya. Mama juga mendapat cacar air yang luar biasa banyak sehingga kesehatannya drop. Karena mama merupakan jantung utama keluarga kami, otomatis beberapa kegiatan keteter dan tak bisa terlaksana dengan baik. Tiga hari lalu, awal munculnya cacar air pada mama mengakibatkan rasa tak nyaman luar biasa. Habis periksa dari dokter di perumahan kami, semalaman mama tak tidur. Padahal dokternya bilang bakal didera rasa kantuk luar biasa. Mama tak bisa tidur, demikian pula dik Adhan.

Papa yang coba membantu menggendong ditolak mentah-mentah sehingga mama makin repot. Papa teler dan tertidur didepan tivi. Mama merasa gelisah dan hingga pagi tak juga ada rasa kantuk. Akibat tak tidurnya, badannya lemas dan merasa tak berdaya. Sayangnya dik Adhan hingga pagi itu tak juga mau diajak papa. Kerepotan menjadi bertambah apalagi kini tak hanya menangis namun dik Adhan menolaknya dengan menjejak tak karuan. "Tak seperti mas Afin dan Mbak Alma yang mau diajak papa" cerita papa pada mama. Pagi hari, mama minta diantar ke puskesmas untuk cek kesehatan.

Obatnya kemudian diganti oleh dokter dan disarankan untuk tak mengkonsumsi obat yang justru mengakibatkan kantuk. Kamis malam, hingga pukul 20.00 rasa kantuk tak kunjung muncul. Kegelisahan menjadi bertambah. Dik Adhan juga makin lengket tak mau lepas padahal tenaga yang dimiliki mama sudah banyak berkurang soalnya lebih dari 30 jam mata mama belum terpejam. Alhamdulillah jam 22.00, dik Adhan bisa terlelap dan demikian juga mama. Papa merasa bahagia melihat mama dan dik Adhan lelap berdua.

Sebenarnya mas Afin dan mbak Alma juga merasa sedih dengan sakitnya mama juga dik Adhan. Otomatis, tak ada pergi bersama atau anter serta jemput sekolah oleh mama. Dik Adhan juga menjerit-jerit kalau dipaksa untuk bermain bersama. Akhirnya mas Afin dan mbak Alma bermain bersama menghabiskan waktu. Kami semua berdoa untuk kesembuhan mama dan dik Adhan sehingga bisa menjalani hari-hari yang indah dengan penuh keceriaan. Tidak seperti sekarang, yang sungguh menyita pikiran. "Cepet sembuh ya mah dan dik Adhan" doa mas Afin, mbak Alma dan juga papa

27 November 2010

Ultahku ke 9

Ultahku yang ke 9 benar-benar menggembirakan. Banyak kiriman kado ataupun doa dari kakak, orang tua, saudara sampai kakek nenek. Betapa senangnya hatiku menyambut ulang tahun ke sembilan saat aku duduk kelas empat di esde Djama'atul Ichwan. Malam sebelum peringatan hari lahirku, mataku sulit terpejam soalnya berharap esok pagi banyak surprise yang aku terima. Benar saja, begitu terbangun aku mendapat ucapan ultah dari mama, adik dan kakakku. Aku terharu dan gembira menerima ucapan mereka.

Disekolah pun demikian, aku mendapat ucapan selamat ulang tahun dari teman-temanku. Sungguh sangat berkesan sekali. Aku berbahagia hari itu dan seharian terasa menyenangkan. Begitu pulang sekolah, ganti ayahku memeluk dan mengucapkan selamat ulang tahun. Sorenya, aku ditelp nenek, kakek dan mendapat sms dari tante yang tinggal di pekalongan. Ayah bundaku memberi kado celengan berbentuk kucing warna kuning beserta banyak snack yang tentu sangat ku suka. Aku berbagi snack dengan kakakku yang baik.

Oh ya, kakakku membelikan berbagai keperluan keseharianku misalnya kalung, jepit, kucir dan macam-macam. Ah kakakku memang baik dan peduli padaku. Aku menyayanginya seperti dia menyayangiku. Dari nenek aku mendapat selimut tapi masih ada di Pekalongan dan belum dikirim. Tak apalah, gumamku sembari memikir memang ga ada yang kirim ke Solo. Sedangkan kesan yang ada pada umur 8 tahun itu saat pergi ke Taman Balaikambang beserta kelas 3 maupun 5. Taman yang sangat indah dan sejuk, kondisi yang membuat aku dan teman-teman terasa betah bermain disana.

Oh ya, teman akrabku juga memberi kado atau hadiah yang sangat istimewa bagiku. Elisa memberiku blinder kecil dan pena. Anyq Mahiroh memberi senter ajaib. Kenapa ajaib? karena di senter itu melekat semacam alat tulis. Dan bila digoreskan tak ada garis yang terlihat, namun kalau diberi sinar dari senter itu, muncullah goresan kita. Kakak, bunda dan ayahku aja bilang bagus kadonya. Sedangkan tetanggaku, mbak Putri memberiku gantungan kunci berbentuk boneka.

Terima kasih teman, kakak, nenek dan kakek tentu tak lupa ayah bundaku. Kalian semua telah melengkapi kehidupanku semakin menyenangkan. Aku akan terus mengingat apa yang telah terjadi serta doakan aku bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Aku akan terus rajin belajar supaya cita-citaku bisa tercapai, amiiin....

23 November 2010

Damaimu anakku

Siang tadi, bercak merah pada sebagian kepala serta diatas mulut mulai keliatan pada dik Adhan. Tapi dia tak begitu gelisah, masih seperti biasa. Hanya sesekali menggaruk saja. Namun makin sore reaksi pada bercak merah mulai agak sering. Mama pulang dari gunung kidul tepat maghrib sedangkan papa masih rapat dengan teman-temannya. Makin malam ternyata bertambah banyak. Bedak yang sempat papa belikan menurut mama hanya bedak biasa dan bukan untuk mengatasi gatal-gatal.

Maka dari itu harus cari bedak lain yang memang tepat sasaran dan bisa sembuh. Sepulang rapat, papa membelikan semacam minyak yang memang untuk mengatasi gatal bagi bayi.
Meski demikian, dik Adhan belum juga tenang atau setidaknya bercak merah itu menghilang dari tubuhnya.
Tidak hanya dilengan, kaki, punggung hingga kulit kepalanya sehingga kedua tangannya sibuk menjamah kesana kemari. Upaya membantu menggaruk yang dirasa gatal juga dilakukan papa mama diberbagai sudut tubuhnya. Tetap saja tak mereka dan warna kemerahan masih nampak pada kulit badannya.

Pukul 20.00 yang biasanya sudah membuat adik tertidur, tak juga membuat dia beristirahat. Padahal kelopak matanya terlihat berat betul untuk terjaga. Sorot matanya memperlihatkan kegelisahan yang amat sangat.
Papa mencari cara mengatasi gatal di media online. Hampir yang disarankan pencegahannya bukan pengobatan. Kalau toh pun ada pengobatan, diminta ke dokter. Hampir tak ada yang menyebutkan bila kejadiannya benar-benar emergency. Salah satu sumber yang dibaca menyarankan mengoleskan minyak zaitun. Saat selesai dibaca artikelnya, dik Adhan telah terlelap karena kelelahan menjaga mata dan tangan menggaruk bukan memang posisi tidur.

Diolesilah badan yang terlihat memerah karena gatal. Tak lama, mungkin 30menit, Adhan kembali terjaga dari tidurnya dan menggaruk-garuk.
Kali ini diiringi tangisan kecil. Papa mencoba menggendong tetapi adik ingin bersama mama. Yah bercak itu tak berkurang sedikitpun. Mama meminta papa mencarikan kelapa muda. Tanpa berpikir panjang, papa segera meluncur keluar mencarikannya. Pas sesampai dirumah dengan kelapa muda, adik kelelahan disebelah badan mama. Terlelap namun jelas, tak nyenyak. Kemerahan pada kulitnya masih saja tak berkurang. Sungguh menguras emosi papa mama yang mencoba menghadapinya dengan tenang. Mama terlihat sangat gelisah dan resah.

Gendongan papa yang biasanya cukup manjur untuk mbak Alma dan mas Afin saat kecil, tak mujarab.
Kali ini, meski terbangun untuk garuk-garuk dan tidur kembali tetap membuat papa mama gelisah. Kegelisahan masih terpancar. Ah..... tak pernah terlihat adik seperti malam ini. Mama memprediksi penyebab kemerahan pada kulit adik karena telur. 2 hari ini adhan mulai mengkonsumsi susu baru. Memang bisa ada 2 kemungkinan. Yang terpenting bagi papa mama, tidurlah dengan lelap dalam damaimu nak.... kami senantiasa selalu menjagamu kapanpun...

Main-main Jadi Serius


Masa kanak-kanak memang merupakan masa yang indah dan tak terlupakan. Memori atau ingatan atas kejadian menyenangkan maupun menyedihkan sangat kuat tertancap dalam ingatan mereka. Maka dari itu, sebagai orang tua, papa mama selalu ingin menciptakan hari-hari indah bagi anak-anak. Kenyataannya tidak selalu mudah. Ada hal-hal yang kemudian menjadi kenangan pahit yang kalian lewati. Atas kondisi itu, kami meminta maaf dan sebenarnya tidak ingin kalian melewatinya. Dorongan, dukungan dan doa atas masa depan kalian terus dipanjatkan agar segala harapan serta cita-cita dapat dicapai dengan total tanpa menyisakan kegetiran.

Tidak mudah melewati hari-hari menggapai cita-cita sebab harus didukung oleh upaya menciptakan kedekatan cita-cita dengan kemampuan yang dimiliki. Salah satunya adalah les bahasa inggris yang tidak begitu kalian sukai. Hal ini berdasarkan pengalaman mama dan papa yang memiliki kendala tersebut sehingga mempersiapkan secara matang masa depan kalian. Segala usaha dan upaya akan terus dilakukan untuk memperpendek jarak mewujudkan impian. Bermain dan fasilitas kami upayakan tersedia dengan maksu
d menambah kreatifitas bagi otak yang kalian miliki. Ada banyak hal yang terus menerus kami upayakan.

Permainan merupakan salah satu usaha yang disediakan agar segala impian yang masih ada dipikiran maupun dihati tertumpah, tercurah, tertuang dalam ruang publik dirumah. Pada awalnya papa mama bersepakat untuk tidak membelikan play station dengan alasan bahwa play station akan lebih banyak melenakan waktu bermain, bersosialisasi ataupun belajar. Tetapi saat Mas Afin dan mbak Alma berhasil menunjukkan prestasi gemilang, sulit rasanya tidak memenuhi keinginan kalian. Alhamdulillah, meski tak disimpan dalam tempat yang tak kalian ketahui, rupanya kalian tak secara diam-diam bermain diluar jadual yang telah disepakati.


Beberapa hal lain secara te
rus menerus kami amati untuk lebih pas mengarahkan kemana tepatnya hobi, kegemaran dengan cita-cita bisa diperpendek jaraknya. Rupanya hobi bermain bola bagi mas Afin menjalar hingga dalam berbagai macam bentuk. Selain menyukai main sepak bola dalam facebook, di playstation, mainan plastic juga tercermin dalam coretan-coretan dibuku. Membaca secara rutin berita bola juga dilakukan jelang tidur dengan membuka detiksport ataupun membuka halaman olahraga di solopos saat pagi dan diulangi ketika sampai dirumah.

Bermain bersama tetangga atau teman sekolah di sore hari dan hari libur sering mewarnai sore hari mas Afin. Papa kadang juga mengantar ke lapangan belakang perumahan agar Mas Afin bisa bermain bola dengan teman sebaya yang tak dikenalnya. Ditambah dengan ekstrakurikuler futsal di sekolah, lengkap sudah penyaluran hobi itu. Sebenarnya papa pernah akan menyekolahkan sepakbola dengan catatan mas Afin rajin bangun pagi dalam seminggu serta berolahraga sebelum berangkat sekolah. Namun Mas Afin tidak sanggup. Ya sudah apa yang ada saja dilakukan, bermain bola dengan orang-orangan plastic, kertas, di PS atau disegala wujud. Hingga liburan di Klaten, Pekalongan bahkan di Cilacap juga yang dilakukan ya bermain bola.

Coretan pemain bola, strategi penyusunan pemain sering dikerjakan memakan waktu hingga 1 jam bahkan. Tak ada yang salah dengan itu. Selain kegemaran mengutak-atik pemain bola, menyusun daftar pembalap hingga kecepatan pembalap motogp juga ditulis. Padahal esok harinya keluar juga di Koran. Kadang papa tersenyum sendiri bila ingat Mas Afin pertama kali memainkan game sepakbola di computer. Selalu kalah dan marah juga tak jarang menangis. Teman-teman papa yang datang diajaknya bermain, kalah dan menangis. Itu sekitar 3-4 tahun lalu waktu usia 6-7 tahun atau kelas 1-2. Itulah hari-hari mas Afin yang serasa indah dengan sepakbola. Saat menyusun materi pemain di kertas, mama mengungkapkan “wah mau jadi manajer tim sepakbola ya mas”, Mas Afin tersipu malu. Kami sebenarnya sama sekali tak berkeberatan dan mengamini supaya benar-benar terjadi.

Sedangkan Mbak Alma, seperti anak perempuan kebanyakan yang suka bermain rumah-rumahan ataupun masak-masakan. Kadang beraktifitas lain bersama tetangga atau sendiri saja. Maklum, ada tetangga yang usil dan menyuruh anaknya agar tak bermain bersama Mbak Alma. Itulah suasana kehidupan di lingkungan kami yang Alhamdulillah tidak membuat Mbak Alma bersedih. Corat coret cerpen juga dilakukan sudah 1-2 tahun ini meski masih banyak yang tak tuntas. Hobi membeli KKPP (kecil-kecil punya karya) cukup memotivasi dirinya membuat cerpen. Menurut kami, cerpen ataupun puisinya sudah layak untuk dipublikasikan hanya saja sering masih bergantung pada mood. Mbak Alma sering menyertakan puisinya ketika papa harus bekerja keluar kota. Nah, permainan masak-masakan kadang tidak hanya dengan mengeluarkan alat permainan tetapi juga menyusun daftar menu serta harga. Meski kadang diledek dengan harga yang tak klop, tetapi dia sering membuatnya. Tanpa design atas tampilan menu masakan dan harga, dicatatnya makanan yang diingat ataupun buat istilah sendiri. Bila teman-temannya datang, daftar menu dikeluarkan dan digunakan bersama untuk bermain. Dia juga rajin memberesi mainan tatkala selesai bermain atau waktu mandi memanggil. Fotografi juga digemarinya dengan menenteng kamera digital kami memfoto objek gerak atau diam. Biasanya untuk obyek diam, dia mengambil gambar diseputaran rumahnya. Sementara obyek bergerak, hewan jadi sasarannya. Namun setelah adiknya lahir, dek Adhan adalah sasaran bidikannya.

Menggambar dan mewarnai merupakan keasyikan lain yang juga dia kerjakan. Pekerjaan ketrampilan di sekolah banyak yang masih ada hingga sekarang disimpan atau ditempel dipintu kamarnya. Kami tentu membiarkan meski kesannya jadi banyak tertempel benda-benda diseputar rumah bahkan pintu kamarnya. Membungkus kado ultah kakaknya atau adiknya juga dilakukan. Hadiah dia beli sendiri disupermarket dekat rumah kami. Atau entah ide darimana, membikin celengan dari bekas bungkus shuttlecock dengan dilapisi kertas kado masih ada disudut kamarnya. Dalemnya ada uang dari hasil penyisihan uang jajan atau pemberian saudara. Kami sebagai orang tua berdoa, senantiasa diantara kegemaran kalian bermain, akan menjadikan profesi dengan professional. Dengan profesi itulah, kalian akan mendarmabaktikan kemampuan itu bagi kebaikan umat manusia, Amin….

Meluruskan Perdebatan

Setiap anak pasti memiliki hal yang paling disukai dalam kehidupannya. Demikian juga dengan Mas Afin dan Mbak Alma yang sehari-hari juga diisi tidak hanya belajar namun juga bermain serta berkreatifitas. Hingga usia 10 tahun (Mas Afin) dan 8 tahun (Mbak Alma) masih minim melakukan sesuatu untuk mengerjakan kebutuhannya sendiri. Kalau dik Adhan tentu belum banyak bisa diceritakan apa hobi dan kegiatan untuk mengisi hari-harinya. Kedua kakaknya saja melakukan apa yang dibutuhkan seringkali menggantungkan pada mama atau mbak ida. Menyiapkan makan pagi, minum yang dibawa sekolah/les, menaruh tas dan banyak hal lain setidaknya masih disuruh. Karena masih banyak diingetin, kesannya jadi diomelin terus. Papa mama sih tidak ingin seperti itu hanya saja bila dibiarkan tidak akan jalan. Makan siang sepulang sekolah saja masih disuruh-suruh.

Apabila bertepatan hari Se
nin dan Kamis, waktu les di Elti, ya hingga sekarang masih disuapin. Tas dan baju juga disodorin untuk segera dipakai. Setelah itu biasanya teriak-teriak minta papa segera mengantar dengan mempercepat laju motor. Kalau pas mama yang mengantarkan tentu tak bisa secepat bila diantar papa. Akibatnya gerundelan-gerundelan dari anak-anak keluar lagi. Apapun, sebagai orang tua ya harus dihadapi dengan sabar. Pagi tadi sebenarnya berangkat tidak terlalu siang, namun kejadian ini seringkali berulang. Bila berangkat pukul 06.40 WIB, kakak sering mengomel. Berdalih terlambat lah, malu lah, tidak cepat lah dan lain sebagainya. Padahal rutinitas pagi dilewati secara jelas dan semua penuh kesibukan masing-masing, terlebih sejak dek Adhan lahir. Otomatis kesibukan juga bertambah sementara harapan mama agar Mas dan Mbak belajar mandiri tak kunjung dilakukan.

Sudah sejak lama kema
ndirian itu terwujud dari mencuci sendiri bila mengompol. Awalnya tidak begitu namun saat dirasa mengompol jadi keseringan, ya terpaksa diminta mencuci sendiri agar ada rasa tidak seenaknya mengompol. Pasca dicuci sebenarnya masih dicuci kembali oleh mbak Ida. Setidaknya semua itu dilakukan supaya anak-anak papa mama tahu konsekuensinya. Aktivitas lain yang bisa dilakukan adalah menyiapkan baju sekolah untuk esok hari, sholat mengaji, dan sikat gigi. Sementara beberapa tugas lain seperti makan, menyapu, memberesi mainan masih sering untuk diingatkan. Sebenarnya bagi Mama dan Papa yang agak berat adalah pembelajaran untuk mandiri dan bertanggungjawab. Masa depan setiap orang merupakan hal yang pasti bakal dihadapi dan semuanya harus dipersiapkan secara matang.

Agar terbiasa menyiapkan sesuatu secara matang, maka anak-anak diajari melakukan aktivitas bagi dirinya oleh dirinya sendiri. Terutama yang sederhana dan dianggap bisa dilakukan. Papa mama menangkap, anak-anak belum memahami benar manfaat yang didapat bila melakukan aktivitas bagi diri mereka sendiri. Untuk soal belajar, memang anak-anak telah menunjukkan tanggung jawab sebagaimana mestinya sehingga tidak pernah ada perdebatan panjang soal itu. Hingga kini, masih terus dicari formula supaya perdebatan berulang mengenai tanggung jawab anak-anak tuntas dan difahami. Sepertinya dihari-hari mendatang akan dipenuhi perdebatan tersebut. Agak disayangkan bila Mas Afin sering melontarkan kata “mesti aku yang dimarahi”, “aku selalu disalahkan”, “dik alma koq ga pernah dimarahi” dan lain sebagainya.


Mas Afin masih belum banyak mengerti dan itu semua difahami benar oleh papa mama. Harus dijelaskan secara perlahan agar tak menimbulkan adu urat leher yang kadang berkepanjangan. Kakak sangat disayang mama dan papa. Maka dari itu sering dibilangi supaya tidak kelewatan melakukan tindakan yang dilarang oleh agama. Toh Mas Afin ingat, sempat akan kabur dari rumah dan itu pasti lebih banyak menyusahkan mama papa. Orang tua tak melarang anak-anaknya kritis dan memegang teguh pendirian, hanya saja penerapannya memang kadang tidak pada tempatnya. Papa mama selalu melihat pada soal apa mas Afin berargumentasi secara pasti. Kami bermaksud melatih kalian untuk teguh meyakini kebenaran secara konsisten dan tidak asal saja. Bila sesuatu diyakini benar, sesuai aturan agama, hokum ya pertahankanlah meski besar resikonya. Bila sesuatu itu salah meski hanya rugi sebutir permen, tetap anggaplah salah.

Kami tak akan pernah merasa lelah atau bahkan menyerah guna mendidik anak-anak. Meski tantangan, godaan dan hambatan semakin besar seiring pertambahan usia kalian. Papa mama tidak bermaksud membatasi, melarang atau membentengi keinginan kalian. Hanya ingin mendidik kalian untuk selalu memikirkan secara matang, memperhitungkan secara jeli atas rencana-rencana sehingga tindakan yang diambil tidak mengakibatkan kerugian lebih besar. Masa depan kalian masih panjang dan banyak hal yang harus dipelajari. Tanpa mengajarkan cara-cara menghadapi hambatan, penyelesaian masalah, mencari jalan keluar tentu jauh lebih rawan mengalami kegagalan. Yakinlah nak, kami selalu berbuat terbaik buat kalian, agar masa depan kalian jauh lebih cerah dan bahagia, semoga!

22 November 2010

Hamster Kami

Belum genap 24jam berlalu, sejak kelahiran anak-anak hamster milik Mas Afin dan Mbak Alma yang berjumlah 3 ekor sudah ada 1 yang mati. Kondisi itu membuat Mas Afin dan Mbak Alma kaget. Mereka langsung mengecek kandang dimana hamster tersebut tinggal. Setelah diamati 8 pasang mata (karena ketambahan mata mama dan papa) tak ditemukan dimana si anak mati. Kami kemudian memelototi setiap sudut kandang dan masih tak menemukannya. Sementara, kedua induk hamster terlihat gelisah. Kegelisahan itu tercermin dalam perilaku mereka yang berlari kesana kemari, naik turun tangga dan menggigiti seputaran kandang.

Lantas, terlihat si bapak hamster ternyata sambil mengulum sesuatu dimulutnya. Kedua tangan depannya terlihat menggenggam sesuatu. Benar tebakan kami semua bahwa yang dikulum adalah anaknya yang mati. Kadang si betina ikut berebut anak yang mati itu. Kami bersepakat memisahkan si jantan dari induk dan anak-anaknya. Nah tugas mas Afin menangkap dan memindahkan si jantan sedangkan papa mama berusaha menata kandang agar terpisah. G
agasan awalnya kandang disekat dengan menggunakan kawat berpola. Setelah terpotong seukuran kandang, proses memasukkan dan memasang kawat tidak semudah kelihatannya. Betina lebih beringas dengan campur tangan kami dalam kandang. Kemudian kami batalkan pemisahan model tersebut.

Alternatif kedua, menyekat dengan memakai besi dari kandang yang tidak terpakai. Meski agak susah namun akhirnya bisa terpasang dan si jantan terpisah dari kedua anak serta si betina. Tak lama, justru si betina mencari celah dan menggangsir pasir dibawah besi pemisah kandang… dan ups dia berhasil masuk ke ruang pejantan. “Wah ga mau dipisah tuh” seru papah melihat kejadian tersebut dan meledaklah tawa kami semua. Dengan kondisi tersebut, kami berempat kemudian melakukan tukar pikiran bagaimana caranya supaya kondisi itu tidak terjadi lagi. Sebab berdasarkan pengetahuan yang dibaca Mbak Alma, ada pejantan yang memang suka memakan anaknya.

Bila dipisahkan tersendiri, resikonya hamster bisa stress dan mati. Namun kalau dijadikan satu takut pejantan akan memakan anaknya kembali. Mama mengusulkan untuk tetap digabung dengan alasan, anaknya yang dimakan itu karena mati. “Ya kalau dimakan lagi, apa boleh buat daripada bapaknya yang stress” jelas mama. Akhirnya, kami bersepakat untuk dijadikan satu kembali dan penyekat kemudian diambil. Dik Adhan yang dari tadi ikut teriak-teriak karena kami semua terlibat dengan asyik ikut melihat mas Afin menangkap pejantan dan memasukkan ke kandang.

Mbak Alma memberi masukan sesuai informasi yang dibacanya, untuk sementara kandang tidak usah dibersihkan, butuh ruangan yang gelap dan makan minum yang harus terus tersedia. “Jangan lupa, tidak boleh ada yang megang hamster dulu. Karena kalau terpegang bisa mati atau nanti anaknya” kata mama mengingatkan. Mas Afin dan mbak Alma setuju saja. Setelah semua perangkat diberesi, mas Afin mengisi air minum dan makanan hamster. Mama mencari kain untuk menutupi kandang supaya terkesan gelap spt alam hidup hamster yang nota bene hidup dalam kondisi gelap. Tak lupa juga ditambahi dengan potongan-potongan kertas kecil sebagai penambah kehangatan anak-anak hamster. Setelah beberapa hari diamati rupanya betina masih banyak menyusui serta mendekap anaknya supaya hangat.

Setiap pagi, siang maupun sore dengan bergiliran Mas Afin dan mbak Alma melihat kondisi anak-anak hamster. Mereka berharap anak-anak hamster dapat tumbuh besar dengan sehat. Teman-teman Mas Afin dan Mbak Alma banyak juga diceritakan tentang beranak pinaknya hamster. Harapan bahwa hamster akan berkembang biak dengan baik dan cukup banyak akan menyenangkan. Hanya saja yang harus terus menerus diingatkan adalah membersihkan kandang secara rutin.

19 November 2010

Hamsternya Beranak

Jarum jam baru menunjukkan pukul 20.00 dan suasana rumah sudah agak sunyi. Mama tertidur disamping koran yang dibacanya. Dik Adhan sudah terlelap sejak dari pukul 18.30 setelah seharian tadi tidur pagi dan siang cuma sebentar. Mas Afin lagi asyik-asyiknya cek facebook dan baca berita olahraga dari detik.com. Sementara papa asyik dengan laptopnya. Mbak Alma yang belum juga beranjak dari lantai bawah setelah belajar dan berbenah menjelang tidurnya, tiba-tiba teriakannya mengagetkan kami semua. "eih... eih.... hamsternya punya anak. Eh ada 3 lho anaknya" seru mbak Alma dengan lantang. Papa dan mas Afin kemudian bergegas turun.

Saking kencengnya teriakan itu, dik Adhan yang tengah lelap pun terbangun. Hal itu membuat mama harus segera menghampirinya. Kami bertiga kaget dan bengong melihat anak-anak hamster yang berjumlah 3 serta ukurannya sangat kecil. Hanya seujung jari kelingking orang dewasa. Mas Afin t
erlihat mengamati secara serius pergerakan hamster ataupun induknya. Sedangkan mbak Alma langsung menyambar hp dan memberitahu kedua temannya. Yah, hewan peliharaan itu sebenarnya sudah diminta cukup lama oleh mas Afin dan mbak Alma. Mungkin ada 6 bulan yang lalu. Tapi papa mama agak ragu mengabulkan permintaan itu.

Berkali-kali saat permintaan itu muncul selalu dikaitkan dengan kesediaan mereka memelihara dan merawat binatang pengerat
tersebut. "Iyah nanti aku sama mas yang bersihin" jawab mbak Alma. Mereka berdua tertarik memelihara karena memang binatang itu lucu dan imut. Akhirnya mama berjanji akan membelikan hamster pasca ujian tengah semester. Hari yang ditunggupun tiba dan kami berempat menuju Manahan untuk mendapatkan sepasang hamster. Bukan di Carefour, tempat dimana kami sering melihat dan mengamati. Bukan apa-apa namun di Manahan harganya lebih murah termasuk kandang dan makanannya. Selisih semuanya bisa sampai 20-40ribu. Hari-hari pertama memang rajin memelihara tapi seperti anak-anak yang lain akhirnya ya harus terus diingatkan.

Seminggu sekali kandang dibersihkan dan mereka berdua membantu papa untuk memindahkan
sementara hamster ke kandang lainnya. Hanya sebulan sejak dirawat ternyata hamster itu sudah beranak 3 ekor. "Gimana bersihin kandangnya nanti pah?" tanya mas Afin. "mungkin sementara waktu ga dibersihkan dulu" jawab papa. Papa menyarankan mbak Alma dan mas Afin mencari informasi pemeliharaan anak hamster lewat internet. Beberapa hari kedepan sepertinya akan jadi hari yang cukup tegang dalam merawat anak-anak hamster. Teman-teman mas Afin dan mbak Alma akan berkunjung dan mereka akan bercerita tentang itu semua.

Semoga kalian tetap rajin merawat, memberi makan, memperhatikan kebersihannya serta tugas utama tak terbengkalai.

Cangkrangen

Dua minggu lalu Mas Afin kena cacar air atau bahasa jawanya cangkrangen. Hal itu membuatnya gelisah karena merasa tidak nyaman. Tidak hanya gatal tapi juga badan tidak nyaman, tidak boleh sekolah, keluar rumah, deket adik2nya. Yang disenanginya tentu tidak les Inggris atau bs maen PS diluar hari Sabtu Minggu. Untungnya, sakit itu menghampiri tatkala selesai ujian tengah semester sehingga tidak membuat kakak makin resah. Pada hari penerimaan hasil test, dia tak sabar menunggu hasilnya. Alhamdulillah, hasilnya tetap saja membanggakan. Usaha kerasnya tak sia-sia. Namun kembali pada soal sakitnya menimbulkan konsekuensi lain. Hal yang paling tidak disukainya adalah tidur dikamar bawah. Meski ada mbak Ida, tetap saja tidak disukai.

Setelah mandi, minta dibedakin dan diolesi salep agar tak menular kemana-mana. Syukurlah tak lebih dari 5 hari cacar air itu menyusut dan berangsur menghilang. Giliran kami, orang tua merasa was-was sebab ada 2 adiknya yang agak sulit tidak terkena imbasnya. Satu-dua hari aman saja dan kami merasa tak ada yang akan terjalar. Eh seminggu kemudian sungguh kaget tatkala mbak Alma merasa gatal dan ketika bajunya dibuka sudah mulai ada benih-benih cacar air. Akhirnya ya tak masuk sekolah beberapa hari. Sayangnya, Cacar Air mbak Alma lebih banyak dan lebih gatal. Ada dimana-mana sampai kulit kepala juga.

Karena mas Afin udah kena, jadi ya tidur berdua di kamar atas ga masalah. Kalau dipisah, lagi-lagi pasti mas Afin yang bakal uring-uringan. Imbas lain ya mbak Alma ga boleh deket apalagi megang dik Adhan. Ini yang bikin kami repot semua soalnya kalau diajak mb Alma, dik Adhan betah. Ga tahu kenapa kalau dekat sama mas Afin masih belum merasa nyaman. Tapi papa yakin kalau sudah gede pasti dekat semua karena mereka berdua sayang banget sama adiknya. Lama tak masuk sekolahpun membikin mbak Alma jadi bete. Maunya segera masuk namun dia faham, teman2nya bakal tertular. Demikian juga dengan tak bisa diajaknya dik Adhan. Cuma bisa diajak maen dengan tanpa menyentuh. Padahal dengan mbak Alma bisa 15-30 menit lho kalau maen jadi lumayan bisa membantu
.

Hari ini kondisi mbak Alma sudah makin baik. Beberapa cacar air sudah mengering meski beberapa diantaranya malah lecet. Beda dengan cacar airnya mas Afin yang lebih mudah kering. Mungkin karena pas mbak Alma kena, hawa begitu panas dan akan membuat badan gerah. Kalau gerah dan berkeringat pasti akan menimbulkan gatal. Bila malam hari akan lebih sering tergaruk terutama saat tidur. Semoga mbak Alma segera pulih dan kembali beraktifitas seperti biasa. Kami sudah merindukan mbak Alma untuk bisa menemani dik Adhan, bersekolah, bermain dengan temannya. Rencananya besok sudah kembali masuk sekolah. Ya Allah, semoga di sekolah ga nular ke teman-temannya dan dirumah ga nular ke dek Adhan juga tetangga. Kasian kalau sampai mereka mengalami, apalagi dik Adhan yang masih sangat kecil.

04 Oktober 2010

Ibu

Sukoharjo,4,10,10

Ibu….
engkau s’lalu ada untukku…
Engkau rela berkorban demi anakmu…
Engkau rela melakukan apapun….
Hanya untuk semuanya

Ibu… dan saat waktu itu aku menangis…..
Lalu engkau datang untuk menghiburku
Jika aku kesulitan membuat PR engkau membantuku
Engkau membantuku dgn Hati yg Ikhlas
Saat aku sdg belajar engkau juga membantuku
Dgn Hati Ikhlas dan berpenuh harap…

Aku akan menjadi anak yg pintar, rajin belajar, manutan kepada Orang tua…
Maaf wahai ibuku karna aku tlah menyusahkanmu,membentakmu…
Tapi engkau terima semua itu dgn ikhlas…

Padahal engkau t’lah mengandungku selama 9 bulan
T’rima kasih wahai ibuku….
Karna engkau t’lah mengajariku tentang semua hal-hal
Dan engkau tlah mengangkatku menjadi anak yg pintar…
Terima kasih wahai ibuku….

Anugrah Rawiyah Salma
IV A

06 September 2010

Rasa Sayang Pada Bunda

Me : cin? udh pd brgkt?
7:37pmSuci : ya pa… td brgkat j 6. lho mama dah bls sms lho pa
7:37pmMe : sepi ya...
7:37pmSuci : adik bngun….. bentar ya
7:37pmMe : ya... sms blm sampai...
7:42pmSuci : kok sll trouble ya sms akir2 ini… mam yo judge…. sms mas af ,mgk ga smpe krn ag di bls
7:42pmMe : mama sms ke mana? m3?
7:42pmSuci : adik bgun lagi
7:43pmMe : ntar aja lah kl udh nyenyak...
9:06pmSuci : pa, maaf kebablasan tdr
9:06pmMe : gpp.... istrht saja say.... mama capek....
9:07pmSuci : ning adik yo banun2 lagi tu
9:07pmMe : papa jd ga enak... udh off saja... bsk papa telp...
9:07pmSuci : hehe gp,bentar sj… iya,anak2 msh tdr, sampe bawaen
9:08pmMe : kt omnya sampe smg....
9:08pmSuci : td sore afin kan meluk mama erat, blg maaf, blg kangen.
9:08pmMe : masak? mama cium ga? bener kan? anak itu sayang sm mama nya.... cuma kdg kl emosi kelewat.... tgl kita didik gmn caranya ga terlalu emosi....
9:09pmSuci : tyta trus crita kl mase2 panitia bikin aca(mnrt mama sih renungan itu lho) yg blg gmn kalao ga sholat,gmn kalo ortu dah meninggal dll. jadi nangis. tya tn2 byk yg nangis jg.. jadi suaraku ngini krn nangis ma… iya mama cium tho. mama jg blg minta maaf kl byk salah
9:09pmMe : ah.... anak itu baik banget....
9:10pmSuci : ketok sayang jg ma alma

9:10pmMe : papa sampe berlinang air mata... anak2 kita tumbuh dg cinta yg bgt kuat meski jarak memisahkan... trims telah menyemai mereka dg cinta yg tulus....
9:10pmSuci : kan yg didik pa2….. td jg tanya, mama pernh mentak mbah ti
9:11pmMe : papa pasti ga ada apa2nya kl didik mrk... trus?
9:11pmSuci : mama blg ga, knpa?
9:12pmSuci : pak chomsi blg, kl kt mbentak ortu psti anak kt nt jg akn mbentak kita. kl a2 gak, aku kok mbentak ya? apa nurun papa ya ma .
9:12pmMe : papa jelas ga pernah mbentak mbah ti... urusan bs panjang sm mbah kung...
9:12pmSuci : ketoke mama ga ernah tu….. cm mama kdg nada tinggi ma b ti wkt sma itu lah
9:13pmMe : itu hrs di klarifikasi... bukan soal kita tp jelaskan berarti mas afinnya yg kelewat emosi dan itu ga boleh...
9:13pmSuci : tp lupa pastinya,jangan2 pernah ya
9:13pmMe : yo anake tambah banter... yg ptg kedepannya lah... kl bulek ucik genah tau...
9:13pmSuci : tp mama blg ke mas af ,ya ga bolh.mama ga pernah tu… tp kemungkinan besar,afin nurun mama…. cm mama lupa
9:14pmMe : sdh ga enting tgl ke depan kita jaga mereka...
9:14pmSuci : dan kalo bener nurun mama, itu ga benerlah
9:15pmMe : utk lbh lurus lagi.... mrk sdh anak2 yg baik... aku ga bs bayangin gmn alma ikut pekil... bs lari ke rmh tuh pas renungan...
9:15pmSuci : hehehe

04 September 2010

Rindu Mbak Alma Pada Mas Afin

Alma : ya pa.........
9:43pmMe : kl ga ada mas afin bikin mbak alma sedih ga?
9:46pmAlma : ya pa
9:46pmMe : jadi tahu rasanya butuh mas afin kan? kl ada kliatannya nyebelin tho?
9:47pmAlma : ya…. Ya…………
9:47pmMe : itulah mbak... kl kalian pas bareng jgn mikir diri sendiri.... papa yakin, disekolah mas afin juga sedih ga ada mama, dik alma dan dik adhan....
9:47pmAlma : aku akan menyesal seumur hidupku karna benci dgn kakak.....
9:48pmMe : he...he... kalian ga saling benci.... tp saling sayang... papa sangat tahu itu.... cuma kadang saja merasa sebel... kan di agama ga boleh bertengkar sampai 3 hr sm org lain apalagi sama saudara....
9:49pmAlma : padahal kakak juga memberi sesuatu yg terbaik.........untukku aku sdh menyesali perbuatanku
9:50pmMe : mbak alma juga memberi terbaik utk kakak koq....
9:50pmAlma : tdk
9:50pmMe : papa pasti akan sedih jika kalian saling membenci.... krn berarti papa gagal menjadi orang tua yang baik... udh jangan sedih... kasian mama...
9:51pmAlma : tidak...itu tdk benar...
9:51pmMe : benar lah mbak....

9:51pmAlma : aku yg bersalah
9:51pmMe : ga boleh begitu... emg mbak alma bersalah apa?
9:51pmAlma : semuanya
9:52pmMe : misalnya?
9:52pmAlma : ya
9:52pmMe : bingung to? krn mmg mbak alma ga salah sama kakak....
9:52pmAlma : tdk tahu
9:52pmMe : kalian itu saling merindukan namanya...
9:53pmAlma : ternyeta itu memeng benar..... aku memang sdh mengantuk
9:53pmMe : dulu papa juga begitu sayang sama bulek ucik.... ya udh bo2 dulu aja sana....
lagunya biar diambil mama besok...
9:54pmAlma : ya sdh dada papa
9:54pmMe : jgn lupa doa... utk papa, mama, dik adhan juga mas afin...
9:54pmAlma : selamat mlm
9:54pmMe : spy mas baik2 aja ya nak... <3 U
9:55pmAlma : LOVE <3 YOU
9:55pmMe : situ hujan ya mbak?
9:55pmAlma : BYE DAD….. YA
9:55pmMe : byeeee honey.... my daughter... have nice sleep yah...
9:56pmAlma : BYE
9:56pmMe : byeee.

22 Agustus 2010

Bundaku

10:00pmSuci : pa?
10:00pmMe : knp? siapa nie?
10:00pmSuci : mbak alma… aku terharu...........:-(
10:01pmMe : knp terharu mbak?
10:01pmSuci : sangat terharu.........
10:01pmMe : knp? koq terharu?
10:02pmSuci : tadi Hudson menyanyikan lagu Bunda. jadi terharu...........:-(
10:02pmMe : oh gitu....
10:02pmSuci : :-( :-( :-(
10:02pmMe : itu lagu bagus nak... coba cari di google utk teks lagu bunda... makanya sama ibu harus patuh krn ibu/mama/bunda adalah org yang luar biasa bagi anak2nya...
10:03pmSuci : dia menceritakan tentang ibunya yg sdh meninggal… ya pa.............
10:04pmMe : manutan ya sayang... bantu bundamu... spt itu koq kt mbak alma cuma ngurus dek adhan...



10:04pmSuci : ya pa..........
10:06pmMe : blm ngantuk mbak? mas lagi ngapain?
10:06pmSuci : blm

10:07pmSuci : pa kalau buka google ngetiknya bunda gimana? teks nya mau kucatat,trus kli yg mana?
mas lg nonton sepak bola
10:08pmMe : pertma klik file diatas sblh kiri... pilih new tab di klik kanan....
10:08pmSuci : sdh
10:08pmMe : dikotak kosong tulis google...
10:08pmSuci : dah
10:09pmMe : dibawah tulisan google tulis lirik lagu bunda. nanti akan ada banyak daftar... nah dipilih salah satu...
10:09pmSuci : yg mana?
10:10pmMe : yg atas sendiri boleh...
10:14pmMe : ada mbak?
10:18pmMe : mbak?
10:21pmSuci : apa? maaf tadi nyatet lagu bunda
10:25pmSuci : pa2 disana hujan?
10:25pmMe : kasihan bunda... nggak nak...
10:25pmSuci : sini hujan
10:25pmMe : gede?
10:26pmSuci : ya begitulah........
10:27pmMe : mbak alma kemana?
10:27pmSuci : lg nyatet. maine bagus pa........ mainnya seperti Wigan vs Chelsea
10:28pmMe : iyalah.... MU... kl nyatet udh selesai, papa mau bcr sm mbak alma...
10:30pmSuci : ya pa..........
10:32pmSuci : pa,dek ama mau tidur. besok lg ya pa........
10:32pmMe : iya mbak....
10:32pmSuci : aku juga ngantuk nihh........
10:32pmMe : ehmmm bentar... kesimpulan dr teks bunda apa mbak? menurutmu gmn?
10:32pmSuci : kenapa?
10:32pmMe : papa pengen tahu aja... menurutmu bunda spt apa?
10:34pmSuci : ya kita harus sangat berterima kasih kpd ibu kita yg telah melahirkan kita
10:34pmMe : cuuma terima kasih? dikatakan ke bunda atau diapakan mbak?
10:35pmSuci : ya pa...........
10:36pmMe : jadi cuma bilang "terima kasih ma" gitu aja?
10:37pmMe : lho koq ga dijelaskan?
10:37pmSuci : lg nlis pa, mo pada tdr. ini mama

19 Agustus 2010

Mukti Siji Mukti Kabeh

Kepulangan yang sungguh menyita emosi jiwa dan kebahagiaan luar biasa. Rasa kangen, rindu dan harapan memuncak saat kami bertemu pukul 20.20 dirumah. Pelukan-pelukan kecil nan hangat benar-benar kunikmati. Yang paling jelas terpancar mbak Alma, matanya berbinar dan langsung basah seraya mengetatkan pelukannya dipinggangku. Sementara sang kakak langsung menerocos menanyakan naik apa, jam berapa datang, lama ga nunggunya. Sedangkan si kecil justru reaksinya terbalik, merengek menggapai sang mama dan segera menuju peraduan melepas kantuk. Aku harus memahami dan memakluminya.

Cerita-cerita mereka mengalir hingga pukul 22.50 dan sulit kuminta berhenti bagai detik waktu yang terus berjalan. Ah, damai benar jiwa, hati, rasa juga raga ini. Bergantian kakak adik kupeluk dan kucium dengan hangat. Benar, tak pernah bisa merasa puas jika tak tiap hari bersama mereka. Tidak sekedar melepas lelah, letih atau rasa rindu. Mamanya kubiarkan ikut mendengarkan sembari sesekali bolak balik ke kamar menengok si kecil. Aku merasa mereka mulai tumbuh menjadi anak yang luar biasa bagi kami. Meski tiap hari ku telp, tetap saja obrolan mereka bagaikan senandung merdu dari seniman.

Sang kakak, Afin mulai tumbuh besar dan menyukai hal-hal yang membuahkan pikiran, gagasan dan lontaran yang kadang ga disangka. Rupanya pola pikirnya semakin berkembang menjadi bagus dan langsung terpikir betapa bertambah hari akan jadi brillian nih anak. Itu tentu harapan kami semua. Emosinya juga semakin terkontrol dan berdasarkan penuturannya "susah banget e pah ga marah itu". Kupacu terus agar hal semacam itu dipertahankan dan tetap dijaga. Hal sebaliknya terjadi sebelumnya. Emosi terus memuncak dan nada keras sering terlontar dari mulutnya. Dari cara komunikasi yang dibangun juga sudah bergeser. Dua anak kecil tetangga kami respek padanya.

Pun demikian ketika sahur tiba. Jarang (kata mamanya) membangunkan lebih dari 3 kali. Bahkan saking besar niatnya, di minggu pertama dibangunkan 3 malam itu karena tidur jam 23.00. Bahkan pernah sampai pukul 00.30 sehingga agak berat membangunkannya. Untung papa kalian dirumah jadi bisa digendong dan dirayu supaya segera sahur. Satu hal yang menjadi apresiasi kami yakni amarahnya yang sama sekali tak muncul. Alhamdulillah, kami bersyukur atas itu. Membandingkan dengan puasa sebelumnya akan sangat jauh berubah. Termasuk minatnya ikut TPA. Kami sendiri tak memaksanya karena ngajinya juga udah bagus dan bila memilih bermain, kami tak akan bereaksi. Perubahan yang mendasar.

Si cantik, Alma secara umum tidak berubah termasuk sikap dan semangatnya. Masih malu-malu dan kadang meledak bila bersinggungan dengan sang kakak. Selama papa dirumah untungnya ga banyak senggolan sehingga ga banyak amarah bahkan tangis berurai. Ceritanya masih tetap runtut, pelan, plus ekspresi malu-malu. Yang paling dia suka adalah mengungkapkan perasaannya pada diriku. Tanpa malu selalu mendekap kuat, erat dan lama lepas. Masih suka berlama-lama bercerita apa yang dia lakukan di sekolah, untuk bundanya atau adiknya. Pulang kali ini, aku dikagetkan dengan model poninya yang sama seperti saat masih kecil.

Beberapa kegiatan baru yang disukainya seperti mainan camera, ambil gambar segala macem. Mulai adiknya ketawa, siaran tv, bunga, burung, motor dan segala hal. Sudah dua tahunan dia sudah mandiri dan banyak mengerjakan segala sesuatu sendiri. Di rumah tanpa ada temanpun bagi mbak Alma bukan sebuah aktivitas menakutkan. Senyum ataupun dekiknya selalu membuatku ingin terus bersamanya. Si kecil pun ditungguin si kakak ini juga ga pernah bermasalah sebab memang sering membuat dek adhan tertawa terpingkal-pingkal. Soal tanggungjawab memang lebih unggul hanya saja memang manjanya harus dikurangi.

Yang paling kecil, Adhan. Responnya masih sama ketika mata kami bertatapan. Menangis dan mendekati ibunya. Yah meski hati sakit, aku faham atas ketidakmengertiannya. Kadang kupaksa juga untuk ikut diriku meski nangis. Mau gimana lagi, kangen yang tak terkira membuat aku nekad mengajaknya. Setidaknya sekarang aku tahu trik supaya si kecil tidak menangis kalau aku ajak yakni mencari si pus di depan rumah atau diajak naik motor. Tidak hanya diam tapi juga aktif bicara maupun gerak bila diajak jalan keluar rumah. Model rambutnya paling beda diantara kedua kakaknya.

Senyumnya, dekiknya maupun reaksinya saat mata terpejam mencari sumber air bagi dahaganya sangat lekat dalam ingatanku. Bau khas dirinya juga terpatri kuat dalam otak dan hidungku. Ada beberapa hal yang hingga kini membuat mamanya cukup gelisah. Gerakan motoriknya masih sangat terbatas meski badannya tidak masuk kategori gendut. Aku mengingatkannya untuk terus melatih dan merangsang motoriknya. Sampai sekarang penasaranku padanya belum hilang karena ku belum mampu membuatnya tertawa lepas. Ketegangan atau mengalihkan pandangan bila sedang bersamaku.

Begitulah kondisi ketiga anakku setelah hampir setahun belakangan ini bertemu denganku hanya sebulan sekali. Itupun dengan kondisi yang kadang tidak mudah, sering dengan tingkat emosi yang tidak stabil. Beruntung memiliki istri yang mau mengerti, mensupport, sabar dan segalanya lah sehingga anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang menarik tidak hanya fisiknya namun juga jiwanya. Istri yang selalu setia, hangat, manis dan menenangkan jiwaku. Keluarga kami masih terus berharap agar kebahagiaan yang hadir akan bertahan hingga nyawa memisahkan kami.

12 Agustus 2010

Sang Kakak

Malam ini, kabar gembira menyeruak ditengah himpitan puasa. Mas Afin membikin prestasi (yg mungkin bagi org lain biasa) tapi bagi kami menjadi luar biasa. Tidak hanya berani mengaji di depan teman2 TPA masjid Istiqomah namun suaranya juga kenceng dan tidak begitu grogi. Dalam perbincangan papa dengan mas Afin melalui jaring sosial facebook papa eksplorasi pengalaman itu. Mengaji di kelompok Al Quran dan di depan teman-temannya (bukan teman sekolah dan ini pertama kalinya melakukan), pakai mik serta dilingkungan rumahnya sendiri merupakan hal yang baru. Yang membikin bangga papa dan mamanya adalah ngajinya tetap lancar malah diminta 2 kali. Dari 2 kali baca Al Quran ternyata hanya salah 1 kali.

Dibanding teman-temannya memang dia lumayan walau ada yang masih kelas 4 dan ada yang sudah kelas 6. Tetapi, dia datang terlambat. Itu yang membikin lebih positif karena selama ini dia termasuk anak yang jarang tampil. Bahkan sama pak ustadz ditanya rumahnya lantas dia jawab "anaknya pak Iral mawar VI". Ketika kuledek pasti pak ustadz ga kenal papa, dia cuma menampilkan simbol wajah tersenyum sembari menjawab tidak tahu. Kupertegas apakah suaranya pelan, jadi sulit membaca atau keringetan, dia menjawab keringetan tapi suaranya masih kenceng. Kubilang itu namanya sdh tidak grogi
, dan dia kembali tersenyum.

Kak, kau memang anak yang luar biasa seperti adik-adikmu. Setiap anak memiliki keunggulan yang kadang kalau orang tua tidak mengolahnya akan menjadi seperti anak biasa saja. Pukul 20.30 sebelumnya ada 2 anak tetangga kami juga bermain kerumah namanya nevin dan abid. Mereka sering bermain ke rumah kami, cerita mamanya. Dan ketika kutanya pada kakak, mereka sudah pulang dijawab sudah dan diantar. OMG, kau telah tahu tanggungjawab mengantar teman-teman kecilmu yang masih di TK maupun belum sekolah. Padahal tak ada yang menyuruhmu begitu. Artinya didikan kami masuk dalam sanubarimu dan kubilang itu namanya kau bisa tahu apa tugas dan tanggungjawabmu.

Mas Afin, papa mama bangga atas apa yang sudah kau lakukan bahkan untuk dirimu sendiri. Terus tumbuhlah jadi pribadi yang peduli pada yang lain seperti harapan orang tuamu, bertanggungjawab atas tindakan maupun melindungi pihak lain yang memang harus menjadi tanggungjawabmu. Kelak kau kan tumbuh dewasa melindungi adik-adikmu juga bundamu sayang. Kau sudah tak sabar menunggu kedatangan papamu juga mama, dek alma dan dek adhan. Papa juga tak sabar menunggu waktu esok tiba. Melakukan perjalanan yang cukup singkat untuk memeluk, merangkul, mencium dan merasakan rasa rindu yang luar biasa. Papa juga merindukan bs terus bersama kalian.

Di kelas ternyata kau bukan pengurus kelas dan tak kecewa karenanya. Anakku, belajarlah menerima yang memang tak seharusnya kau tak terima. Yang penting berusahalah jadi yang terbaik agar tidak hanya membahagiakan orang tuamu tetapi juga dapat menularkan dan menyebarkan virus kebaikan pada yang memang harus kau lindungi. Karena kadang ada orang yang tak beruntung dan disitulah letak kewajibanmu melindungi sesamanya. Semoga harapan orang tuamu tak membebanimu kelak. Apa yang bisa kau capai, capailah dan yang tak bisa karena memang tak mampu, pelajarilah. Bukan untuk gagah-gagahan namun menebarkan payung kedamaian bagi yang lemah.

Anakku, kami orang tuamu tak mampu warisi apa yang bisa kau sentuh tetapi kami ingin mewariskan jiwa, semangat dan kepedulian pada sesama. Cukup sudah kami banyak merasakan kegentingan akibat kesewenangan orang lain yang tak peduli. Maka kami berharap kelak kau akan menjaga orang-orang itu. Semailah benih kedamaian, persahabatan dan cinta kasih pada sesama. Tumbuhlah jadi diri sendiri dan menjalankan mandat itu. Cinta dan kasih sayang kami kan terus mengalir tanpa henti. Tularkan pada adik-adikmu dan jadilah pria yang menjadi dambaan para tokoh, para aktivis, para kaum tertindas untuk menunjukkan bahwa kau bisa melakukan perlindungan itu. Trims sayang.....

04 Agustus 2010

Ultah Mas Afin ke 10


Si hansdome ini anak yang lucu yang menggemaskan dan selalu membuat hari-hari pada tahun pertama dan kedua pernikahan kami menjadi ceria. Kami sangat ingat berbahagia dengan kehadirannya. Kami memanggil namanya Afin dari nama panjangnya Anugrah Alif Kholifah Mustadzafin. Sebuha doa atas rasa kangen tumbuhnya generasi yang peduli atas sesamanya. Kata “Anugrah” kami sematkan sebagai wujud rasa terima kasih atas pemberian NYA. Baik hadirnya bayi maupun kenikmatan lain seiring kehadirannya. Alif bermakna anak pertama kami dan juga bermakna anak yang akan memegang teguh keyakinan, kebenaran dan agamanya kelak. Sedangkan Kholifah kami maksudkan sebagai doa agar kelak besar nanti akan jadi pemimpin. Pemimpin atas apa? Atas kaum Mustadzafin, kaum marginal, kaum lemah, kaum yang selalu tertindas atas kesewenang-wenangan.

Jadi si kakak “Afin” harapan yang berasal dari doa kami supaya berguna bagi masyarakat. Awalnya kami akan memanggilnya dengan Alif karena kebetulan dia punya sepupu yang manggilnya juga Alif. Pada proses balitanya sangat luar biasa. Kami sangat menikmati suara tawanya yang berderai. Takkan pernah kami lupakan hingga kelak nanti. Yang asyik, saat kecilnya bila waktu tidur tiba harus dikipasi sembari punggung digaruk. Ibundanya terlalu lelah bekerja sehingga sering tertidur kala menemani tidur. Jadi akulah yang sering meninabobokan dirinya. Sungguh menemani saat-saat terlelapnya adalah kebahagiaan meski tangan lelas menggerakkan kipas juga menggaruk punggungnya. But its okey honey, I will do everythink and make u relax.

Hal yang juga menarik diingat, kebiasaan duduk dari rebahan. Sang Kakak ini tidak cukup belajar bagaimana caranya duduk dari rebahan. Sudah terbiasa di dudukkan jadi bila berkeinginan duduk maka akan meminta tolong. Pun juga berdiri. Tak heran bila umur 14 bulan telah dapat berjalan namun belum bisa bangkit dari rebahan untuk duduk maupun bangkit untuk berdiri. Kami, orang tuanya tak patah semangat menasehati, mengajari dan menunjukkan cara itu. Kita tak terasa 10 tahun berlalu dari saat dia lahir. Kami bangga pada dirimu sayang, mas Afin. Sungguh, waktu berlalu sangat cepat dan tak terasa kau telah tumbuh jadi anak-anak yang menyenangkan.

Honey, papa dan mama mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 10. Semoga kau tumbuh jadi anak yang selalu berbuat baik terhadap sesama. Seperti selama ini yang kau lakukan dan itu semua ajaran orang tuamu. Tak boleh membedakan teman, saudara serta orang lain. Pandanglah mereka sebagai sesame ciptaan tuhan, sama sepertimu. Kalau kita mengejek, itu namanya mengejek Tuhan, menghina ciptaan Tuhan. Tumbuhlah sebagai pribadi yang menyenangkan seperti selama ini. Tetap jaga adik-adikmu dengan penuh kasih sayang dengan penuh perhatian serta bimbinglah mereka seperti dirimu tertib dan rajin menjaga ibadahmu. Kami, papa dan bundamu akan selalu berusaha menemanimu, menjadikanmu teman menghadapi hidup. Hadapi apa yang ada dengan keberanian, dengan keyakinan dan dengan optimisme.

Tida usah kau ragu untuk menentukan masa depanmu dan apa yang ingin kau capai. Beberapa waktu lalu saat kami tanya, kau berkeinginan menjadi pegawai bank. Apapun honey, asal itu halal dan kau dapat berhasil menjadi dirimu apalagi menyebarkan kebahagiaan pada orang disekelilingmu dan disekitarmu merupakan kebahagiaan kami, orang tuamu. Prestasimu, rasa optimismu dan taat ibadahmu sudah setara dengan umurmu. Semakin bertambah umur, tambahlah ketiganya ya sayang. Sungguh kami menyayangimu, mencintaimu dan apa yang kau inginkan kan kami persembahkan padamu anakku. Perkembangan akademismu, ketaatan ibadahmu dan kemengertianmu atas kondisi papa dan bundamu membuat terharu. Terima kasih mas Afin atas sikap, pikiran, tindakan kepada kami. Doakan kami kan terus menjagamu hingga kelak nanti.

03 Agustus 2010

Ceriamu


Tak pernah bosan dan selalu saja mengapresiasi kelucuanmu. Ah seandainya kakak-kakakmu dulu dilahirkan ketika teknologi sudah secanggih sekarang tentu ayahmu akan banyak mengabadikan banyak kejadian penting dalam sejarah kanak-kanak yang sangat luar biasa. Pun apalagi bila tiap hari dapat menunggui, bermain, bercanda bersama. Pasti lembar-demi lembar akan terisi dengan semua kebahagiaan itu. Papa menulis ini pada saat sekarang karena tak tahan melihat foto-foto ceriamu. Dan akses yang digunakan sangat cepat. Papa ga bisa tenang kalau tak menumpahkannya.

Suaramu yang tiap papa telp selalu menyahut (kecuali adhan bobo), bikin deg-degan. Sama seperti saat bersama mas afin dan mbak alma waktu kecil. Tak sabar segera pulang untuk mandiin, nyuapin apalagi bermain bersama. Kalian tahu itu hobi papa kalian. Anakku, kalian harta yang luar biasa bagi hidup papa dan mama. Hari, jam, menit dan detik mengetahui kalian baik-baik merupakan syukur yang tak terhingga. Tetaplah sehat, ceria apalagi bisa jenius tentu kami akan sangat bahagia. Kepedulian pada sesama itu keharusan yang tak bisa ditawar.

Orangtuamu sangat mendambakan anak yang punya simpati dan empati terutama pada kaum lemah. Nak, ingatlah bahwa membantu mereka itu keharusan bukan jika ada kesempatan. Apapun kondisimu, bantulah mereka dengan segala yang kalian punya. Tidak usah memikirkan balasan karena telah di Jamin, menolong orang susah itu pasti diganti oleh Tuhan. Jangan pernah berfikir kapan diganti, siapa yang mengganti, dengan apa mengganti.

Kasih sayang dan perhatian kami adalah pupuk bagi kalian mengembangkan diri, berperilaku, bertutur kata serta bersikap yang tidak menyakiti. Di depan dan dibelakang harus sama tidak boleh membeda-bedakan orang. Yang kalian sayangi tidak hanya orang tua dan saudara namun juga mereka yang tak punya. Tugas kalian salah satunya membagi kebahagiaan yang kalian miliki pada mereka. Kami hanya dapat membagi cerita kebahagiaan agar cerita itu membuat kebahagiaan lainnya.

Template by:

Free Blog Templates