Sekolah merupakan dasar yang cukup penting untuk bekal masa depan dan setiap manusia di Indonesia akan melewatinya. Mas Afin dan mbak Alma juga melewati masa-masa sekolah dengan cukup antusias. Mereka bergembira ketika masuk sekolah atau kadang ya males-malesan sehingga akhirnya mbolos. Prestasi di sekolah juga lumayan menurut kami, papa mamanya. Hanya saja memang masih angin-anginan yang kadang naik atau turun. Jika masih giat, mereka akan belajar tanpa disuruh-suruh bahkan mulai pulang sekolah hingga akan terlelap ditengah malam.
Atau malah sebaliknya, cuma bentar buka buku pelajaran, baca dan sudah. Entah masuk atau tidak tapi kami mempercayai kalian telah belajar. Metode untuk tidak banyak menghafal namun memahami soal, cukup dapat ditransfer dari kami untuk mas dan mbak. Karena menghafal meski juga penting namun sering tidak berhasil untuk memahami esensi pelajaran. Kecuali untuk pelajaran sejarah. Mereka berdua sama-sama tertarik bila belajar tentang pemahaman. Kadang sampai papa mama susah menjawabnya.
Eksplorasi atas pengetahuan tidak dibatasi hanya pelajaran sekolah namun membaca kehidupan sehari-hari cukup penting. Kami memang memasukkan acara "tolong", "andai aku menjadi", "mrico" hingga "upin ipin" sebagai mata pelajaran sampingan. Kenapa? karena berbagai acara tersebut mampu menyampaikan pesan yang cukup jelas dan mudah ditangkap oleh otak, pikiran bahkan hati mereka. Memberi pelajaran jiwa bagi mas dan mbak alma juga tidak boleh dikesampingkan agar tak tumbuh jadi manusia egois.
Pelajaran sekolah sendiri pada masa sekarang tidak semudah saat kami kecil. Mengajari bahkan memahamkan makna atas berbagai pelajaran menjadi misi yang tetap harus disampaikan supaya esensi dari pengertian dan pengetahuan yang diterima tidak kosong. Meski awalnya cukup tertatih-tatih, alhamdulillah sekarang sudah mulai bisa menyesuaikan. Tolok ukur untuk penerimaan pelajaran ya dengan hasil tes. Alhamdulillah selama bersekolah hingga sekarang ini masih bisa mencapai standar.
Yang juga ikut didorong adalah bagaimana mempertahankannya. Tidak mudah disalip atau bahkan harus faham atas ilmu yang disampaikan oleh guru mereka. Selama ini rata-rata nilai semester bisa mencapai 80 keatas meski sesekali mas Afin menyentuh angka rata-rata 70. Artinya dia bisa menangkap pelajaran. Dia dihimpit oleh teman-temannya yang les pelajaran diluar maupun pada guru mereka. Tak jarang keluar kata-kata yang menjelaskan bahwa temannya banyak yang mendapat kunci jawaban dari sang guru.
Kami harus mensupportnya dengan tidak mencontek apalagi ikut mendapat kunci jawaban tersebut. Supaya mereka memiliki rasa percaya diri dan keyakinan bahwa pengetahuan mereka telah cukup untuk mengerjakan soal. Yang agak mengecewakan hasil test mata pelajaran matematika mas Afin untuk test semesteran I kelas lima. Nilai dibawah 50 telah memukul telak kami semua dan juga mas Afin. Setelah kami cek, memang ada beberapa soal yang harusnya benar namun disalahkan.
Beruntung ulangan harian maupun tengah semester I mampu mendongkrak nilai di raport. Ini harus dibenahi agar pada semester kedua hasilnya bisa lebih optimal. Mas Afin mendapat nilai total 1909 atau rata-rata 86,77 untuk raport kelas V semester I. Dengan nilai itu, mas Afin berada di posisi 11. Hasil matematikanya lumayan drop sehingga sulit mengatrol pelajaran lainnya. Sedangkan total nilai agama bila dibandingkan dengan teman yang lain berada di posisi kedua dan hanya terpaut satu point dengan temannya yang mendapat jumlah terbanyak pada mata pelajaran agama.
Rata-rata 86,77 lebih rendah dibandingkan hasil test tengah semester namun hampir sama dengan ujian semester II kelas IV. Dengan melihat posisi ranking 11, berarti teman-teman mas Afin mendapat nilai jauh lebih baik. Tapi tak apa, papa mama masih yakin kalau mas Afin akan memperbaiki itu semua pada semester kedua. Ini menjadi modal penting pada persiapan psikis mas Afin di tahun depan yakni kelas VI. Karena pada saat kelas VI, mas akan menempuh ujian nasional dengan standar nilai 60. Tidak mudah namun kami yakin mas Afin bisa melewatinya. Mas Afin harus tetap yakin.
Sementara itu, hasil semesteran mbak Alma untuk kelas IV semester I nilai totalnya mencapai 1680 point atau rata-rata nilainya 84 (terpaut 0,9 dari hasil semester II kelas III). Dengan jumlah segitu, mbak Alma menempati posisi ke 10 dikelasnya. Dibandingkan ujian tengah semester kemarin hasilnya lebih bagus 2 poin. Tetapi justru rankingnya lebih rendah. Ini juga menandakan bahwa teman-teman mbak alma belajar jauh lebih keras sehingga meski rata-ratanya hampir sama namun posisi peringkatnya turun dari posisi 7 ke posisi 10.
Maka dari itu semua anakku, belajarlah yang rajin agar kedepan hasilnya bisa lebih optimal dan sesuai kapasitas otakmu. Papa mama hanya bisa mendoakan agar kedepan nilai raport bagus serta perilaku kalian sama dengan nilai yang didapat. Tidak mudah namun dengan bekerja keras kalian akan mampu mewujudkannya. Wong mas dan mbak juga bisa membuktikan, dulu pernah meraih posisi ke 2. Bagi papa mama, landasan nilai bagus itu harus didapat dengan jujur dan tak boleh curang. Yakinlah nak, kalian bisa....