Yah, inilah proses kelulusan atau wisuda ketiga kalinya bagi
mbak Alma. Masih sama seperti 2 prosesi wisuda sebelumnya, mbak masih
berkesempatan maju ke depan menerima penghargaan. Sama persis ketika dia wisuda
TK dan wisuda SD.
Sewaktu di TK Djamaatul Ichwan, meski waktu itu dia masih TK
A dan ikut wisuda karena mau SD mbak Alma turut dipanggil dikarenakan sudah
mampu membaca dengan lancer Al Quran dan huruf latin. Maklum minat bacanya
tinggi jadi ngikutin kakaknya yang memang sudah terlebih dahulu diajari. Dan
itu hal biasa bukan sebuah keistimewaan.
Ketika SD, mbak Alma sempat maju dua kali menerima
penghargaan sebagai siswa berprestasi karena menang juara 2 lomba menulis dan
salah satu siswa yang memperoleh nilai UN 100. Kebetulan nilai matematika mbak
juga 100 sehingga menerima penghargaan 2 kali.
Disamping itu, mbak masuk dalam siswa yang menyelesaikan
hafalan juz 30 ditambah surat-surat pendek. Kali ini mbak berhasil menembuh 10
besar untuk nilai UN tertinggi sehingga berhak menerima penghargaan. Hanya saja
target lain yakni meraih nilai 100 untuk matematika tidak terpenuhi. Maklum
tersiar kabar memang matematika tahun ini sulit.
Kami memang sedikit terbebani saat akhirussanah sebab dengan
nilai tinggi itu mbak tidak bisa masuk sekolah yang diincarnya. Dan penyebabnya
sepele, karena mbak bukan anak Solo. Ini menjadi pelajaran penting bukan hanya
bagi kami tapi juga bagi mbak Alma, mas Afin dan dik Adhan. Artinya kadang kita
menghadapi kondisi ketidakadilan yang diterapkan oleh pihak lain.
Sudah begitu, acara akhirussanah menjelang berbuka puasa
menjadikan kesannya tergesa-gesa. Anak-anak juga pakai pakaian sekolah sehingga
tidak luwes. Undangan orang tua berlaku cuma 1 orang dan beragam faktor tambahan
lain.
Sessi foto atau ambil gambar bersama guru, teman atau kami
yang jadi orang tuanya sama sekali ya tidak ada. Hmmmm…. Kesakralan wisuda
sangat berkurang ditambah gerimis mengguyur sejak sebelum acara dimulai. Jadi
tidak hanya cuaca di dalam hati yang dingin, cuaca luar juga dingin.
0 komentar:
Posting Komentar