Selama semester 2 ini kegiatan mas Afin silih berganti
hamper tanpa rehat. Makin bertambah waktu aktivitasnya di OSIS sangat padat.
Dia bahkan berpindah-pindah seksi dan menyelenggarakan berbagai aktivitas.
Sampai rumah pukul 18.00 makin banyak dan otomatis waktu belajar makin kurang.
Gurat kelelahan juga tampak di raut wajahnya.
Mama papa sebenarnya agak khawatir akan mengganggu belajar
yang akan berpengaruh ke hasil akhir di semester ini. Jadi, ini benar-benar
pertaruhan dan bila itu terjadi mama papa sepakat untuk menghentikannya.
Tidak mungkin kami gambling membiarkan prestasinya makin
melorot sebab di SMA akan menjadi titik pijak melanjutkan di jenjang
berikutnya. Akibat kelelahan itu tak jarang ketegangan-ketegangan muncul.
Pekerjaan rumah atau belajar mencucinya sering terabaikan. Ketegangan juga
muncul ke adik-adiknya dan ini membuat suasana yang kurang baik.
Menunggu hingga akhir semester sebetulnya agak beresiko.
Cara belajarnyapun seperti semaunya begitu. Pun hal ini turut mempengaruhi
persiapan UN adiknya. Papa juga kesana kemari antar jemput mas di sela-sela
padatnya pekerjaan. Energi terbesar yang dibutuhkan sebetulnya tidak sekedar
mobilitas namun nalar yang harus tetap “waras”.
Beruntung kami punya bunda yang luar biasa sehingga
menyeimbangkan segala rasa kami. Begitu UN mbak selesai, giliran test akhir
semester mas Afin dan dik Adhan. Terlihat mas sangat serius mempersiapkan
dirinya. Hanya menurut pengamatan papa mas agak keteteran dalam persiapan.
Hal itu terlihat dari bolak-balik dia harus membuat
kesimpulan atas berbagai pelajaran. Belum lagi diselingi bercandaan dengan adik
atau HP yang hamper tak pernah lepas dari tangannya. Entah berapa kali kami
harus mengingatkan untuk serius belajar. Dan begitu waktu pengambilan raport
tiba, papa agak pasrah.
Ternyata hasil yang didapat mas Afin bagus, mendapat IP 3,15
dan menempati posisi pertama di kelasnya. Alhamdulillah. Meski begitu papa
langsung konfirmasi tentang kepribadiannya di sekolah. Pak Sri sebagai wali
kelas menyampaikan berbagai hal positif yang dicapai mas. Nampaknya
kepribadiannya mulai terbentuk dengan bagus.
“Anaknya bertanggungjawab pak dan menurut saya dia mampu
mengemban tugas dengan baik” urai pak Sri. Syukurlah dan terima kasih nak, kamu
mampu menunjukkan bahwa kamu pelajar yang tidak hanya berdedikasi namun
mempunyai kepribadian yang baik. Jaga dan terus tingkatkan yah, kami percaya
padamu.
0 komentar:
Posting Komentar