Memang hasil UN mbak lumayan bagus untuk modal memasuki SMA
yang diinginkannya. Namun muncul kebijakan pemerintah kota solo yang membatasi
kuota bagi siswa yang berasal dari luar kota. Sekolah yang ditujunya, Cuma ada
kuota 5 persen alias tersisa 12 kursi saja. Otomatis peluang yang tadinya
terbuka lebar dengan kuota 20 persen, hamper dipastikan tertutup.
Papa kemudian berusaha mencari informasi kepada beberapa
pihak yang tahu tentang informasi tersebut. Secara perlahan, hal itu
diberitahukan kepada mbak Alma. Bila kebijakan itu memang benar maka dari
beberapa pilihan. Pertama, menunggu perkembangan atau saat PPDB dibuka untuk
dilihat apakah kesempatan sekolah di SMA 1 atau 4 terbuka tidak.
Kedua, bersekolah di SMA 1 Sukoharjo meski harus kos atau
menumpang dirumah simbah Siti. Sebab bila tiap hari pulang akan kelelahan
karena jaraknya jauh. Ketiga, bersekolah di MAN meski mbak Alma sepertinya
sudah kehilangan mood untuk masuk sana. Sayangnya pilihan satu dan dua
terbentur pada waktu. Penutupan PPDB Sukoharjo lebih dulu dibanding dengan PPDB
Solo. Artinya tidak bisa menunggu proses di Solo selesai.
Semua ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk PPDB Sukoharjo
kami semua optimis bisa masuk kesana karena memang tren hasil UN tahun ini
turun. Sehingga jumlah anak dengan nilai bagus berkurang dan peluang mbak
menjadi terbuka. Cuma dikarenakan kuota kursi luar kota dikurangi banyak,
pelluangnya menjadi tertutup kembali.
Setelah hari pertama PPDB, kami semua masih lega karena
nilai masih masuk. Hanya saja kami tidak tahu ada berapa orang tua yang seperti
kami menunggu hari ketiga untuk mendaftar.
Pada pukul 10.00 hari kedua, papa menawarkan apakah akan
mendaftar ke Sukoharjo? Waktu itu nilai mbak Alma di SMA 4 masih di posisi 10
besar. Akhirnya diputuskan bersekolah di Solo. MBak Alma sendiri tidak cukup
yakin sekolah di Sukoharjo bukan hanya karena jauh namun juga pasti semua
temannya baru.
Hari ketiga pukul 09.00 kami sudah putuskan mendaftar di SMA
V namun ketika melihat perkembangan, di SMA III peluang masih ada meski hanya
tersisa 2 kursi. Kamipun nekad kesana untuk mendaftar. Ternyata begitu sampai
sana, nilai mbak sudah berada di posisi 16 atau urutan 3 dari kuota yang
tersedia. Ah mungkin inilah jalan yang memang harus diambil dan mama papa
percaya ada hikmah dibalik ini semua.
Selamat sudah diterima di SMA V Surakarta mbak, jangan patah
semangat. Perjalananmu masih panjang dan sangat terbuka. Meraih keberhasilan
itu penentunya dirimu sendiri bukan sekolah, guru apalagi orang tuamu.
0 komentar:
Posting Komentar