Si kecil nan cuek ini akhirnya sampai juga di semester
akhir. Papa sih merasakan dia makin cuek saja dengan sekolahnya. Yam au
bagaimana lagi, sepertinya asyik juga ngeliat anak bebas. Ga dituntut banyak
belajar ini dan itu. Belajar tiap hari juga sesampainya ajah dimana tidak harus
lama.
Kami membayangkan bebannya tidak begitu ekstra besar. Menurut
kami hasil hariannya sih lumayan meski tidak terlalu istimewa. Yang jelas kali
ini kami tidak begitu merasa terforsir seperti sewaktu mendampingi kedua
kakaknya. Demikian juga ketika adik belajar, kedua kakaknya juga turut
mendampingi mengajari si kecil.
Sisi lain yang kami syukuri, kami berhasil menerapkan rasa
bahwa mencontek dengan melihat atau bertanya pada temannya atau membuka buku
saat tes itu hal yang tidak diperbolehkan. Dulu kami juga mengajari kedua
kakaknya bahwa mencontek itu sama dengan mencuri. Kami tekankan jujur itu baik
apapun hasilnya.
Bahkan kakak pertamanya sewaktu kelas VI SD sering mengeluh
temannya yang ikut les gurunya hasil selalu baik. Kami tegaskan tidak apa-apa
toh si kakak selama ini hasilnya juga baik. Pun yang mirip mbak Alma, setelah
tes, siang hari ketika kami tanya bagaimana dengan hasil tes seringkali jawaab
lupa atau “ya gitu”.
Artinya kami sulit mengukur apakah adik bisa mengerjakan,
kesulitan atau bahkan tidak faham terhadap soal yang diberikan. Dalam
mengajukan pertanyaan untuk mengingat juga dalam kondisi santai sebab bila
sedang serius soal yang lain ya pertanyaan sering tidak digubris.
Di semester kedua ini adik lumayan hasilnya, berada di
posisi 9. Beberapa pelajaran seperti PKN, Matematika, IPS, SBK dan PJOK
nilainya masih 70 -79. Sementara Al Qur’an, Fiqih, Aqidah Akhlak mendapat nilai
90. Sisanya di angka 80an. Dari 23 anak se kelas dik Adhan ternyata ada 2
temannya yang tidak naik kelas.
0 komentar:
Posting Komentar