31 Desember 2012

Liburan Akhir 2012

Sebuah liburan penutup tahun yang mengasyikkan rupanya bagi Mas Afin, Mbak Alma dan dik Adhan. Berlibur di Tawangmangu saat ultah mama tercinta kemudian dilanjut ngepoll ngendon tempat mbah di Pekalongan sembari nungguin dik Yoga sunat. Ada beragam aktivitas yang dilakukan dan semoga berkesan dalam liburan penutup semester ganjil.

Meski mas Afin dan mbak Alma meluncur duluan ke Pekalongan, dik Adhan 2 hari kemudian menyusulnya. Maklum dik Yoga ga mau sunat kalau mas dan mbak belum ada disampingnya. Koq bisa begitu yah? Itulah masa kanak-kanak yang mungkin suatu ketika akan membuat kelak mereka tersenyum bila membaca tulisan ini. Faktanya memang begitu.

Pasca jalan-jalan keluarga memperingati hari Ibu di tanggal 23 Desember, mas dan mbak menuju Kota Batik bersama mbah Kakung. Banyak bantu dan ikut nyuci bajunya sendiri karena sudah besar. Waktu papa mama disana, sebuah pagi kami semua bersepeda sampai desa Wonopringgo menyusuri jalan kabupaten. Biasa, ditengah jalan pada eyel-eyelan mau dibelakang kendaraan. Diselingi acara ngambeknya mbak Alma yang kelelahan.

Dihari yang lain, kami menuju Jetak Kidul untuk bermain air disungai. Ini sih lebih ke menyenangkan dik Adhan yang baru hobi main air. Pengalaman di kolam renang membuatnya suka main air. Meski ditepian sungai selalu berpegangan tangan. Takut jatuh apalagi beberapa batu berlumut sehingga licin bila diinjak.Tidak cukup jernih namun lumayan sebagai pengalaman bermain di sungai.

Acara lain yang menggembirakan panen rambutan. Papa naik tangga dan mbak Alma memasukkan rambutan ke keranjang. Mas Afin ya bagian makan. Sesekali dik Adhan bantuin membawakan rambutan ke keranjang. Setidaknya sampai 2 hari acara panen rambutan ini. Maklum buahnya tidak bergerombol sehingga harus banyak menggerakkan bambu untuk mendapatkan rambutan itu.

Bermain dan ambil gambar dengan 2 ekor tupai yang lucu. Untungnya tupainya masih kanak-kanak sehingga bikin gemes. Sayangnya setelah ditinggal ke Solo, malah keduanya mati. Ikut sedih kali ya ditinggal mas, mbak dan dik Adhan. Padahal harapannya tidak dibawa supaya pas kesana lagi sudah gede. Takut di Solo malah mati.

Acara lainnya, buat dik Adhan naik odong-odong. Maklum di Solo odong-odong yang lewat suangat jarang. Makanya senang sekali dan makan dengan lahap. Belum tarifnya hanya Rp 1.000 untuk 5 lagu. Mama membayar Rp 5.000 untuk 10 lagu, ga tega harus kembali Rp 3.000 kata mama. Dipeseni esok mampir lagi tetapi sampai pulang Solo tuh odong-odong ga nongol.

Sehari sebelum pulang, om Febi ngajak makan di Ayam Gepuk Tirto serta main game di carrefour. Ayam gepuk tapi penyajiannya utuh sehingga kami mengernyitkan dahi, apanya yang digepuk ya? Selama berlibur itu dik Adhan sempat panas dan ketiganya BAB lembek. Alhamdulillah tidak menjalar dan bertambah parah. Hanya dik Adhan yang masih begitu meski sudah sampai Solo.

Lain kali berlibur begini lagi ga ya?

23 Desember 2012

Yang Kami Inginkan Akhirnya Didapat

Dengan niatan yang kuat akhirnya kami mendapatkan barang yang sungguh sudah kami inginkan cukup lama. Meski harganya lumayan untuk keluarga namun benda itu sangat dibutuhkan. Bagi mama papa, merekam segala polah dan perilaku mas, mbak dan adik penting. Bukan sekedar gambar namun cerita yang tertuang dalam gambar-gambar itulah yang perlu diabadikan. Bukan pula untuk gagagh-gagahan sebab ada berjuta makna dalam gambar itu.

Ya, benda itu adalah camera digital sebagai pengganti kamera kami yang telah rusak sekitar 6 - 7 bulan yang lalu. Meski menghabiskan Rp 400an ribu kamera itu ya sedikitpun tetap dalam kondisi rusak. Otomatis cukup banyak moment yang kami lewatkan begitu saja tanpa ada rekaman. Sangat disayangkan memang namun tak bisa apa-apa.

Mama papa berjuang ekstra keras menabung sedikit demi sedikit agar kamera itu bisa terbeli. Awalnya ketika mencari info harganya mencapai Rp 5,5 juta lebih. Agak merinding juga dan ga tahu akan sampai kapan barang itu terbeli. Alhamdulillah, Allah mendengar apa yang dicita-citakan kami sehingga banyak aktivitas yang dilakukan mama papa. Hal itu berdampak pada apa yang diharapkan otomatis memberi dampak bagus.

Banyak dokumen yang kami miliki dan rutin ditulis oleh papa di blog ini sebagai bagian hidup keluarga kami. Bagian dari yellow house kalau kata mbak Alma meski sekarang sudah bukan kuning lagi. Saat dana terkumpul sedikit demi sedikit, papa cek di toko. Ternyata stoknya memang pas kosong sehingga harus menunggu. Kami pun meninggalkan no telp supaya jika barang datang bisa dikontak. Maklum banyak yang mencari produk itu.

Sebelumnya juga sudah dibaca beberapa literatur kamera apa yang cocok. Pasti ada kelebihan dan kekurangan sehingga kami mencari barang yang menurut teman-teman lumayan bagus serta harganya tidak kelewat mahal. Begitu kami ditelp, segera meluncur ke toko itu untuk memastikan barangnya. Lumayan, saat akan dibayar harga kamera itu tak semahal harga awalnya.

21 Desember 2012

Ulang Tahun Tanpa Tiup Lilin

Tanggal 16 Desember merupakan hari bersejarah bagi keluarga kami. Meski tanggal tersebut merupakan hari kelahiran mama namun itulah tanggal dimana kami semua pantas merayakannya bersama. Mama sangat berjasa dalam hidup kami, dalam hidup papa dan dalam hidup anak-anak. Jasanya tidak hanya bersifat tahunan tetapi masuk ke jasa mingguan, harian, tiap jam dan tiap desah nafasnya. Inilah yang membuat kami semua patut mensyukurinya.

Pada tanggal itulah kami sering mengadakan acara makan bersama entah dimanapun. Memang tidak selalu tiup lilin sebab kadang kue ultah membuat batuk mas, mbak atau dik Adhan. Sebenarnya sering kami mengagendakan kejutan-kejutan kecil tapi malah sulit mengaturnya. Bingung juga mau memberi kejutan seperti apa. Lihat saja 16 Desember kemarin yang kami semua sudah menata kado diruang tengah, eh mama minta kami pulang duluan.

Tentu tak ada kejutan dan membuat mama mengharu biru melihat kado kami. Akhirnya ya kami berikan begitu saja. Disertai pelukan dan ciuman hangat di pipi mulai papa, mas Afin, mbak Alma hingga dekapan mungil dik Adhan. Mama tak pernah mengecewakan kami, selalu saja pengorbanannya mengalir tak henti sejak kami terbangun sampai mata kami semua terpejam. Sungguh istri dan bunda yang memang kami idam-idamkan.

Segala rintangan dan sulitnya hidup kami mampu diringankan oleh beliau, segala kesedihan dan duka kami mampu diceriakan kembali, segala luka lara mampu diobatinya. Hadirnya mama dirumah atau lebih tepatnya dikehidupan kami membuat segalanya makin terang dan menyenangkan. Diusianya yang ke 38, dirinya masih tetap bugar, sehat dan membuat kami semua bahagia. Semoga akan begitu selamanya dan bisa mendampingi mas Afin, mbak Alma dan dik Adhan hingga kelak.

Mama, terima kasih atas desah nafasmu bagi kami, atas gerak kakimu menyusuri ruang untuk kami, gerakan tangan cekatan menyibak kemudahan bagi kami, menuturkan kata-kata indah ditelinga kami, menyentuh batin dan kalbu kami. Semoga segalanya akan baik-baik saja dan kami bisa membalas semua kebaikan mama, kebaikan bunda, kebaikan jiwa yang tulus dalam kehidupan kami.

Terima kasih, mama


16 Desember 2012

Liburan Ke Tawangmangu (2)

Setelah mandi pagi dan dik Adhan makan kami berangkat menuju grojogan sewu. Menuruni jalan setapak dengan berbagai monyet disamping kiri kanan. Rupanya pengunjung cukup ramai meski belum masuk liburan. Maklum saja akhir minggu jadi banyak yang berlibur. Berdasar pengalaman, kami tak membawa tentengan tas kresek agar menghindari mata lapar monyet. Beberapa pengunjung yang tak tahu sering diikuti monyet-monyet itu.

Supaya aman, papa kasih tahu tas kresek itulah yang menarik sekawanan monyet mencegat wisatawan. Ada yang melempar plus plastiknya tetapi ada juga yang mendekapnya. Yang agak bahaya memang anak kecil yang menenteng tas kresek. Makin siang makin banyak monyet turun dari pepohonan mencari makanan. Kebanyakan dari mereka menunggu orang lewat dijalan menuruni tangga menuju grojogan sewu. Kalau tidak hati-hati memang berbahaya karena rasa takut dikejar monyet dapat mengakibatkan kita jatuh.

Segenap Cinta
Sesampainya dibawah, kami mengambil gambar dengan sudut yang cukup menawan. Secara bergantian mas Afin dan mbak Alma mencari spot-spot terbaik untuk berpose. Tak lupa papa mama juga foto berdua. Dik Adhan yang melihat air mengalir tak sabar minta mainan air. Apalagi sebelumnya sudah pernah ke kolam renang, makin bersemangatlah dia. Ditambah badannya yang paling fit tidak lelah karena selama menuruni jalan dia digendong papa.

Akhirnya nyemplunglah kaki adik ke sungai kecil itu. Meski awalnya kedinginan namun kemudian merasa senang bermain air. Setelah puas, pukul 10.10 kami kembali ke atas. Melihat ada permainan flying fox, mas dan mbak ingin mencobanya. Lumayan seru katanya sebab perjalanan flying fox melintasi sungai aliran grojogan sewu. Proses mendaki ke jalan keluar cukup berat sebab selain tinggi juga terjal. Mama dan mas terengah-engah dan berniat istirahat.

Sedangkan mbak Alma dan papa yang menggendong dik Adhan terus saja berjalan. Waktu mama dan mas Afin akan berhenti ambil nafas, eh banyak monyet yang lewat karuan keduanya terburu-buru melanjutkan perjalanan. Rupanya efek skipping mbak Alma tiap pagi memiliki dampak signifikan. Tenaganya cukup kuat walaupun tadi pagi bermain bola, bolak balik menuju pintu grojogan sewu dan kini menyusuri 1250 tangga di grojogan sewu.

Selepas pintu keluar, mas Afin dan dik Adhan naik kuda ke hotel diiringi papa dan mbak Alma dengan lari-lari kecil. Mama? ya di belakang menyusul. Setelah istirahat sebentar di kamar, kamipun beres-beres untuk kembali ke Solo. Mbak Alma tetap membonceng papa daripada naik bus dan mabuk malah merepotkan mama. Mas Afin juga bisa tidur di bus dibanding membonceng papa mengantuk. Sebuah liburan yang luar biasa dihari ulang tahun mama.

Liburan Ke Tawangmangu (1)

Memanfaatkan hari sebelum liburan resmi adalah cara kami supaya saat berlibur entah ke Klaten, Pekalongan atau tempat lain masih bisa didapat. Apalagi ini musim hujan dan mbak Alma kelas 6 sehingga waktu berliburnya bakal pendek seperti tahun lalu saat mas Afin juga kelas 6. Hemmmh... makanya begitu hari Kamis, papa mama berburu penginapan. Tujuan kami jelas, Tawangmangu!

Pertandingan seru
Disana memang objek terbatas namun ada aktivitas lain yang bisa dilakukan. Kan mas Afin serta mbak Alma sudah gede-gede sepertinya akan asyik berlibur kesana. Jum'at pagi hingga sore hunting hotel belum juga didapat. Rupanya banyak pula yang berlibur kesana sehingga sejumlah kamar sudah terisi. Sampai pukul 19.45 kami belum dapat hotel. Entah sudah berapa hotel yang kami telpon dan jawabannya hampir seragam, kamar sudah full booked. Mas Afin dan mbak Alma merengek untuk tetap mencari. Ada beberapa yang masih kosong namun kami ragu mengiyakan sebab tak faham apa fasilitas yang ada.

Akhirnya mama kembali mendapat hotel yang lumayan representatif dan dengan negosiasi kami mendapat harga relatif murah cuma Rp 227 ribu. Esok siang kami menuju ke sana setelah ambil raport di sekolah mas Afin. Ditengah jalan, ketika menunggu bus hujan deras melanda. Daripada repot, akhirnya diputuskan untuk naik taksi sedangkan mbak Alma membonceng papa. Hujan deras menemani perjalanan panjang mbak Alma dan papa hingga jelang hotel.

Sebentar kemudian taksi yang membawa dik Adhan, mas Afin dan mama pun masuk halaman hotel. Setelah urusan administrasi selesai kami masuk kamar yang sudah tersedia. Ruangan cukup luas dengan 2 bed besar ditambah 1 ruang tamu dan teras yang lapang. Sampai malam kami tak bisa kemana-mana sebab hujan masih mengguyur. Makan malampun di kamar dengan dibungkus yang dicari papa dan mas Afin. Kalau saja tak hujan kami akan jalan-jalan.

Pukul 5 pagi mbak Alma dan mas Afin terbangun, ditemani papa jalan-jalan ke depan pintu masuk grojogan. Saat kembali menuju hotel eh mbak Alma digangguin sama monyet. Untung tidak nyakar. Sembari menunggu dik Adhan bangun, kami bermain sepakbola di depan penginapan yang sejuk. Permainan yang seru dan membuat badan tidak terasa dingin. Pertandingan 2 lawan 1 berjalan tidak imbang dengan skor 14 - 7 untuk papa yang berjuang keras hingga terpeleset jatuh.

12 Desember 2012

Adhan, Si Kecil Nan Ceria

Dik Adhan ternyata sudah besar dan tahu akan banyak hal. Meski ditinggal mama berhari-hari tidak rewel dan mau mengerti keadaan. Tiap siang hanya bersama mbah ti dan bude enjoy saja. Aktivitas hariannya tetap menyenangkan dan diisi dengan tawa serta keriangan. Alhamdulillah, kepergian mama ke Kupang NTT maupun Dompu NTB 2 minggu ini tak mengurangi kebahagiaannya.

Mas Afin dan mbak Alma mampu mengkondisikan situasi rumah sehingga dik Adhan tidak cukup merasa kehilangan. Pagi hari kebetulan sering bangun siang sehingga ketika papa antar mas dan mbak, dik Adhan tidak merasa sendirian. Ada mbah ti yang menemani dan hari ini Rabu, ketika terbangun hanya ada mbah ti dan kemudian hanya duduk menunggu papa pulang.

Biasanya papa berangkat agak siang ketika bude selesai mencuci atau menyetrika. Kadang juga ikut antar les mbak Alma atau jemput mas. Yang jelas ceria dan penuh senyuman. Hal inilah yang membuat mama tenang. Sebab kalau ada mama, sedikit-sedikit mama dan lengket betul. Eh kalau di telp mama malah menghindar dan menjawab sekenanya.

Dik Adhan, lucu dan penuh riang. Alhamdulillah pertumbuhannya makin membahagiakan. Banyak hal yang mampu diserap dan diingat secara tajam. Huruf, nyanyian, Al Fatikhah maupun iqamah. Sudah sering ketika sholat berjamaah dik Adhan iqamah.

Ya Allah, Alhamdulillah atas Barakah dan Rahmat pada kami yang membuat kehidupan kami makin lengkap dan sempurna. Terima kasih atas semua yang telah diberikan. Kami akan terus bersyukur atas karunia yang hadir ini. Ketika 3 Anugrah hadir, benar-benar memberi suasana yang luar biasa. Semoga hal ini akan terus bertahan hingga kapanpun.

11 Desember 2012

Usia 11 Tahun Mbak Alma

Mbak Alma merayakan ultahnya ke 11 dengan penuh kebahagiaan. Bukan sekedar ulang tahun tetapi kasih sayang dan cinta dari orang tua, kakak serta adiknya hadir di hari ulang tahunnya. Meski begitu, syukuran atas umur yang 11 tidak dirayakan secara berlebihan. Kenapa? karena mama harus berangkat kerja keluar kota.

Awalnya bagi kami memang sungguh berat namun mbak bisa dijelaskan bahwa kepergian mama ke Kupang NTT justru dilandasi kasih sayang pada anak-anaknya. Alhamdulillah mbak alma bisa memahami maksud kepergian mama ke Kupang.

Toh juga papa ada dirumah, mbah ti juga ada sehingga tidak mengurangi kebahagiaan yang hadir dirumah. Beberapa waktu sebelumnya bahkan hadiah terindahnya hadir, yakni terbitnya buku Kumcer keduanya yang berjudul CAR FREE DAY dan diterbitkan oleh penerbit Mizan yang berpusat di Bandung. Masih ada 3 novel sebenarnya yang sudah lolos evaluasi.

Sayangnya yang satu belum jelas kapan akan diterbitkan. Kebahagiaan hari lahir mbak Alma tidak dirayakan berlama-lama sebab dalam waktu berdekatan memasuki ujian semester. Disatu sisi, pekerjaan papa juga sedang menumpuk sehingga hampir kesibukan papa habis diluar rumah. Hari-hari di akhir November tersebut ketemu papa ya sore sampai pukul 19.30 serta pagi hari saat berangkat ke sekolah.

Selang seminggu kemudian, syukuran hari lahir mbak Alma dirayakan di sebuah rumah makan steak yang ada di kawasan pajang. Tidak semua temannya diundang hanya beberapa teman akrabnya termasuk teman satu kampung. Yang jelas, usia bertambah 1 hendaknya tetap membuat mbak alma sabar, makin tabah dan rajin beribadah.

Masa depan masih panjang yang harus dipupuk dengan beragam bakat atau hobi yang memang bermanfaat. Sudah banyak yang mengapresiasi karya mbak Alma. Bahkan buku Kumcer pertama yang berjudul Hadiah Dari Papa yang diterbitkan Tiga Serangkai stoknya ludes di jaringan toko buku Gramedia. Hanya tersisa 1 buku di Gramedia Semarang.

13 November 2012

Saat Sore Bagi Dik Adhan

Suasana sekitar rumah makin familiar dengan si kecil, Adhan. Beberapa tetangga pun sangat dihapalnya dan tidak takut mendekat. Ungkapan pakde bude pun lancar dilafalkan. Mengerti juga kalau cowok ya dipanggil pakde dan yang cewek dipanggil bude. Kalau keluar rumah pun sekarang tidak harus bersepatu alias nyeker juga terbiasa.

Awalnya terlihat risih namun kini sudah menjadi kebiasaan. Untungnya anak-anak tidak ada yang suka nggeblas sendirian tanpa pamit. Makanya meski pagar dibuka ya paling diseputar pagar saja. Pagi atau sore hari menanti orang-orang lewat. Memanggil pakde, buda atau dada (melambai tangan), atau teriak-teriak. Emang pernah melempar kerikil pada anak yang lewat naik sepeda dan terpaksa papa peringatkan.

Masih sulit membedakan melempar untuk bermain dan melempar yang bisa membahayakan orang lain. Jadi harus didampingi supaya faham atas apa yang dilakukannya. Kadang bila jalan-jalan, dia berlari kecil mendahului yang ajak jalan. Ceria sekali bila bermain diluar atau kadang nemeni mas Afin dan mbak Alma bermain badminton dengan papa.

Biasanya mama menemaninya dengan duduk terutama sore hari. Yang paling disukai kalau ada mbak Siva, pasti manggil-manggil "mbak pipaaaaa" dengan suara menggemaskan. Maka papa sering meminta memanggil namanya lagi. Bude Wandi kalau lewat atau keluar rumah dan pas lihat ada dik Adhan pasti dipanggilnya juga. Ya syukurlah keberanian mulai terlihat dan bertambah saja.

Kebetulan teman yang hampir sebaya cuma satu, dik Azam. Sesekali bertemu dan mengajak bermain bersama. Tidak faham juga apa yang mereka perbincangkan tetapi sepertinya klop. Kalau ke rumah dik Azam, ya dicarinya dia sampai masuk ke rumahnya. Tumbuhlah besar anakku, dan ramahlah pada orang-orang akan menularkan kebahagiaan.

12 November 2012

Kamera Yang Menawan Itu

Entah kapan kamera kami rusak, sehingga kini relatif tak ada dokumen gambar yang kami simpan. Kami semua memang hobi menyimpan gambar tentang kami semua. Aktifitas yang kami lakukan baik dirumah, di tempat kami bercengkerama atau bahkan di perjalanan. Akibatnya cukup banyak moment yang terlewatkan. Sebenarnya kamera digital tercinta kami sempat di service namun bukannya tambah bener malah rusak.

Awalnya ingin diganti dengan yang biasa tapi melihat hasil dari kamera yang DSLR, kami semua sontak jatuh cinta pada kamera tersebut. Hal itulah yang membuat kita semua bersemangat menabung untuk mendapatkan apa yang kami cita-citakan. Memang tidak mudah apalagi harganya juga mahal, berdasar ukuran kami. Tak apalah dan memang harus berlatih mendapatkan sesuatu dengan usaha.

Melihat kamera DSLR milik kantor mama atau teman-teman papa bener-bener membuat kelimpungan. Bagaimana tidak bila kualitas gambar yang dihasilkan wow. Mas Afin, mbak Alma juga terpikat dengan kamera itu. Seakan-akan gambar yang dihasilkan dapat bercerita, bertutur dan memiliki makna yang dalam.

Gambar-gambar yang tersaji akan sangat dramatis, mempesona dan bermakna luar biasa. Berdasar penuturan teman papa, harga kamera itu memang 3 hingga 5 kali lipat dari kamera poket. Jadi butuh kerja keras dan doa supaya apa yang kami cita-citakan bisa didapatkan. Yang bikin papa tambah terpesona, tingkah laku dik Adhan yang menggemaskan bakal jadi objek nan ciamik untuk buruan.

Eksresi mas Afin, mbak Alma serta dik Adhan membikin mama papa empot-empotan mencari tambahan supaya buruan segera bisa diperoleh. Bisa jadi sebulan, dua bulan atau bahkan lima bulan. Semoga tidak mencapai satu tahun bisa mendapat apa yang diinginkan. Ya Allah, dengarkan doa kami agar apa yang kami dambakan bisa segera diperoleh, amin.

02 November 2012

Car Free Day KKPK Pun Terbit

Akhirnya setelah menunggu waktu yang lumayan lama, buku kumpulan cerita pendek mbak Alma yang berjudul Car Free Day diterbitkan oleh DAR! Mizan Bandung. Buku ini merupakan karya Kumcer kedua setelah Hadiah Dari Papa. Car Free Day ini mengisahkan pengalaman mbak Alma bersama teman-temannya saat bermain bersama di Car Free Day Solo yang dibumbui cerita imajinatif yang menarik.

Cerita tentang bagaimana kepedulian mbak Alma pada lingkungan sekitarnya. Harapannya mampu merangsang anak-anak memperhatikan sekelilingnya tidak hanya bermain dan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Awalnya buku ini akan diterbitkan setelah persetujuan pertama atas Novel Indahnya Persahabatan. Cuma dengan berbagai pertimbangan redaktur malah Novel itu hingga saat ini entah bagaimana nasibnya. Masih akan diterbitkan atau hanya menjadi simpanan naskah saja.

Kumcer yang di launching 2 November 2012 itu berisis 9 cerita pendek nan menarik. Ada "Bulan di Hati Nada" yang sangat menyentuh. Cerita anak yang terkena penyakit dan kemudian mengharu biru bagi sang keluarga. Kemudian ada "Fe dan Sepak Bola" yang terinspirasi dari kegemaran mas Afin terhadap bola sehingga melahirkan karya ini. Ada juga dongen kesedihan anak yang sering sendirian dirumah karena orang tuanya sibuk dalam "Papa dan Mama... di Mana Kalian".

Cerita selanjutnya mengenai perjuangan seru lepas sekapan sekawanan pencuri yang masuk disebuah istana dan dikisahkan secara dramatis oleh mbak Alma di "Menyelamatkan Alex dan Garrace". Selanjutnya tentang bagaimana seorang anak yang kehilangan sahabat karib dan menemukan pengganti sahabatnya tersebut yang diberi judul "Sahabat Baru Rara".

Selain itu cerita tentang sebuah hobi yang kemudian malah menjadikan bisnis bagi anak-anak dengan judul "Jualanku, Laku Banget". Yang menarik, pengalaman mbak Alma, mas Afin dan dik Adhan dirumah mampu dihadirkan secara baik di "Apesnya Rama". Kemudian Kumcer ini ditutup dengan cerita "Dina Yang Penakut" sebuah cerita bertempat di kebun binatang. Ke sembilan cerita ini cocok bagi bacaan anak-anak dan harapannya akan mampu mendorong anak usia sekolah untuk menulis.

28 Oktober 2012

Bunda baru Caca

Caca, seorang anak kaya yang piatu. tetapi, dia ramah, sopan, rajin, pintar, dan mau berteman dengan siapa saja. Caca menjadi piatu saat umurnya 7 tahun. Ibu sudah dijemput malaikat, begitu kata ayah saat Caca bertanya dimana ibunya. Caca mempunyai adik bernama Yasmin.

Saat pulang sekolah...
"Caca, Yasmin, ayah akan bertanya tentang pendapat kalian. Bagaimana jika ayah menikah lagi?"tanya ayah ketika di mobil.  Caca tersedak soda yang diminumnya. "Yasmin setuju!"seru Yasmin. "bagaimana, Caca?"tanya ayah sambil melirik Caca dari spion. Caca terenyak di kursi mobil. "...."Caca diam. Dia menggelengkan kepalanya sedikit. Tapi ayah mengira bahwa Caca mengangguk. "bagus!"seru ayah nampak puas. "emang kapan Yah, pernikahannya?"tanya Yasmin. "besok Minggu,"jawab ayah. Caca sangat lesu. dirindukannya ibunya yang dulu. seorang wanita yang sabar, adil, perhatian dan sayang pada anak-anaknya. Tak terasa, sebutir air mata jatuh dari sudut mata Caca.

Mungkin ini hari yang menyenangkan bagi ayah dan bunda Dhira, calon ibu Caca-Yasmin. Yup, ini hari Minggu. Yasmin sangat bersemangat. tetapi Caca sangat sedih. Akhirnya Caca memutuskan untuk menelepon sahabatnya, Aster.
"Assalamu 'alaikum. Caca, ya?"sapa Aster di seberang. Caca terisak. "Caca? Caca, kamu kenapa?"Aster cemas ketika mendengar isakan Caca. Caca tak menjawab, melainkan terus terisak.
"Caca! Kamu kenapa? aku ke rumah kamu, ya?"
Isakan Caca berubah menjadi tangis yang memilukan bagi yang mendengarnya.
"Halo, Caca?"dari suaranya, Aster sangat cemas dan khawatir.
"Ast... ter bis... sa ngga... kam.. mu ke... ke rrum... mahku se... karang?"Caca berusaha bicara dengan jelas. "Baik, Ca. aku kerumah kamu sekarang. Assalamu 'alaikum,"kata Aster sambil mematikan sambungan telepon. Caca menangis dengan keras. Dia sangat kesal dengan ayahnya. Dia kesal pada bunda Dhira. Rasanya Caca sebal dengan siapa saja.

"Ca, kamu kenapa?"tanya Aster saat di kamar Caca. dielusnya pundak sahabatnya. "Aster... ay... ahku... nik... kah de... nga... nnh sese... ora..ang!"kata Caca sambil menangis tersedu-sedu. Aster kaget. "akkhu... ngga... mmmau... aku... har... usgi... mana?"Caca terbata-bata. "hentikan tangismu. lalu, ceritakan padaku apa yang terjadi. Caca berusaha menghentikan tangisnya, lalu diceritakannya pada Aster tentang semuanya.

Hari Senin, bunda Dhira, bunda Caca yang baru mengantar Caca ke sekolah. ternyata bunda Dhira sangat baik. beliau juga sabar. wajah bunda Dhira juga sangat cantik. Caca dan Yasmin betah dengan bunda baru mereka. tapi Caca masih kangen ibunya. Saat Caca dan Yasmin pulang sekolah, bunda Dhira juga yang menjemput mereka. biasanya yang mengantar jemput Caca dan Yasmin adalah Pak Dul, sopir keluarga Caca.

"Kelas berapa, Dik?"sapa bunda Dhira pada Rani dan Irta, teman sekelas Caca. "kelas enam A,"jawab Rani. "kalian tahu Caca dimana?"tanya bunda. "di kelas. tadi masih piket."jawab Rani dan Irta. "makasih ya Dik..."kata bunda sambil berjalan menuju kelas Caca. Rani dan Irta mengangguk sambil menyunggingkan senyum yang dibalas bunda. "eh, orang itu siapa ya, Ran? jangan-jangan, mau menculik Caca!"bisik Irta saat bunda sudah jauh dari pendengaran. "iya, bisa juga ya Ir. tapi... kok baik banget? cantik lagi!"kata Rani. "nggak tahu deh,"kata Irta akhirnya.

Bunda memasuki kelas Caca. Di kelas ada Caca, Aster, Dion, Amir dan Farid. "eh, aku udah dijemput nih. pulang dulu, ya..."pamit Caca begitu melihat bundanya. semua mengangguk. padahal, dalam hati mereka berkata , "itu siapanya Caca, ya?". Caca mengambil tasnya. lalu digandengnya bunda. bunda membawakan tas Caca sambil berkata, "Caca duluan, ya...". benar-benar ramah!

Saat di rumah, Aster meng-sms Caca; yg td tuh bndamu ya? cntik hlo... , Caca segera membalasnya, bner! baik lho...  Balasan dari Aster ; mnurutmu km btah, sm bunda brumu? . Caca bingung sesaat. lalu dijawabnya begini ; mmmm... gmn ya?. Aster menjawab; bneran ogh! jawaban Caca begini; iya dg! eh, q diajak bnda ke Gramedia nih... bye! ntr tk bliin KKPK! bye!

Caca sangat senang dengan bunda barunya. bunda selalu mengajaknya ke mall setiap minggu. kadang, Aster juga diajak. Caca sangat sayang dengan bundanya. kadang-kadang Caca teringat ibunya yang dulu. Bunda juga mengajak Caca ke kuburan almarhumah ibunya setiap hari Sabtu.

Oke Ca! semoga kau betah dengan bunda barumu!

24 Oktober 2012

Doa Mbak Alma Bagi Dik Adhan

Dear siapa saja,

Adikku sakit. Sepertinya demam. Perutnya sakit, badannya lemas. Tubuhnya Panas. Dia harus minum susu beruang/bear brand yang menurutku membuat mual.

Dik Adhan, panggilan kami untuk adikku, kemarin ceria sekali. Dia bahkan mengacak-acak scrabble ku. Temen-temenku menyaksikan ulahnya sambil tertawa-tawa. Sesungguhnya kemarin dia sehat wal afiat.

Tadi pagi, sebelum berangkat sekolah dik Adhan masih ceria seperti biasanya. Hmmmm... tapi agak murung dikit. Pulang sekolah, aku diberi tahu papa dik Adhan sakit panas. Menurutku, dik Adhan demam. Kata papa dik Adhan tidak boleh makan roti coklat.

Saat ku tengok adikku, jantungku berdegup kencang. Aku jadi teringat cerita temanku bahwa ini musim DBD. Temanku yang lain bercerita bahwa ibunya harus di opname di RS gara-gara sakit DBD.

Ya Allah, semoga dikku hanya sakit panas biasa, tidak DBD. Ya Allah sembuhkanlah adikku...

22 Oktober 2012

Ketiganya Menangis

Siang adik Adhan rewel dan merasakan perutnya sakit. Papa berusaha mencarikan penyembuh rasa sakitnya yaitu memberikan susu cap beruang. Padahal pagi hari hingga papa berangkat kerja, tak ada yang aneh. Makan seperti biasa, bermain, jalan-jalan dan mengantar mbah naik becak. Benar-benar seperti biasanya. Kaget juga bude menelpon karena adik sakit. Papa buru-buru pulang dan melihat adik telentang sembari nonton tv.

Wajahnya tanpa ekspresi. Setelah minum susu itu, panasnya berkurang. Pun ketika papa pulang dengan mbak dan mas, adik biasa saja. Pulang kerja, mendapati adik sedang memakai baju setelah mandi Sebelum Isya, mama tugas lagi dan berikutnya papa berangkat. Saat papa berangkat adik biasa saja tak rewel. Masih aktif bergerak meski tak seceria biasanya.

Wong ditemani sambil nonton tv eh dia tertidur. Di tes panasnya mencapai 39 C, tetap ga rewel. Waktu dikantor kaget ditelepon dari rumah, adik nangis tak mau berhenti. Acara kantor belum mulai dan papa buruan pulang. Mama telp bude untuk datang menemani. Sms dan telpon dari mas terus berdering sehingga papa cabut dari kantor.

Dirumah didapati dik Adhan digendong bude, yang bukain pintu mbak Alma dalam kondisi menangis. Ada apa ini? batin papa. Alma menjawab sakit perut. Dipikir papa yang sakit perut ternyata dik Adan. Begitu mau naruh jaket, mas afin diposisi sujud dan bangkit begitu tahu papa datang. Ternyata menangis juga dan tersedu. Otomatis papa kaget, dipikirnya sakit perut juga.

"Kasian adik, perutnya sakit ga sembuh-sembuh" tutur mas Afin dengan terisak. Dik Adhan langsung digendong papa dan dicritain tentang kereta dan hewan. Beberapa saat kemudian rasa kantuk dik Adhan datang dan dia kembali tertidur. Kedua kakaknya diminta papa untuk Sholat Isya dan berdoa buat adik. Mereka melakukan ditutup dengan kecupan di dahi dan pipi dik Adhan.

Alhamdulillah, hingga papa mama pulang, Adik tidak terbangun. Mama sendiri tak bisa nunggui sebab ada pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan. Ah semoga ini menjadi terakhir kalinya. Tidak merasa nyaman kalau bekerja dengan kondisi anak sedang sakit. Papa mama berusaha memberi penjelasan yang nyata supaya mereka faham kenapa harus begini maupun berkorban.

Ya Allah, semoga keluarga kami senantiasa diberi keshatan....

16 Oktober 2012

Belajar Itu Sangat Berharga

“Hmm . . . 168 ditambah 77 berapa, ya?” gumamku saat aku mengerjakan soal Matematika Ulangan Tengah Semester(UTS). “ hasilnya 245, hmm . . . jawabannya B!” seruku dalam hati. Kemudian aku menemukan soal prisma dengan A:15, B:18, T:25. Yang harus ditemukan adalah luasnya.

“Caranya berarti 15 dikalikan 18 dibagi dua, lalu hasilnya dikalikan 25 . . . aku coba cara ini, ah . . “ gumamku sambil mencoba cara soal itu.  “270 dibagi dua . . . berarti 135 dikalikan 25, ya, . . . coba dulu . . .” aku menghitung luas prisma. “hmm . . . jawabannya 3375cm2 . . . berarti D, ya . . . kok sebelumnya aku malah jawab B, sih? . . . tidak apa-apa berarti aku belajar tidak sia-sia juga . . .” gembiranya aku karena soal yang kukerjakan sudah selesai diteliti dan aku merasa optimistis mendapat nilai diatas 90 . . .

“Alkhamdulillah, selesai juga test Matematikanya, bukan begitu, Dik, Fid?” kataku kepada Sidik, dan Hafidz saat aku dan kedua temanku berjalan menuju musholla untuk sholat Duha. “ ya . . . tapi soalnya banyak yang susah kan, Fid?” jawab Sidik sekaligus bertanya pada Hafidz “hmm . . . ya begitulah . . .” jawab Hafidz dengan santai.

“Allahu Akbar . . “ aku memulai shalat duha dengan tenang. “Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” aku mengakhiri sholatku. “ ...Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih, berilah aku kesempatan untuk lebih berprestasi, dan semoga aku dapat ranking satu di kelas dan pararel, dan jika aku berhasil mendapatkannya, janganlah aku sombong, amiiinn . . .”harapku di akhir-akhir doa.

 “jadwal sesudah ini Al- Qur’an . . .” gumamku. Aku mulai belajar Al- Qur’an. “2 menit lagi!” kata Pak Salam, guru agama di kelasku sekaligus wali kelas VB, kelasku. Beliau tidak pernah marah, kadang dan aku yakin semua anak kelas V, pasti sangat menyayanginya.

“Bismillaahirrahmaanirrahiim . . . “ aku mulai mengerjakan soal-soal Al- Qur’an dengan tenang.

“Alkhamdulillah . . . selesai juga” kataku sambil memasukkan jawaban UTS Al- Qur’an ke loker meja.

“ Assalamu ‘alaikum . . .” ucapku ketika masuk rumah. “wa ‘alaikum salam . . .  gimana UTS hari ini, cucuku . . .?” tanya nenekku. “sebentar, nek . . . kok nenek tahu kalau hari ini aku UTS . . .? UTS nya lumayan susah soalnya” tanyaku sopan. “kan nenek punya indra keenam, cu . . . masa lupa?” tanya nenekku yang sudah berumur lebih dari 84 tahun itu. Lumayan tua ya, dibandingkan nenek pada umumnya,

Pendengarannya mulai tidak berfungsi, tapi kalau nenekku masih sehat dan masih rosa juga, lho. Hihihi . . .
“Eh, adik, kakak . . . !!” seruku saat bertemu adikku, Faiz yang berumur 5 tahun, dan Karim yang berumur 7 tahun dan kakakku, Adi yang berumur 14 dan Aldi sedang bermain bola. Sevetulnya aku itu anak ketiga lho dari lima bersaudara. Alhamdulillah, kakakku dan adikku laki semua ya.


Lanjutannya tanya mbak Alma aja deh...

15 Oktober 2012

Dik Adhan Menghapus Duka

Dengan siapapun dik Adhan mudah akrab, tidak seperti kedua kakaknya saat kecil. Pengenalan lokasi relatif mudah dibanding mas Afin atau mbak Alma dan kami bersyukur atas hal itu. Wong kalau didepan lihat tetangga lewat sering manggil "adheee" (maksudnya pakde). Kalau ditanya pakde siapa pasti jawabnya Bambang. Biasa, ngikut iklan traktor "bambang bambang, uhu uhu...".

Bila pakde Bambang datang menginap, dia lebih suka menemani. Termasuk tiduran didepan tv. Padahal pakdenya lelah dan mau istirahat. Bila diajak masuk kamar untuk tidur kadang tidak mau. Nah kini teman yang paling disukai adalah mbak Sifa. Kalau lewat depan rumahnya atau manggil senang sekali, "pipaaaa" begitu.

Buda dan pakde Wandi tentu senang mendengarnya. Kadang bermain di rumah mbak Sifa dan ditinggal pulang.Betah juga tuh disana, ga rewel dan mbak Sifa malah senang ada teman bermain kata bude. Mungkin mbak Sifa pengen adik kecil kali ya. Bila bicara, kadang mbak Sifa terkekeh, maklum logat belum jelas dan suaranya khas anak kecil.

Pun kalau mbahnya datang. Dia sudah bisa bedakan mbah ti dan mbah kung. Manggilnya ati dan ato begitu. Simbah diajaknya main petak umpet atau berkejaran. Ya begitulah dik Adhan yang hobi bermain dengan siapapun. Kadang ikut ke warung HIK untuk beli tahu dan yang dicari dik Azam, tetangga kami yang usianya lebih muda darinya.

Dulu malah sewaktu belum ada yang momong, pernah diajak muter-muter mbah ti naik angkot dan bus. Sempat tertidur dipangkuan mbah ti. Ah betapa cerianya dirimu sayang. Kami semua berbahagia dengan kehadiranmu.

18 September 2012

Berperilaku yang baik

mungkin banyak orang tahu dan bahkan tidak diajarkan pun lama-lama terlatih karena melihat orang disekelilingnya

aku pengen cerita, nih, gimana misalnya di rumah teman kalian ada satu keluarga yang perilakunya.. haduuh, menjengkelkan deeh, gini contohnya(di keluargaku nggak ada loh, suueeer..)

ini cuma misal, yaa.. temanku punya adik namanya Budi, sesuai namanya, artinya kan pasti bagus, kan?
dia tuh sukanyyaaaa.. ngambil gelas yang dibawah pakai kaki, ada tamu  yang sering datang malah berucap, 'kok orang ituu lagi, mbok yang laen gitu !' dan tidak membantu mengambil dan menghidangkan makanan, malah begitu ditaruh di meja tamu, langsung diambil, kalau kamu nggak jengkel, ku doakan jadi orang sabar, deeh... amiin,


Jadi, jangan sampai kita berperilaku seperti itu, kalaupun teman kalian masih seperti itu, nasehatilah dan jangan sampai kamu menasehatinya dan tidak melakukannya, itu sama sajaa..

Harapanku pada Dek Adhan

adekku sing cakep dewe, dek Adhan, tidak terasa kau sudah berumur 3 tahun pada 9 September lalu, sebuah kebahagiaan yang pernah kurasakan sampai saat ini..

mungkin, aku tidak memberi hadiah, tapi, aku hanya ingin berharap kepada adekku, yaitu:

1. saat jenjang SD sampai kuliah mampu menguasai pelajaran yang aku dan dek Alma kurang bisa, seperti Bahasa Jawa, Kesenian, dan lainnya

2. patuh dan taat kepada Ortu, kalau dibilang patuh ya, jangan malah ngeliatin(ini waktu sekarang, moga besok2 gak).

3. tambah IMUETZ

4. Dari TK sampai akhir hayat selalu pintar, soleh, dapat meraih cita-citamu, menguasai ilmu agama, taat kepada Allah, dan sunah Rasul-Nya, dll..

 

sebetulnya masih banyak, hanya kusebutkan yang penting saja

I LOVE YOU SO MUCH, DEK ADHAN !

The Story of Candy

Dag dig dug hatiku...!!"gumam Candy ketika Try Out di sekolah hendak dimulai.
"Kenapa, Can?"tanya Rita, teman Candy yang mendengar gumaman Candy.
"eh, ndak apa-apa, kok. deg-degan aja,"jawab Candy.
"Kak Caaandyyyy!!!"teriak seseorang di pintu kelas. Candy menoleh. Ternyata Andy, adiknya yang satu sekolah dengan Candy. Candy kelas enam, sedang Andy kelas dua.
 "Wolfi!"balas Candy. Candy memanggil adiknya "Wolfi" diambil dari kata "Wolf" yang artinya serigala kerena adik Candy lucu seperti wajah serigala ketika sedang ramah (emang ada?).

"apa?"balas Andy.
 "Andy, sini!"panggil Rita dan Caca, teman sekelas Candy. Andy kemudian masuk kelas Candy karena tidak ada gurunya.
"Kak, dapet permen nih. mau?"tawar Andy pada Candy. "mau, mau!"sahut Rita dan Caca yang senang permen. Andy mengambil permen dari kantong bajunya, kemudian ia memberi Caca dan Rita permen Yumvy masing-masing dua.
"Makasih, ya Dek imuut!!!"seru Caca girang sambil mencubit pipi Andy gemas.
"Trimis!!!"ucap Rita. Andy mengangguk, kemudian melesat meninggalkan kelas Candy setelah pamit pada Candy.

"Anak-anak, ini soalnya. pakai bolpoin ya. Waktunya setengah lima puluh menit, dimulai dari sekarang,"kata Pak Rudi sambil membagikan soal Try Out tiga lembar yang merangkup Bahasa Indonesia, IPA, dan Matematika. Candy mengucapkan basmallah dan berdoa, lalu ia mengerjakan soal dengan tenang.

"Gerah,"gumam Candy sambil mengibas-kibaskan kerudungnya sedikit.
"ada apa?"tanya Rita.
"Panas,"jawab Candy singkat. lima menit kemudian, soal Try Out di umpulkan. Candy segera mengemasi barangnya. tiba-tiba Andy datang.
"wolfi! ngapain ke sini?"tanya Candy sambil terus mengemasi barangnya. Andy menaruh tasnya yang berbentuk mobil di meja Candy.
"nunggu Kakak,"jawab Andy.
"Andyyy!!"teriak Caca begitu melihat Andy. Caca sangat gemas dengan pip Andy. Andy langsung berlari ke luar kelas, melarikan diri dari Caca yang mengejarnya. Candy hanya tersenyum sambil membawa tasnya dan adiknya.

"Kamu yang nomor enam  MTK jawabannya apa?"tanya Rita saat dia dan Candy sedang berjalan bersama menuju gerbang.
"a. kamu?"Candy balas tanya.
"sama dong!"kata Rita senang. tiba-tiba Andy datang degan terengah-engah,
"Kak.. hosh,,, hosh..."sepertinya Andy hendak mengatakan sesuatu, tetapi ia ngos-ngosan. "Andyyyyy!!!"teriak Caca yang tiba-tiba muncul.
"Ampun, Kak, ampun,"mohon Andy. Caca langsung mencubit pipi Andy.
"zeeed!!"teriak Andy.
"kok zed? harusnya kan kalau menjerit kan bilang 'aaa'. iya kan?"kata Rita yang boros kata "kan".
"bosan 'a' terus, Kak. jadi ganti zed aja dehh!!"jawab Andy.
"eh, Can, kamu di jemput tuh. APV abu-abu kan?"Rita memberi tahu.
"mana? eh, iya. makasih ya Ca, Rit. Aku duluan!"kata Candy sambil mengajak Andy masuk ke mobil. "Andy! besok bawain permen yaaa??!"seru Caca. Andy hanya menjulurkan lidah, kemudian masuk ke mobil disusul Candy.

Mobil berjalan dikemudikan ayah Candy. "Gimana sekolahnya?"tanya bunda Candy.
"kayak biasalah, Bun. dapat nilai seratus dua,"jawab Candy.
"sip!"sahut ayah Candy.
"kalau Andy?"tanya bunda. Andy tak menjawab, dia sibuk mencari mainan pasawatnya di bawah jok mobil. "Wolfiiii!!!"kata Candy agak keras,
"hus! dikasih nama bagus-bagus, Andy kok malah dipanggil Wolfi,"gerutu bunda.
Candy nyengir. "panggilan sayang kok Bun,"kilah Candy.
"Andy! ditanya bunda tuh!"seru ayah.
"ketemu!"teriak Andy tiba-tiba sambil menunjukkan pesawat mainannya yang sudah penyok. "ckckck... Andy, Andy..."kata Candy. "apa,"balas Andy tak peduli. Andy melempar pesawat mainannya ke kursi belakang sembarangan. dia melihat-lihat pemandangan dari jendela.
"Bunda! nanti mampir ke toko mainan ya? Andy mau beli kamera mainan. ya Bun??"mohon Andy begitu melihat ada gambar kamera di spanduk pinggir jalan.
"bilang ke ayah dong!"kata bunda. "boleh, boleh,"jawab ayah sambil memarkir ke toko mainan. untung saja Andy bilangnya agak dari tadi, kalau tidak sudah terlewat deh. bunda dan Andy turun sementara Candy dan ayahnya tetap di mobil.
"Andy beli mainan terus, sih Yah,"gerutu Candy. :"namanya juga anak kecil, Kak,"kata ayah. mereka berbincang-bincang, tiba-tiba...
"KAK CANDYYYYYY!!!!"jerit suara yang Candy yakin kalau itu Andy dan bundanya. BUMM!!! Tanpa sempat bertanya apa yan terjadi, sesuatu menabrak bagian mobil belakang dengan sangat keras. Candy dan ayahnya terdorong ke depan, ke arah jurang yang menganga di depan...  

03 September 2012

Kecerian Dik Adhan

Hari ini, tepat usia 3 tahun dik Adhan. Usia dari bayi yang akan memasuki usia transisi anak-anak. Banyak sudah cerita dan perkembangan dirimu yang menjadi memori kami semua baik papa, mama, mas maupun mbak. Kami berbahagia dan kehadiranmu sungguh semakin memperkuat kebahagiaan kami.

Tumbuh sebagai pribadi menyenangkan, mudah menangkap pesan, mudah bergaul meski harus berjuang untuk belajar berjalan. Meski baru usia 3 tahun, banyak sudah dirimu memberi sinar terang hari-hari kami. Entah celotehan, tingkah laku ataupun ekspresi wajah.

Berhitung sudah bisa 1 sampai 10 meski dengan kalimat yang membuat papa tersenyum. Entah berapa buah lagu anak yang sudah kau dalami dan nyanyikan. Lagu terbaru milik Wali yang Tobat Maksiat kau nyanyikan juga dengan suara khas dirimu.

Yang jelas dik Adhan pembelajar yang baik maka kami semua harus hati-hati berbicara. Lha papa yang teriak-teriak lihat bola aja ditiruin. Mungkin tidak banyak kado yang adik terima hari ini tetapi sungguh banyak cinta dari kami tercurah penuh padamu. Hemmhhhh.... sehari saja tidak ketemu akan membuat kami bersedih.

Misalnya papa atau mama keluar kota, mas atau mbak ke tempat mbah pasti yang ditanyain dik Adhan. Mudah bergaul meski dengan orang yang baru ditemui. Tidak merasa takut tapi juga tidak semaunya sendiri. Ah benar-benar menyenangkan dirimu hadir.

Terima kasih ya Allah engkau anugrahkan anak, adik yang begitu luar biasa. Kesehatannya juga cukup stabil meski beberapa kali periksa namun tidak sampai jatuh sakit parah. Lekaslah tumbuh besar dan menjadi pribadi yang menyenangkan bagi siapapun sayang.

Belajar Tanggung Jawab Pada Sekeliling

Dik Adhan membantu Mas
Begitu tahun ajaran baru Tahun 2012 mulai, mas Afin dan mbak Alma kembali melakukan rutinitas dan kewajibannya masing-masing. Bertambahnya tahun maka bertambah pula kewajibannya, bertambah tugasnya yang dimaksudkan oleh papa mama supaya mas dan mbak makin faham tanggungjawab.

Melatih tanggungjawab itu tidak semudah membalik telapak tangan. Dulu saat papa mama kecil, bila disuruh tak akan membantah dan langsung dilaksanakan. Termasuk tanggungjawab sehari-hari seperti menyapu, beli sarapan atau menyiapkan lampu thintir sebagai penerangan malam. Maklum tahun 1982an saat mama kelas 3 listrik belum masuk ke sana.

Kini setelah jaman berubah, mama dan papa berharap tetap ada pembelajaran saat mas dan mbak masih kecil agar faham, bisa mengerjakan tugas rumah tangga dan menghargai orang yang mengerjakan tugas itu. Tugas yang diemban dipilah menjadi 2 yakni yang berkaitan dengan diri sendiri maupun tugas yang bersifat publik.

Dik Adhan membantu mbak
Tugas untuk diri sendiri misalnya nyiapin baju sendiri, meletakkan sepatu dan baju kotor pada tempatnya, sholat, mengaji setelah maghrib, belajar, mencuci sepatu serta beberapa tugas lain. Sedang tugas bersifat publik yakni mencuci piring untuk mbak Alma setelah makan malam dan menyapu dipagi hari baik mbak atau mas Afin.

Tugas mencuci daleman bila mbak Alma hanya dilakukan seminggu sekali namun bagi mas Afin sudah tiap sore harus mencuci. Demikian pula untuk tidur malam, untuk mbak Alma dan mas Afin sudah mulai tidur di kamarnya sendiri-sendiri. Meski awalnya minta ditemani, sekarang sudah mulai terbiasa. Setidaknya tugas diberikan supaya anak-anak mama papa tahu tanggungjawab.

Semoga ketika sudah besar nanti kalian faham tugas dan tanggungjawab baik untuk individu, keluarga maupun lingkungan. Peduli pada lingkungan terus diajarkan salah satunya membuang sampah pada tempatnya. Alhamdulillah mereka segan bila membuang sampah bukan ditempat sampah.

Tampilan Baru Gubuk Cinta

Akhirnya semua tuntas membenahi bagian depan tempat tinggal kami. Lebih dari sebulan atau 40 hari tepatnya kami harus bertoleransi dengan debu, suara dan barang teronggok disana sini. Cukup merepotkan dan melelahkan bagi kami semua. Banyak penyesuaian disana sini dan serba tak nyaman. Termasuk saat kusen jendela depan diganti.

Jelang malam papa harus merangkai kabel untuk lampu dan memasang backdrop guna menutupi jendela yang kosong melompong. Namanya juga rumah kecil jadi tiap petang setelah pak tukang selesai bekerja, kami berbagi tugas membenahi beberapa barang yang tersebar. Ada yang nyapu depan, dalam rumah, mengepel, menata barang bahkan menjaga adik.

Tempat Kami Istirahat
Bila pagi tiba, barang-barang pak tukang kami siapkan agar waktu kerjanya efektif, tidak habis mencari barang-barangnya. Beberapa tempat didesign ulang untuk meluaskan ruang tengah sebagai tempat berkumpul. Tempat penyimpanan barang ada yang diganti dan dibawa ke tempat simbah klaten. Ada juga yang kami pesankan barang baru yang tak memakan tempat.

Misalnya lemari buku bacaan diganti dengan lemari kaca yang masuk kedinding menggantikan jendela. Alhamdulillah fungsi pencahayaannya tetap dan berguna menyimpan ratusan buku milik mama, mas Afin ataupun mbak Alma. Rak sepatu juga dibuat menjulang tinggi dengan hanya 2 tempat tiap shaffnya. Meski letaknya masih ditempat semua namun penataan ini mampu membuat kesan ruangan jadi lebih lebar dan lega.

Ruang tamu yang awalnya tak ada meja kursi, didesign mama untuk ditempatkan kursi namun menyesuaikan ruangan yang sempit. Misalnya bawah meja tamu bisa untuk menyimpan 2 kursi tamu sehingga tidak memakan tempat. Di bawah kursi juga dibuat tempat longgar agar dapat dijadikan tempat menyimpan barang.

Meski kusen belum diplitur sebab papa mama lagi cupet duit, Alhamdulillah sudah cukup banyak berubah dan terkesan lebih luas. Fungsi pergantian udara juga tidak terganggu alias masih silir. Tampak depan bagi beberapa orang juga benar-benar beda. Pekerja asuransi, bulek dan simbah, teman papa sampai tidak menyangka itu rumah kami.

Sebenarnya bukan soal tampilan yang kami inginkan tetapi hati dan jiwa kami merasa betah disana. Kenyamanan dan kerukunan didalam rumah adalah faktor terpenting kami betah mendiami. Kondisi fisik rumah meski kecil tetap berpengaruh bagi kami yang mendiami.

30 Agustus 2012

Saat Gigi Mbak Alma Patah

Liburannya sih asyik bisa kemana-mana tetapi jelang akhir masa liburan mbak Alma mengalami kecelakaan kecil yang cukup membuat dirinya drop. Sakit iya tetapi rasa malu lebih besar sehingga dia sesenggukan setelah kejadian. Papa yang saat itu tertidur kaget dengar tangisan mbak Alma. Apalagi suara mama yang cukup keras bernada menyesalkan kejadian itu.

Mbak Alma nangis sesenggukan, mbak Salsa dan mbak Angel terdiam sementara mas Afin saking tidak teganya mengatup kedua tangan dimulutnya. Itu juga yang membuat papa jadi lebih was-was. Ternyata mbak Alma jatuh saat hendak berpijak pada kursi. Kursi bergeser dan terjerembab ke lantai sehingga menyebabkan gigi depannya patah.


Walaupun tidak patah 100 persen tentu membuat rasa gusinya makin sakit. Untuk mengunyah juga tidak nyaman. Begitu sampai Solo, hal itu dikonsultasikan ke dokter gigi di RSO. Masih bisa diganti dengan gigi baru tetapi harus 4 kali perawatan. Sayangnya ada tumbuh daging dari gusi sehingga harus dipotong. Dari hasil rontgen diperoleh data bahwa daging itu ada sarafnya maka diperlukan kehati-hatian.

Otomatis karena sudah masuk sekolah, beberapa kali mbak Alma harus masuk siang setelah periksa ke rumah sakit. Di sekolah dia masih menutup mulutnya. Alya, teman akrabnya penasaran kenapa Alma tidak mau membuka mulut bahkan dia berani memberi uang Rp 500 untuk melihat. Tetapi hal itu tidak diijinkan.

Yah inilah salah satu kejadian yang membuat kami berduka. Semoga kami dapat mengambil hikmah dari kejadian itu. Kedepan kami semua perlu hati-hati. Papa mengingatkan bahwa kadang bila bercanda memang harus hati-hati. Sebab kecelakaan bisa saja terjadi walaupun anak-anak tidak bermaksud berbahaya. Biasa, namanya anak-anak kadang tidak tahu atau tidak sadar batasan bahaya sejauh apa.

27 Agustus 2012

Rayakan Idul Fitri 1433 H

Tradisi lebaran sering dinantikan anak-anak sebab merupakan kebiasaan yang lebih banyak menyenangkan dibanding tidak enaknya. Yah kalau mereka cemberut itu dikarenakan perjalanan jauh dengan mobil. Entah dari Solo ke Pekalongan atau dari Pekalongan ke Solo. Biasanya kalo dari Pekalongan ke Solo tidak begitu soalnya ada dik Yoga sehingga agak terlupa.

Saat Halal Bi Halal Di Rumah Mbah Sri

Lebaran ini 1433 H, dimulai beberapa hari jelang lebaran kami sudah meluncur ke Pekalongan. Dijemput mbah memakai mobil Om Febi dan bulek Ucik, inginnya berangkat malam hari. Namun karena Jum'at tanggal 17 pagi mas Afin harus upacara tentunya kami berangkat setelah mas Afin pulang.

Beruntung selama di perjalanan tidak cukup banyak macet sehingga kondisi mas Afin dan mbak Alma baik-baik saja. Setelah alas roban, rehat untuk Sholat Dhuhur dan istirahat pak Carik, perjalanan dilanjut lagi. Rupanya karena berhenti itulah, mbak Alma jadi mulai merasa tak nyaman. Jelang masuk Kabupaten Batang, mulailah acara mutah itu.

Agenda rutin saat lebaran di Pekalongan diisi dengan Halal Bi Halal keluarga besar HM Sahir ditempat mbah Sri Kurnia dan berkeliling tempat kakak adik mbah Hirum pada Selasa pagi (21/8). Siangnya baru ketemu keluarga bulek Ucik sebab mereka mudik ke Brebes. Tadinya mau berangkat sore hari ke Solo sebab Rabu (22/8) ada Halal Bi Halal keluarga besar mbah Saodah.
Makan malam di Weleri saat akan balik ke Solo

Ternyata om harus pijat dulu, maklum kecapekan dari Brebes jalanan macet. Sekitar bakda Maghrib perjalanan ke Solo dimulai. Alhamdulillah hanya beberapa kali tersendat dan sampai Solo sekitar jam 01.00 dini hari. Jam 09.30 kami meluncur ke rumah mbah Wahyu untuk Halal Bi Halal disiang harinya. Jam 16.00 dik Yoga pulang dan kami istirahat dirumah.

Kamis pagi (23/8) kami berlima melanjutkan perjalanan ke Cawas Klaten untuk berlebaran ditempat mbah. Mudik dengan kendaraan roda dua memang lebih cepat dan tidak membuat mas dan mbak mutah. Hanya yang kebagian memegangi dik Adhan lumayan sulit. Biasa, ditengah perjalanan dik Adhan kan tertidur jadi harus dijagain.

Kamis siang, kita semua menuju Semin Gunung Kidul untuk bersilatturahim ke rumah pakde Bambang. Mbak Angel ikut serta membonceng mbah kakung. Tambah ramailah rumah pakde. Disana kami bermain sepeda dihalaman yang luas. Meski siang hari tetapi tidak terasa terik sebab banyak pepohonan disekitar rumah.

Sorenya kami kembali ke rumah mbah dan mbak Salsa ikut kami. Ramai dirumah mbah, teman bermain bertambah. Tidak hanya menyalakan mercon, kembang api namun kami juga main petak umpet maupun Sholat berjamaah bersama. Malam hari mas Afin dan dik Adhan diajak bersilaturrahmi ke rumah Bude Pur, kakak mama yang tertua.
Foto bersama di depan rumah pakde Bambang

Hari Jum'at kami tak kemana-mana dan seharian bermain ke rumah. Bersama mbak Salsa dan mbak Angel kami pergi ke makam melihat tempat dimakamkannya kakak mbak Angel dan adiknya dik Adhan. Sabtu pagi, papa dan mas Afin kembali duluan ke Solo soalnya mau segera Futsal. Sementara mama, mbak Alma dan dik Adhan sekitar jam 10.00.

Oh ya lupa, saat di Pekalongan sempat juga kami beramai-ramai menengok anaknya mbak Ida yang lahir seminggu sebelum lebaran. Lucu anaknya dan rasa kangen ketemu mbak Ida terobati. Perjalanan lebaran yang melelahkan tapi cukup berkesan.

09 Agustus 2012

Rute Harian Kita

Sebulan ini ada pergantian rute yang awalnya hanya Purbayan - Jongke ya maklum mas Afin sudah berpindah tempat menuntut ilmu. Jalur mama sudah Purbayan - Joho - Sambeng - Jongke - Purbayan. Sedangkan papa kadang sesuai kebutuhan. Kadang kala Purbayan - Jongke - Jegon - Sambeng - Purbayan atau Purbayan - Jongke - Sumber - Sambeng - Purbayan dan beberapa hari terakhir Purbayan - Jongke - Sambeng - Banyuanyar - Sambeng - Jongke - Purbayan.

Ini semua dilakukan demi melapangkan jalan berliku mas Afin dan mbak Alma merengkuh cita-cita. Kadang harus difikir secara jeli agar mas dan mbak bisa dijemput tepat waktu. Tidak hanya itu namun juga menyesuaikan dengan agenda papa mama. Pilihan tempat belajar itu menurut papa mama memang yang terbaik.

Yang menyediakan jalan lurus pada menggapai cita-cita, lebih tepat, lebih pas dan tentu sesuai kondisi. Meski sekarang untuk ke Sambeng agak jauh tapi tak apa. Pasti banyak pembelajaran yang akan dipetik. Dulu kala papa mama bersekolah di SD dengan jalan kaki bukan diantar. Yah memang jaman sudah berubah apalagi tinggal dipinggiran kota.

Saat SMP papa mama naik sepeda namun tidak begitu dengan mas dan mbak. Biarlah karena ini memang jalan yang dilewati dan ditempuh. Bila dianggap merepotkan tentu akan memberatkan. Lebih jauh, melintasi beberapa perempatan hingga persimpangan kereta. Agak was-was melepas mereka dengan sepedanya apalagi pulang sekolah ditengah terik matahari.

Pengen rasanya melihat mereka bersepeda sekalian melatih otot dan cadangan energinya. Tapi lalu lalang kendaraan sekarang membuat miris, was-was dan pikiran yang tak kunjung usai. Apalagi mas Afin dilarang membawa alat komunikasi. Pernah sekali mas harus naik angkutan umum dari sambeng. Sebelum menjalani, papa menunjukkan rute yang harus dilewati dan sukses.

Setidaknya ini menjadi bekal bila memang ada sesuatu hal yang tidak bisa dilakukan. Juga membuat dia faham bahwa tidak selalu fasilitas itu tersedia. Bertemu, bersandingan dan bersama para penjual makanan, buruh, pegawai atau pengamen di bus antar kota. Nikmatilah perjalanan hidup kalian dan ambillah sisi positif itu yang kelak akan bermakna.

05 Agustus 2012

Shock Jelang Ultah Mas Afin Ke 12

Jelang usia ke 12 mas Afin, kami menerima kabar mengejutkan,

Papa mama berangkat menjemput mbak Alma dengan dik Adhan dan tinggallah bude dirumah sendirian. Kepergian kami tentu juga sekalian mencari kado ultah mas Afin. Begitu sampai rumah, bude tergopoh-gopoh bilang bahwa tadi ada telpon dari sekolah bahwa Afin kecelakaan, jatuh dari tangga. Kami diminta segera kerumah sakit.

Tanpa pikir panjang mbak Alma dan dik Adhan kami turunkan sembari berpesan pada mbak Alma untuk mencari telpon sekolah mas. "Tolong di sms-in ke mama yah mbak" pesan mama. Lajulah motor papa mama menuju ke sekolah. Belum semenit ada telpon masuk, tentu kami pikir dari sekolah ternyata dari mbah. Karena dijalan dan sedang kalut, kami bilang bahwa nanti akan ditelp.

Pikiran papa dan mama bergejolak masing-masing. Beberapa hal yang sama dipikirkan adalah memori kecelakaan mas Afin saat di TK A yang menyebabkan lengan mas patah. Saat ini bulan puasa dan menjelang lebaran tentu biaya yang akan dikeluarkan akan lebih besar lagi. Belum beberapa perabot rumah yang sudah dipesan belum terbayar.

Mama juga sempat komplain kenapa papa memakai celana sobek, tentu tidak enak ke sekolah dengan celana seperti itu. Yang jelas tidak banyak diperbincangkan dijalan. Begitu sampai disekolah papa langsung membuka hp sementara mama masuk ke sekolahan. Ternyata ada sms dari pak Ari dan panggilan darinya. Ada salah satu guru menuju teras sekolah dan bilang "ga ada yang jatuh tapi koq ada yang bilang jatuh ya" kata guru itu pada yang lain.

Alhamdulillah, itu kata pertama yang terucap. Yang jelas papa langsung telpon ke rumah meminta bicara dengan bude memastikan apakah si penelpon menyebut nama sekolah mas Afin. Bude memastikan iya. Lantas apa hubungannya dengan pak Ari? Ternyata setelah menerima telpon, ditengah kebingungannya bude datang ke pak Ari menceritakan telpon tersebut.

Karuan pak Ari kaget dan berusaha menghubungi papa. Karena hp ada di tas ya tidak diangkat. Di Sekolah mama tidak mendapat kabar ada anak jatuh dari tangga. Mama meminta ijin memastikan kondisi mas Afin di kelas. Mas pun keluar dengan tatapan kaget.

"ada apa mah" tanyanya.
"Kamu tidak ada apa-apa kan? nggak jatuh" tanya mama penasaran
"nggak. eh koq mama tahu aku jatuh? tapi ga papa koq wong tadi lari-lari sama temen"jawabnya dengan tatapan tetap tak mengerti.
"Oh ya sudah" kata mama dan kemudian keluar ke sekolah.

Mama memastikan bahwa mas Afin tidak kenapa-kenapa. Namun pihak sekolah bilang kemaren juga ada kejadian seperti itu. Papa menjawab sms pak Ari bahwa tidak terjadi apa-apa. Pak Ari menelpon dan menjelaskan kejadian bude mendatanginya.

"Lha nelpon pak Iral ga diangkat ya aku langsung ke DJI eh dijawab tidak ada anak jatuh. Aku sadar bahwa Afin sudah lulus. terus aku ke Jongke, disana juga dipastikan tidak ada anak jatuh. Aku lupa bahwa Afin tidak sekolah disitu" cerita pak Ari.

Selang beberapa saat, mas Afin pun keluar karena bel sekolah berbunyi. Diluar dia masih menanyakan sebenarnya ada apa. Mama ceritakan soal telpon yang diterima bude. Dikelas, mas Afin juga sempat ditanya temannya apakah dia jatuh. Hal itu menambah rasa penasarannya. Kamipun kemudian pulang sembari menganalisa apa yang terjadi.

Dirumah, mbak Alma menambahi ceritanya dari penuturan bude. "Katanya mas jatuh dari tangga dan dibawa ke rumah sakit oleh bu Mul. Terus yang nelpon bilang disuruh mencatat no telpon rumah sakit. Tapi bude bilang dia tidak bisa nulis" disinilah papap mama tertawa. Rupanya cerita penipuan inipun terjadi pada kami. Untungnya bude ga bisa menulis sehingga pesan untuk mencatat no telp tak bisa dilakukannya.

Dari banyak cerita yang sudah kami dengar, biasanya pihak yang ditelpon akan menelpon no yang ditinggalkan. Kemudian si penerima telpon yang mengaku rumah sakit akan bilang si anak akan dioperasi serta meminta DP biaya operasi sebab bila tidak akan berbahaya bagi jiwa anak.

Entah dari mana si penipu mendapat nama dan no telpon rumah. Yang penting semuanya sehat dan kami tak tertipu. Semoga kejadian ini memberi pembelajaran bagi kita semua untuk tidak gegabah menghubungi pihak-pihak yang mengaku sedang menangani kerabat kita yang celaka. Sebaiknya kita cek bagaimana kondisi mereka. Benar-benar menguras emosi jelang ultah mas Afin ke 12.

Mari Berhitung Dik Adhan

Anugrah Ramadhan Aira, nama yang kami sematkan padanya benar-benar luar biasa. Pertumbuhan dirinya begitu pesat begitu menginjak usia 2 tahun. Tingkat ingatan atas apa yang diajarkan atau tak sengaja didengarkan cepat benar ditangkap dan ditirukannya. Tak heran apapun yang ditularkan secara cepat dimengerti dan ditirunya.

Akhir-akhir ini bundanya mengajari bahasa inggris untuk angka dan hewan. Eh mampu ditirukannya dengan cermat. Meski konsonan tak sama persis namun kami faham maksud dari ucapannya. Geli juga mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulut mungilnya. Menerjemahkan nama-nama hewan dalam bahasa Inggris juga pas.


Sebut saja dok (anjing), dak (bebek), ket (kucing), piss (ikan) atau bie (beruang). Kami terus menerus memintanya mengulang dan terbahak-bahak mendengarnya. Adhan pun akan ikut terpingkal bila melihat lawan bicara juga terkekeh.

Papa paling suka meminta dik adhan berhitung satu sampai sepuluh sebab kata-kata yang keluar laksana air ditengah gurun tandus. Simak penuturannya, "atu, ua, tida, memma, mima, yuyu, juju, memma, mimma, uyu" yang dilanjut dengan heyy... sembari bertepuk tangan. Tiap hari itu saja yang diulang Adhan dan papa selalu memintanya.

Dia juga sering mengajak bermain papa, mama, mas Afin atau mbak Alma. Tahu apa yang diucapkannya? "adik aem papa" atau "adik aem mama" dan itu yang mengajarkan mbak Alma. Nak tumbuhlah jadi diri sendiri, bermanfaatlah bagi orang lain, agama dan bangsa. Hancurkan kesombongan dunia dan pedulilah pada sesama.

31 Juli 2012

Berani Itu Asyik

"Berani Itu Asyik" itu update status mbak Alma dipertengahan Juli 2012 ini. Awalnya papa ga keinget apa maksudnya. Berani apaan nih? jangan-jangan? papa khawatir keberanian yang dimaksud mbak alma di facebooknya berkaitan dengan hal negatif.

Papa mencoba mengingat-ingat apa yang kemarin-kemarin diceritakan mbak Alma. Ada 2 kejadian besar yang menurut papa menunjukkan mbak Alma sudah mulai berani. Pertama saat awal masuk kelas VI, dia tiba-tiba tunjuk jari dan mengemukakan pendapatnya.

Waktu itu pak Chomsi yang Wali Kelas sedang menawarkan siapa yang layak jadi ketua kelas. "Mbok sekali-sekali ketua kelasnya perempuan pak" usul mbak Alma setelah dipersilahkan pak Chomsi. Sebenarnya sudah direspon bagus dan ditawarkan ke anak-anak kelas VI A.

Eh malah yang mendukung tak sebanyak tawaran ketua kelas dari anak laki-laki. Akhirnya diadakan pungutan suara untuk menentukan apakah ketua kelas laki-laki atau perempuan. Kejadian kedua saat mbak Alma bertanya pada guru kelas.

Alhamdulillah, keberaniannya sudah mulai tumbuh. Semoga keberanian-keberanian lainnya akan mengikuti. Dimasa depan, kelak keberanian yang ada terus tumbuh dan berkembang. Belum lagi kemampuan membaca yang tinggi semoga berdampak pada tumbuhnya kerangka berpikir dan berbicaranya. Berbicaralah sayang, kamu akan berkembang.

23 Juli 2012

Sepi Ya Dek Adhan

Menjelang mas Afin dan mbak Alma liburan, mama berpesan pada papa supaya lekas pulang. Kasihan sama dik Adhan yang pasti kehilangan dua kakaknya. Suasana rumah jadi sepi dan takutnya malah suka rewel, soalnya selama ini dia sangat bergembira dengan kedua kakaknya itu. Dia sudah mulai faham berbagai permainan, nyayian atau main bola yang paling digemarinya.

Maka dari itu, begitu selesai anter mas dan istirahat sejenak papa pulang pukul 23.00. Kebetulan om Febi mau mengirim paket pukul itu sehingga papa sekalian pulang. Lagi ga beruntung, eh sampai Solo jam 09.00 pagi dan kebetulan dik Adhan berada di depan rumah. Selama 3 hari mas dan mbak tidak ada dirumah, dik Adhan banyak bermain dengan papa.

Papa sendiri mau berangkat ke kantor jadi agak males sebab merasa ga tega ninggalin dik Adhan sama bude. Apalagi cuma Jum'at dan Senin dik Adhan sama bude sehingga papa memustuskan untuk dirumah dan bermain dengan adik. Entah main petak umpet, sepakbola, bernyanyi atau yang lainnya. Yang jelas dipuasin benar bermain dengan dik Adhan.

Suatu ketika saat jelang sholat maghrib, dik adhan berujar yang maksudnya ingin iqamah. Papa mama kaget, emang bisa? dari nada yang ga jelas lafalnya kami faham bahwa dik Adhan benar-benar melafalkan iqamah secara benar. Alhamdulillah, ternyata selama ini prosesi sholat maghrib meski dia seperti bercanda tertanam betul dalam ingatannya. Saat mas Afin dan mbak Alma pulang, kami cerita apa yang sudah dikuasai dik Adhan itu.

Benar-benar pembelajar secara cepat. Semakin hari makin banyak yang dimengerti dan dikuasai meski secara jelas konsonannya belum bisa didengar. Apapun kami berbahagia atas keceriaannya yang tumbuh pesat. Cuma maaf ya sayang, papa mama tak bisa merekam perkembanganmu melalui video seperti saat mas Afin dan mbak Alma kecil. Semoga itu tak masalah.

18 Juli 2012

Wakil Ketua Kelas VIIA

Berorganisasi akan memberi pembelajaran atau pengalaman bagi tiap individu. Banyak hal yang bisa dipetik dari kumpul-kumpul bersama teman sebaya dalam sebuah institusi. Maka mama papa mendorong mas Afin dan mbak Alma merasakannya. Ada beragam pengalaman yang bisa dipetik dan dirasa apalagi mumpung masih kecil jadi bisa merasakannya sejak dini.

Belajar menghormati, belajar menghargai, meningkatkan kepercayaan diri, jujur, tegas, sopan dan beragam manfaat lain akan didapatkan dari mengelola sesuatau. Bila disaat SD terutama klas I-V mas Afin banyak belajar untuk disuruh ketua kelas atau berbagi tugas saat menyapu, kini giliran kelas VI memimpin kelas. Baru beberapa minggu terasa sudah betapa memimpin kelas tidak mudah. Perlu pemikiran bagaimana teman-teman menghormati dirinya.

Untung mas Afin pembelajar cukup baik. Saat kelas tak ada guru, biasanya kelas akan gaduh. Dia menyuruh teman-temannya diam sebab bila tidak akan mengganggu kelas lain. Biasa ada yang tak mendengarkannya, dicatatlah anak-anak yang tak menuruti kemudian dibilangkan guru. Atau dilain waktu saat berkemah, dia cek seluruh perlengkapan yang dibutuhkan, membagi siapa yang harus membawa, memutar jadwal jaga kemah dan lainnya.

Berdasarkan pengalaman itulah, mama papa mendorong di MTsN mas ambil bagian. Pasti bisa lebih seru dan bermanfaat bagi pendewasaannya. Tepat sehari setelah MOS, ada pemilihan pengurus kelas. Ibu Walikelas menunjuk 6 orang yang sepertinya berdasar urutan hasil UN. Kemudian tiap anak diklarifikasi apakah sudah pernah jadi ketua kelas. Untung saja kelas VI lalu mas Afin pernah merasakannya sehingga lolos verifikasi.

Entah karena apa yang jelas dalam pemungutan suara dia mendapat suara terbanyak kedua yakni 8 suara. Yahya mendapat suara terbanyak pertama dengan 9 suara. Itu saja mas Afin dan teman sebangkunya Raka tidak memilih mas Afin. Alasan mas dia ga yakin dapat suara banyak. Perolehan itulah yang menjadikannya menjadi Wakil Ketua Kelas. Selamat yah sayang, ini amanat yang harus kamu jaga. Teman-teman sekelas menaruh kepercayaan pada dirimu.

14 Juli 2012

Berlibur sering membuat kesan yang cukup mendalam. Tidak hanya momennya namun juga segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut. Liburan panjang ini, mas Afin dan mbak Alma sudah diminta mbah maupun bulek segera ke pekalongan. Cuma karena proses pendaftaran sekolah mas belum kelar agenda ke pekalongan tertunda.

Niat mbah untuk menjemput juga dicegah sama papah karena memang kami bersepakat tidak memberitahukan renovasi rumah. Selama proses jelang akhir studi, kebetulan mas Afin dan mbak Alma berhasil hafal juz 30 sehingga bulek berniat memberi hadiah pada mas dan mbak. Kami bersyukur atas keberhasilan mas dan mbak menjaga konsistensi dirinya sehingga meraih hasil yang sesuai dengan kemampuannya.

Jelang makan siang, numpang foto dulu
Saat liburan di Pekalongan, mereka diajak ke pemandian dan renang sepuasnya disana. Di rumah mbah juga disewakan becak mini. Banyak cerita mengalir termasuk kenekatan mas mengayuh becak dengan cepat dan hampir terguling. Mbah putri sampai teriak, dik Alma terjerembab dan sikunya terasa sakit, dik Yoga malah tertawa-tawa saja.

Rupanya hadiah yang dijanjikan bulek akhirnya diwujudkan dan berbentuk sepatu. Sebenarnya bulek ingin membelikan sepatu yang tidak formal tetapi mas dan mbak memilih warior yang bisa digunakan untuk bersekolah sekalian. Maklum sepatu mereka juga hampir 2 tahun belum ganti dan memang belum rusak. Rupanya pilihan mereka pada sepatu yang menurut bulek biasa saja.

Senin dini hari, mas dan mbak diantar pulang ke Solo. Rupanya hadiah juga belum berhenti, di Solo mereka mendapat kaos dari simbah. Alhamdulillah disyukuri ya mas dan mbak. Dik Adhan tak lupa dapat jatah kaos yang dipilihkan papa. Kaosnya keren dan papa sudah tak sabar ingin ambil foto dik Adhan memakai baju itu.

12 Juli 2012

Liburan, Bus dan Muntah

Meski cuma sebentar, namun liburan panjang kali ini tetap mengesankan. Kenapa sebentar? karena menunggu waktu Mas Afin agak longgar, maklumlah namanya lulus sekolah jadi harus cari sekolahan dulu. Ya tak apalah, lagian proses renovasi rumah harus dijaga bersama. Kasihan papa mama kalo harus beres-beres sendiri, nyiapin sendiri tiap pagi sama sore. Belum lagi ada dik Adhan.

Akhirnya hari yang dinanti tiba, mbak Alma dan mas Afin diantar papa naik bus ke Pekalongan. Sudah diantisipasi dengan minum Antimo cair buat anak, ternyata mbak Alma masih mabuk juga mungkin sampai 5 kali lebih. Plastik aja dikit lagi ludes. Sudah begitu, ban bus Sami Djaya Solo - Bandung bermasalah di seputar alas roban. Akibatnya harus berhenti 2 kali untuk benahi ban. Saat berangkat lagi itulah saat berat bagi mbak Alma.

Di tempat renang juga kelaparan
Berkali-kali nanya kapan sampai, koq lama, dimana ini dengan wajah sayu dan badan lunglai. Papa benernya ga tega tapi tidak mungkin turun ditengah jalankan? Untungnya mas Afin berhasil tidak mabuk. Beragam jajanan di tas hampir tidak disentuh mbak Alma terkecuali air putih. Otomatis papa dan mas Afin yang bolak-balik memakan snack. Jelang Kota pekalongan, mbak Alma minta tidak dijemput dengan mobil.

"Nggak mau, nanti aku muntah lagi. Kepalaku pusing, pokoknya jemput naik motor" pintanya. Ya sudah, papa telp mbah untuk jemput naik motor. Padahal siang itu bulek dan om ada di Pekalongan bawa mobil. Sampainya di Pekalongan, terlihat wajah kembali sumringah. Hawa dalam bus sudah lepas dan segera ingin sampai rumah.

Menuruti keinginan mbak Alma, papa langsung tancap gas meninggalkan mbah kakung dibelakang. Yang jelas kasian juga kalo mbak Alma kelaparan. Habis makan pagi sudah dikeluarkan dijalan dan tak ada lagi makanan masuk. Sampai di pekalongan juga jam 16.00, tentu rasanya seperti bulan puasa. Entah sampai kapan kalau naik mobil tidak muntah.

MTsN Jadi Sekolah Lanjutan Mas Afin

Banyak hal yang dipertimbangkan, mau masuk ke sekolah mana saat mas Afin selesai pengumuman UN nya. Sejak papa melakukan pendalaman atas beberapa sekolah menengah pertama, ada beberapa yang menarik untuk keberlanjutan sekolah. Namun sayangnya soal biaya yang sungguh tidak manusiawi. Tidak hanya biaya masuk namun juga SPP bulanan yang cukup besar. Bila diterima, uang gedung mencapai Rp 7,9 juta dan SPP bulanan Rp 500 ribu.

Meskipun mendapat makan siang, kelas AC, 3 guru tiap kelas, model moving class, 20 anak tiap kelas namun tetap menjadi pikiran. Sebab tahun depan mbak Alma juga akan masuk SMP. Pilihan kedua, mas Afin di pondok pesantren. Kualitas sekolah SMPnya memang tidak cukup mentereng tetapi papa tergiur model dwi bahasa dalam kesehariannya. Kelebihan lain jarak dekat, jum'at bisa pulang, bulanan Rp 400ribu komplit,

Yang jelas dari beberapa pilihan, dasarnya pendidikan agama yang didapatkan selama di SD DJI tidak hilang begitu saja. Pupuk yang sudah terserap tanaman ya harus tetap diberikan supaya tanaman tetap subur. Kalau harus ke sekolah negeri umum, papa mama takutnya akan banyak pembelajaran yang hilang. Apalagi mas afin benar-benar suka pelajaran agama. Banyak keunggulannya dibidang Al Quran, Bahasa Arab maupun hafalan. Sayangkan kalau dibuang percuma.

Setelah berembug dengan mas Afin, rupanya untuk melanjutkan ke pondok pesantren dia tidak mau dengan alasan terkekang. Pengalaman pesantren kilat di sekolah dulu dianggap itulah kejadian sebenarnya di pondok pesantren. Meski sudah dijelaskan dan bersama-sama menuju ponpes yang dituju, mas Afin tetap tidak mau. Akhirnya pilihan jatuh ke MTsN 1 yang memenuhi syarat atau kriteria sekolah lanjutan bagi mas Afin. Awalnya mama ragu, apakah pasca MTsN bisa lanjut ke SMA atau SMK?

Ya tentu bisa saja lha wong sebenarnya itu SMP juga cuma dikelola oleh Kemenag dan pelajaran agama tidak hanya agama Islam namun diurai secara spesifik. Kebetulan SMP Negeri yang terdekat dari rumah persaingan pendaftar luar kota cukup ketat. Dengan hasil UN 26,15 harusnya sudah bisa merasa aman untuk sekolah dimanapun, rupanya banyak juga yang meraih nilai sama. Bahkan di Jurnal hari terakhir nilai UN mas Afin tidak masuk di SMP 2, SMP 3 dan SMP 9.

Tidak apalah, yang penting kesempatan sekolah di MTsN harus dimanfaatkan sebaik-baiknya meraih prestasi. Berdasarkan ranking UN yang mendaftar, mas Afin berada di posisi 25 dari sekitar 300an pendaftar. Dan yang dinyatakan diterima 150 anak berdasarkan hasil UN dan test masuk, posisi mas Afin ada di peringkat 20. Prestasi ini setidaknya dipertahankan bahkan bila perlu ditingkatkan karena potensi yang dimiliki masih besar.

21 Juni 2012

Mas Afin, Kami Bangga Padamu

Akhirnya usai sudah pencarian ilmu di sekolah dasar bagi mas Afin. Enam tahun yang tidak singkat dan penuh liku akan perjuangan mendapat prestasi. Meski belum mencapai prestasi puncak namun apa yang didapatkan selama 6 tahun sungguh membanggakan keluarga. Setidaknya dibidang agama maupun pelajaran eksak mampu melebihi apa yang pernah dicapai papa mama.

Dengan metode belajar ala dirinya sendiri yang simple, singkat dan melatih mengerjakan soal, dapat membantu menjaga nilai-nilai pelajarannya dari ketertinggalan. Apa yang didapatkan tiap semester rutin diatas rata-rata kelas. Tak lebih dari 5 kali diantara 12 semester terpaksa harus remedial dan kembali ke tampilan sesungguhnya.

Mama papa membiarkan metode belajarnya yang diliputi latihan terus menerus. Yang jelas bidang agama dan matematika menjadi tumpuan kelihaiannya mensiasati masalah yang dihadapi. Salah satu kejadian yang membuat kami senang, penjelasan via sms terhadap soal matematika mampu difahami. Les dari sekolah dapat diikuti walau penuh tantangan.

Mas Afin tak bisa secara terus menerus menerima pelajaran hingga sore hari. Bila dipaksakan akan ada perubahan sikap yang cukup signifikan. Maka dari itu, tak bisa membiarkannya menerima pelajaran full day. Segala ilmu yang disampaikan guru-gurunya ditangkap dengan baik dan menjadi senjata menghadapi ujian akhir nasional.

Di level tertinggi ini, terbukti bahwa matematika mencapai kulminasi kemampuan dirinya. Keluarlah nilai 26,15 yang didapat dari Bahasa Indonesia dengan nilai 8,40, IPA dengan nilai 8,50 dan matematika yang mencapai 9,25. Apapun, ini baru tahap awal dari dunia yang bakal diarunginya. Seiring dengan itu, Juz 30 mampu dihapalkan dan tuntas.

Harusnya mas Afin bisa wisuda plus-plus sebab ditambah ayat lain namun karena tak ada anak laki-laki yang wisuda plus, dia urungkan niat menuntaskannya. Ya sudahlah, kami bersyukur karena mas Afin mampu menunjukkan kapasitas keilmuannya. Semoga hal ini menjadi modal besar bagi kehidupannya kelak. Kejujuran juga masih ada dalam dirinya. Nak, Kami bangga padamu!

08 Juni 2012

Dik Adhan Berdendang

Akhir-akhir ini dik Adhan suka sekali berdendang. Maklum saja sudah banyak lagu dihapalkannya. Dia belajar banyak dari mas Afin dan mbak Alma. Meski kosa kata banyak yang belum jelas namun tingkat ingatan akan bait lagu sungguh luar biasa. Usianya baru akan 3 tahun September kelak dan sekarang perkembangan otaknya pesat sekali.

Bila bermain kejar-kejaran dengan kakak-kakaknya sudah disertai tawa riang, larian atau teriakan yang meriuhkan. Rumah kecil itu jadi seperti pasar, ramai dengan canda tawa kalian. Dik Adhan belajar menyanyi sejak usia 2 tahun. Biasanya belajar menyanyi saat mandi, jalan-jalan atau ketika bermain bersama. Ada juga belajar dari VCD yang rutin dia liat.

Tadi pagi ketika berjalan-jalan dengan papa, tiba-tiba dia berkata "nya.. nya...nya....  nya  u..   nya.. nya... nya....  nya  u...  nya... nya... nya... u". Awalnya bingung betul memahami lagu yang dinyanyikannya. Setelah dipikir-pikir, atau mungkin ini lagu Cherrybell? papa ambil hp mbak Alma dan memutar sebuah lagu. Ternyata benar lagu itu yang dinyanyikannya.

Syair aslinya "never never want you really really love you dst". Jadi lagu berjudul dilema itu yang dijadikan single lagu sebuah kendaraan dan kerap tayang membuat dik Adhan menjadi hapal. Begitu tahu lagu yang dimaksud, papa jadi tertawa. Anak-anak begitu mudah menangkap lagu dan agar pengaruhnya tak besar perlu diimbangi lagu anak-anak yang lain.

Beberapa lagu anak-anak yang dihapal oleh dik Adhan berjudul satu-satu, dua mata saya, cicak di dinding, balonku ada lima, naik kereta api, bangun tidur, nina bobok dan ada lainnya. Untuk lagu nina bobok, kalimat penutup yang diucapkannya sungguh lucu "di didi aem" padahal yang dimaksud digigit nyamuk. Dia bergembira jika yang mendengarkan tertawa terbahak-bahak.

07 Juni 2012

Menjemput Mas dan Mbak

Beruntung papa mama bekerja dengan waktu yang tidak cukup terikat serta tak jauh-jauh amat. Sehingga saat kalian pulang sekolah bisa dijemput tepat pada waktunya. Tak perlu menunggu cukup lama atau sendirian di depan sekolah. Kegiatan dirumah juga bisa berlama-lama karena tak habis waktu hanya nungguin jemputan atau perjalanan yang jauh.

Ini perlu kalian syukuri sebab banyak teman mas Afin dan Mbak Alma pulang lebih telat. Bahkan bila bell pulang sekolah jam 11 saat test, ada yang jam 12.30 masih nunggu didepan pagar. Sendirian dan menghabiskan waktu dengan duduk-duduk saja. Iya kalau ada uang saku bisa jajan kalau tidak akan lebih susah lagi. Musim kemarau menambah perasaan menunggu lebih menjengkelkan.

Meski begitu, kadang jam sekolah antara mas Afin dan mbak Alma berbeda. Dengan letak sekolah yang berbeda, tentu menjemput mbak Alma akan lebih diprioritaskan. Dulu saat mas Afin di sekolah utara ya mas Afin dijemput lebih dulu. Di sekolah selatan lebih ramai, posisi menunggu lebih susah dan harus datang lebih dini agar mendapat posisi tidak dibadan jalan.

Belum lagi peneduh yang terbatas, membuat menunggu kelas usai di sekolah selatan lebih tak nyaman. Di musim hujan juga tak ada bedanya. Untungnya siang hari jarang hujan sehingga memudahkan menjemput. Kini kalian jelang purna sekolah dasar dan semoga ilmu yang dipelajari di sekolah akan terus bermanfaat hingga kalian dewasa nanti.

Ingatlah selalu guru-guru kalian yang banyak memberi jasa berupa ilmu. Sering-seringlah bertegur sapa dengan mereka yang membuka jendela pengetahuan kalian. Jaga silaturrahim itu sebagai wujud rasa terima kasih atas ilmu yang sudah diberikan. Jangan lupakan mereka, bila perlu ketika kalian sukses angkatlah derajat mereka sebagai wujud rasa terima kasih itu.

05 Juni 2012

Rumah Kami, Penentram Jiwa

Rumah kami memang sudah berusia cukup tua, apalagi kami tinggal diperumahan. Otomatis bangunan yang ada bukan berkualitas no 1. Meski begitu kami sangat bersyukur menikmati hidup kami yang dilimpahkan beragam kebahagiaan tak terkira. Memang kadang ada masalah tetapi alhamdulillah semua terselesaikan dengan baik.

Kami sempat membangun bagian belakang rumah secara penuh 2 lantai. Waktu itu tahun 2005 dan hanya menghabiskan anggaran Rp 30 juta saja. Padahal lahan itu seluas 4x7 m2 untuk 2 lantai. Saking si kontraktor kelewat menyanggupi, belum tuntas benar pekerjaan eh ditinggal pergi.

Ya sudah mau bagaimana lagi.

Kini 7 tahun berlalu dan kusen serta jendela sudah rontok dimakan rayap. Bahkan pintu kamarpun bercampur antara kayu dan semen. Papa menutup kayu-kayu yang keropos dengan olahan semen. itu yang paling mungkin dan bisa dilakukan.

Pekerjaan mengganti kusen serta tampak muka tidak semudah yang dibayangkan. Debu-debu otomatis memenuhi semua lantai rumah.

Makanya tiap sore setelah pak tukang pulang, kami semua berbenah, bersih-bersih. Alhamdulillah dik Adhan mau mengerti dengan kondisi ini. Kadang mas Afin atau mbak Alma yang menemani. Ya Allah, Berkahilah kami semua dalam kesehatan dan kehidupan agar rumah kami benar-benar menjadi rumah cinta.

Tidak hanya sedap dipandang mata namun nyaman dan betah untuk ditinggali. Kami semua sungguh merasa kerasan betul dirumah itu. Semoga kenyamanan itu kelak akan bertahan sampai kalian anak-anak papa mama menjadi pejabat atau sukses menjalani hidup.

Maknai kedamaian rumah sebagai wujud rumahku surgaku. Jangan lupakan dimana dulu kalian lahir, kalian dibesarkan, kalian belajar dan kemana kalian akan mengunjungi orang tua kalian. Insya Allah papa mamamu tetap akan disini hingga akhir hayat.

Template by:

Free Blog Templates