18 Desember 2011

Huuuuuuuuuuuufttt!!!!!

Namanya Candy. dia sering dipanggil begitu karna suka makan permen biasa dan permen karet. karna suka makan permen, pipinya bintik-bintik. ia baik hati. Candy suka membagi permennya pada teman-temannya. Ia suka bercanda, sehingga disenangi teman-temannya.

suatu hari, dia bilang pada sahabatnya, Rizty.
"Riz, kamu sebel nggak sama Vetta-Vetty? tahu nggak, kemarin mereka datang kerumahku hanya untuk memamerkan disgrib mereka yang ada lampunya dan berkelip-kelip!"Rizty mengangguk.
"memang. aku aja ditantang, orang tuaku bisa membelikan disgrib yang seperti itu!"ucap Rizty dengan gusar. "hai Candy, Riztyy!!"seru sebuah suara. Candy dan Risty tak menoleh. mereka tahu, itu si kembar Vetta-Vetty.

"heh! dipanggilin nggak jawab!"seru Vetty sambil menepuk pundak Candy. Candy menyingkir. "eh, aku punya permen karet yang terbaru! dan ini mahal, lhoo!!! tidak semua orang bisa membelinya!!"pamer Vetta sambil mengeluarkan sebungkus permen karet. Permen itu bermerk Huula Huula Huuuuftt. Candy pernah melihatnya di toko tetangganya. dan sebungkus harganya Rp.10.000! padahal isinya hanya 10. tapi permen ini memang sudah terkenal di berbagai penjuru dunia!

Candy menatap permen karet itu dengan kepingin. "permen H3 ini kubeli di toko yang bagus, mewah, dan barang-barangnya bagus!"seru Vetty. kembarannya mengangguk. "H3? apa itu?"tanya Rizty yang memang tidak tahu menahu tentang permen karet. "Huula Huula Huuuuuuuuuuuuuuuuftt! masa tak tahu?!"jawab Vetta. dengan isengnya, Candy mengambil permen H3 itu dari tangan Vetta saat Vetta menjelaskan permen H3 itu. Vetta tak sadar!

"Huula Huula Huuuft, permen terbaik! Huula Huula Huuuuuuuuuuuftt, permen terbaiiiik!!!"nyanyi si kembar Vetta dan Vetty. "heh, mana permenku?"tanya Vetta sembil mencari. "niiih!!!"seru Candy sambil mengangkat tinggi-tinggi permen H3 di tangannya. Vetty merebutnya. tapi tak bisa. "mana?!"seru Vetta marah. "minta duuuuua!!!"kata Candy. dia mengangkat tinggi-tinggi permen karet H3 itu. badan Candy lebih besar dan tinggi daripada sikembar Vetta-Vetty. sehingga si kembar terpaksa menyerah. mereka memberikan permen karet itu pada Candy dua. dengan rasa yang berbeda. ternyata enak.

Candy merasa beruntung. nah, untungnya lagi, pada saat itu si kembar berulang tahun!! dan teman-teman satu kelas diberinya permen H3 dua bungkus! tapi Rizty tak terlalu suka dengan permen karet itu. jadi diberikannya sebungkus pada Candy. sedang sebungkus lagi dimakan sendiri. tapi Candy masih diberinya lima butir! Wah, Candy benar-benar mujur sekarang!

"terima kasih Vetta-Vetty, Rizty!! Khususnya si kembar! aku jadi bisa merasakan permen terenak didunia!!!"teriak Candy di dalam hati. "Huuula- Huuuulaaa...."seru Candy sambil mengulum permen karetnya. "Huuuuuuuuuuuuufttt!!!!"lanjut Candy. pada saat itu muncul "balon" permen karet yang besar. sebesar bola kasti. tapi lima detik kemudian balon itu pecah.

"AKU SUKA PERMEN!! HUUUUUUUUUUFTTT!"

17 Desember 2011

Mama, Cinta Kami Untukmu

Papa, mas Afin dan mbak Alma berembug untuk menentukan kado apa yang tepat bagi mama saat ultahnya besok. Tak gampang dan butuh waktu untuk menemukan jenis kadonya. Belum lagi memburu dimana tempat mencari agar bisa segera di bungkus.

Dik Adhan tentu tak ikut menyumbangkan pikiran, hanya ikut duduk memutar. Karena tak ketemu, kami berangkat menuju tempat dimana banyak pilihan kado. Oh ya, kebetulan hari itu dik Adhan bisa dianter ke TPA sehingga kami bertiga bisa mencari kado.

Setelah memilah dan memilih, berdasar pertimbangan mas dan mbak akhirnya dipilih jaket dan kaos. Kami semua memang menyukai kaos karena simple dan enak dipakai. Setelah dibayar, kami menuju ruang pembungkus kado.

Begitu selesai, tentu kami langsung buruan pulang sebelum mama sampai rumah untuk nyuapin dik Adhan. Memang waktunya sempit karena mas Afin pulang jam 10.00 dan mama akan nyuapin jam 12.30. Agar tak ketahuan, kami berburu secara cepat termasuk bungkus kado yang sederhana.

Mama, met ultah ke 37 ya mah. Jangan dilihat dari harganya namun itu wujud kami sayang, cinta dan hormat pada mama. Alhamdulillah kami didampingi hingga sekarang dan sudah banyak hal kami terima dari mama.

Tentu kebaikan mama tak bisa dihitung dengan kalkulator apalagi besarnya perhatian dan rasa sayang mama. Semoga mama senantiasa sehat, bahagia dan terus memperhatikan kami. Doakan kami bisa membalas kebaikan mama.

Kami semua berusaha membuat mama bahagia, senang dan sehat. Maaf bila masih membuat mama marah, bete, sedih dan lainnya. Namun itu bukan kami sengaja, bukan direncanakan apalagi untuk menambah beban. Cinta dan kasih sayang kami akan ada selamanya untuk mama tercinta....

12 Desember 2011

Masuk Angin Pertama Dik Adhan

Kamis sore setelah minum susu, tiba-tiba dimuntahkan semua oleh dik Adhan. Kami semua kaget kenapa begitu. Malamnya juga, kembali dik Adhan memuntahkan susu baik yang diminum dari botol atau dari mama.

Jum'at pagi, hampir semua sarapannya dimuntahkan. Siang saat disuapin papah, baru satu suapan juga dikeluarkan. Hingga suapan keempat, tak ada yang berhasil ditelan. Dik Adhan sendiri rupanya tahu tak bakalan bisa memakan makan siang itu. Akhirnya tak makan sianglah hari itu. Merasa ada sesuatu, jam 14.00 mama memeriksakan ke dokter.

Rumah sakit yang dituju yakni Kasih Ibu. Setelah mengantri periksa dokter, dik Adhan dinyatakan cuma masuk angin. Jadi tak perlu khawatir dan kami diberi resep penangkal muntah. Alhamdulillah kalau cuma masuk angin berarti tak perlu khawatir. Untungnya dia tidak rewel dan badanpun tidak panas.

Yang jadi persoalan, kini soal minum obatnya apalagi sewaktu mbak Alma cicipi ternyata pahit. Obat itu harus diminum sehari 3 kali dan harus ludes sebotol kecil meski dik Adhan sudah baikan kata dokter. Dengan dipegangi secara kuat, minum obat pertama gagal total. Semua yang masuk dikeluarin.

Syukurnya yang kedua dan selanjutnya bisa diminum dengan baik. Makanpun sudah bisa tanpa dikeluarkan lagi meski nafsu makannya belum seperti semula. Hari Sabtu sore, dik Adhan sudah mau minum obat tanpa dipegangi. Dia faham harus minum itu agar segera pulih seperti sedia kala.

08 Desember 2011

Jadilah Dirimu

Pendiriannya sungguh kuat dan teguh. Diajak berdebat kalo tak ada alasan yang masuk akal untuk membantahnya, jangan harap dia akan mengikuti apa yang dibicarakan. Bagus bagi perkembangan otaknya. Menempati ruang yang jelas dalam kehidupannya.

Itulah mas Afin, kakak yang sungguh baik bagi adik-adiknya. Teman berbincang dan ngobrol yang mengasyikkan bagi papa mama. Kadang kalau tak pas memberi penjelasan, dia akan terus bertanya dan mendebat sehingga terkesan "ngeyel".

Apalagi bagi orang yang belum mengenalnya maka akan terkesan mau menang sendiri. Kokoh mempertahankan argumentasi. Cocok sebenarnya sebagai seorang pemimpin. Maka dari itu papa mama mendorong dirinya mengambil peran sebagai ketua kelas di kelas VI sekarang ini.

Beberapa kali disuruh mandi atau makan kalau belum jelas argumentasinya kadang ditolaknya. Jadi memang butuh kesabaran untuk mendudukkan pada apa yang dipikirkannya. Memang kadang melebihi batas kesabaran papa mama.

Inilah yang perlu disadari oleh semua penghuni rumah. Tidak mudah memang memberi pengertian sesuai dengan emosi dan pola pikirnya. Apapun kami bangga pada mas Afin, pada tumbuh kembangnya, cara bergaulnya, cara berbicara pada kami dan apapun itu.

Tumbuhlah terus menjadi dirimu sendiri. Hargai apa yang ada disekitarmu termasuk orang yang mungkin jauh secara fisik, jauh secara ekonomi maupun umur. Mengerti juga mamamu agar ibadahmu memberi makna yang mendalam. Kami bangga padamu sayang....

04 Desember 2011

Mulai Menapak

Minggu lalu dik Adhan sudah mulai berani melangkah sendiri agak jauh. Yah, ini yang sudak kami tunggu cukup lama setelah melalui beberapa tahapan. Dimulai 1,5 tahun lalu kami keluar masuk tempat terapi dan banyak konsultasi atas kondisinya. Sebuah perjuangan yang tak kenal lelah dari mama tercinta.

Kami semua mencintainya seperti kami mencintai diantara kami. Mungkin sudah 4-5 tempat kami coba dan kami jalani. Selain karena flatfoot, lenturnya struktur tulang menjadikan dik Adhan agak telat berjalan. Tapi itu bukan halangan dan justru kami mensupport secara penuh agar mentalnya juga tumbuh.

Berdasar analisa dokter tulang, tidak ada masalah dengan otot dan tulangnya cuma lenturnya tulang menjadikan agak kurang keseimbangannya. Sudah lebih dari 6 bulan kami melewati senin dan kamis pagi di YPAC untuk terapi adik. Semua kami lewati dengan sabar dan tentu tak lupa berdoa.

Kasian sebenarnya tiap terapi selalu tangisan dik Adhan yang terdengar. Itu semua demi dirinya agar segera memiliki keseimbangan badan. Alhamdulillah, dengan atau tanpa sepatu khusus akhirnya dia berani melangkah dari tembok satu ke tembok lainnya. Sudah mulai berani memutar badan.

Awalnya tiap meniti langkah selalu dijagain tetapi mulai minggu kemarin sudah dibiarkan dan diawasi. Meski belum total dilepas, setidaknya sudah ada keberanian. Bahkan dik Adhan meminta gandengan dilepas. Tidak hanya dalam rumah namun diluar rumah juga berani berjalan sendiri.

Memang masih dijagain terutama kalau diluar rumah sebab tak ada penopang atau tempat berpegangan tatkala lelah. Keseimbangannya mulai terlihat walau masih butuh waktu untuk stabil. Belum banyak bisa dilepas cukup lama apalagi ditinggal. Setidaknya keberanian sudah ada dan muncul.

Kita semua berharap minggu-minggu mendatang akan semakin baik keseimbangan maupun koordinasi ototnya. Kesabaran merupakan kunci utama. Lelah itu pasti tetapi ini demi kebaikan dirinya. Kami semua tak akan pernah lelah mengajarinya, mensupportnya, mensugesti agar keyakinannya semakin besar.

01 Desember 2011

Kado Istimewa Ultah ke 10 Mbak Alma

Begitu tiba ultah mbak Alma pada 27 November, kami merayakannya secara sederhana. Tak ada pesta mengundang teman-temannya. Yah, hanya kami berlima dan meniup lilin kue tart kecil lantas dimakan mas Afin dan mbak Alma. Beberapa waktu ini memang kami tak merayakan sesuatu secara besar-besaran.

Ucapan met ultah dari papa, mama, mas Afin serta tak ketinggalan dik Adhan disematkan pada mbak Alma. Semoga di ultahnya yang ke 10, mbak Alma makin rajin, tambah pintar, tetap patuh orang tua, senantiasa sehat dan bahagia. Ditiuplah lilin yang nangkring di kue tart kecilnya dan lanjut dengan makan kue.

Beberapa hari belakangan memang mbak Alma bete, karena tak ada kabar dari kumcer ataupun novel yang dikirim ke penerbit buku anak. Bukan soal apa-apa, kalau memang jelas ditolak tentu bisa ditawarkan ke penerbit lain. Bukan digantung begini.

Mama dan papa berunding untuk memastikan pada penerbit bandung serta Solo untuk menanyakan kabar naskah itu. Rencana cadangan, bila tak ada yang mau maka akan diterbitkan sendiri. Wong mbak Alma juga sudah berusaha keras. Mbak Alma dengar tapi tak konsentrasi soalnya sembari buka kado.

Sehari berikutnya muncul kabar bahwa Kumcer dan Novel mbak Alma diterima semua oleh penerbit di solo dan Bandung. Masih ada beberapa hal yang dikerjakan menuju ke tahap itu. Papa, mama, mas Afin dan dik Adhan kembali menyelamati keberhasilan mbak Alma itu. Langkah yang tentu membahagiakan kami semua.

Wajahnya berubah cerah ceria sedangkan mas Afin agak gimana. Mama memberi penjelasan pada mas Afin bahwa setiap anak papa mama selalu istimewa dibidangnya masing-masing. Jadi tidak harus prestasi sama. Mas Afin cukup unggul pada pelajaran sekolah.

Tinggal keunggulan itu bisa dijaga, dipertahankan serta dioptimalisasi supaya tidak lenyap. Mbak Alma juga tidak boleh menyombongkan diri atas prestasinya. Toh keberhasilannya berkat dukungan seluruh isi rumah. Yang penting apa yang sudah didapat harus dijaga dan dikembangkan supaya lebih baik.

29 November 2011

(Tanpa Judul)

Gadis itu menutup bukunya. air matanya menetes. aku harus tegar!batinnya. sejenak dia bercermin di kaca. wajahku buruk, berbintik-bintik, dan hitam. seperti yang ada dibukuku,batin gadis cilik itu. dia mengambil tasnya. Lalu dia mengemasi barang-barangnya, kemudian dimasukkan ke tas itu. tas pemberian almarhum ayahnya, sudah usang dan sudah robek. walau ayah tirinya telah memberikan yang baru, dia tak mau memakainya.

"mumpung ibu ke pasar dan ayah kerja,"batinnya. kemudian ia memandang tas kecilnya yang usang dan banyak yang robek. Dia menambal bagian tasnya yang sudah robek dengan lakban. gadis itu menutup kepalanya dengan penutup kepala. "selamat tinggal ibu, ayah,"batin gadis itu sembil meletakkan sepucuk surat di meja belajar. setelah itu ia keluar rumahnya dan segera pergi.

di jalanan, orang-orang memandang jijik gadis itu. gadis itu tak peduli, ia terus berjalan, tanpa tujuan. dia terus berjalan sempai perbatasan desa satu dengan yang lainnya. gadis itu terus berjalan tanpa lelah.

satu jam berlalu, karna kelelahan, gadis itu beristirahat di tepi sungai yang biasa digunakan penduduk.

"siapa namamu?"tanya sebuah suara. gadis kecil itu kaget dan segera mendongak. didapati gadis sebaya dengannya yang berpakaian sederhana dan tak layak pakai. dia membawa gitar mini dan sebuah botol aqua bekas.
"Tiara,"jawab Tiara pelan. "perkenalkan, namaku Olfi. sepertinya kamu anak baru. dari desa sebelah, ya?"tanya Olfi. "dimana aku berada?"tanya Tiara setengah sadar. "Klaten. Kamu dari mana? kayaknya, Solo, ya?"tebak Olfi. Tiara mengangguk. "hm, kok kamu sampai ke sini, sih? yuk, ke rumahku!"ajak Olfi. Tiara hanya menurut saja.

dirumah Olfi, Tiara dan Olfi asyik bertukar cerita. tapi Tiara tak mengatakan kalau dia kabur dari rumah. dia hanya berkata bahwa ia sedang liburan dirumah pamannya yang bertempat tinggal di Klaten. Olfi, sih, setuju-setuju saja. dan ibunya menawarkan kalau Tiara, sahabat anaknya yang baru, tidur di rumah Olfi. betapa senangnya Tiara. nampaknya Tiara sudah mulai melupakan kedua orang tuanya yang cemas dirumah.

. . .

"aduh, Pak! Tiara mboten wonten!!"seru ibu panik ketika pulang dari pasar. "napa inggih? cobi tak goleke,"tawar ayah. "ten kamare Tiara mboten wonten, Bu?"tanya ayah. ibu mengangguk. "lho, padahal ing ngendi-ngendi ra enek! cobi ten kamare Tiara,"ayah segera ke kamar Tiara. ibu hanya mengikuti. "paling nggih dolan!"seru ayah ketika tak menemukan anak tirinya. "Pak! niki wonten surat!" seru ibu sambil menunjukkan sepucuk surat yang ditemukannya. "coba kak waca!"seru ayah sambil membaca surat itu. kita baca yuk,

dari Tiara,
Untuk Ayah Ibu.

Assalamu 'alaikum wr.wb
gimana kabarnya Yah, Bu?baik,kan??kerjanya tetap sukses,donggg!!ya nggak?!
oh, ya,jangan kuatir kalau cari Tiara.Tiara hilang dari rumah mungkin sekitar sebulan. habis itu Tiara pulang, kok!
maaf Tiara udah ngilang, habis Tiara pingin lihat dunia ini dan Tiara pingin dipeduliin.Eh,Tiara mungkin ngilangnya lama.dan mungkin Tiara nggak tau jalan pulangnya.Tiara akan berpetualang sendiri.
Kalau soal sekolah,Tiara memang nggak pantes.Muka Tiara hitam, bintik-bintik,dan apalah.
udah,ya, my ortu! sekian dulu suratku. oh,ya,Tiara denger ortu yg baik itu pingin mewujudkan keinginan anaknya.jadi,krn Tiara menganggap kalian baik,maka, keinginanku adalah:
diperhatiin, sama boleh main ke luar rumah pas sore hari.
udahan, ya!
Muaaaaaaaaachh!!!!

Terlihat mata ayah dan ibu berkaca-kaca. mereka menyesal akan perbuatan mereka selama ini.
setahun kemudian terdengar Tiara bermain bersama teman-temannya dengan ceria. Tiara telah ditemukan dan Tiara minta maaf pada ortunya.

. . . . . . . .

sekian dulu ceritaku, semoga ada hikmahnya!!!
(ceritanya nggak nyambung, ya?!?!)
MKS!

@AnRaw

28 November 2011

Sahabat


Kau menghibur,
membantu,
mengasihi,
dan kau memberi inspirasi.

Kau menghiburku saat aku bersedih,
Kau membantuku saat aku sedang kebingungan,
Kau mengasihiku seperti saudaramu sendiri.
Dan kau memberi inspirasi.
Kita tertawa bersama,
saat sedih maupun senang.
tak peduli kau salah.
Kita tertawa bersama,
walaupun sedang bermusuhan.
Dan kita tertawa bersama,
walau keadaan sakit.

Oh, sahabat...
hidupku sepi tamnpamu,
yang s'lalu mengisi hari-hariku dengan penuh kebahagiaan.
Akankah kita berpisah?
Dan akankah kita bertemu kembali?

25 November 2011

Makan ya Dik Adhan

Bener-bener mogok makan siang itu dik Adhan. Dicoba berbagai cara, dibujuk, dialihkan perhatiannya tetap saja. Bahkan diganti dengan makan roti tetap saja tidak mau. Apa mau dikata, hari itu terpaksa makan hanya 2 kali. Kalau sama sekali tidak makan siang itu ya tidak juga karena 4 suap sudah mau juga.

Siang tadi, demikian juga meski mama yang coba suapin... Hari kemarin yang mencoba menyuapin papa dan mbah ti. Gagal juga termasuk ketika ditinggal papa ke atas. Tahu dimarahi, dik adhan main sendiri kesana kemari. Mainan diambil papa semua juga tidak masalah. Bahkan saat ada mas Afin dan mbak Alma tetap saja tak mau maem.

Entah kenapa 2 hari ini tetap ga mau membuka mulut. Bila dipaksa, dikeluarkannya lagi makanan itu. Kemarin papa mencoba menyetel vcd, meninggalkan dik Adhan dibawah, tidak memberi mainan atau coba dibujukin mbah tetap saja. Karena papa harus rapat, ya papa berangkat. Saat dipantau tetap saja tidak mau kata mbah. Kalau ada tangan yang maju maka akan teriak.

Tadi juga begitu. Sudah beberapa suap masuk, akhirnya mogok juga. Awalnya makan sambil lihat kereta api. Terus mama ngajak turun ke bawah ngeliat vcd dan ajak mainan. Tidak mau juga. Karena sudah siang, mamapun berangkat. Papa mencoba kasih roti, sama saja. Ketika bermain dengan mas Afin dan mbak Alma disuapin roti ya tidak mau.

Semoga besok-besok tidak begitu lagi ya dik Adhan. Makan tetap penting agar badan kita staminanya terjaga. Apalagi adik masih kecil dan asupan merupakan hal penting. Kami sudah mencoba memberi yang terbaik. Bukan target gemuk namun sehat. Kalau standar makan 3 kali, ya semestinya makan 3 kali.

Kami semua sayang dan menjadi khawatir bila dik Adhan tidak mau makan. Mas Afin dan mbak Alma sudah banyak bantu supaya adik bersedia menerima suapan itu. Ah semoga kesehatan tetap terjaga dalam badanmu. Kini kami berdoa, lain hari tidak terulang.

21 November 2011

Mas Afin On TATV

30 Oktober lalu mas Afin ikut tampil dalam lomba science di tv lokal dengan 14 temannya dari SD DJI. Mereka bertanding melawan 2 SD lainnya yang satu swasta dan yang satunya negeri. Persiapan oleh sekolah dilakukan setelah jam tambahan pelajaran selama 10 hari. Memang melelahkan sehingga sampai dirumah kelelahan.

Tak apa, sebagai ajang menempa diri dalam menyiapkan sesuatu. Banyak pembelajaran yang dia dapatkan selama menjalani persiapan itu. Alhamdulillah kesehatan dan kestabilan emosinya terjaga. Pelajaran harian juga masih bisa diterima dengan baik. Hal itu terlihat dari saat ditanya berapa nilai yang diperoleh selalu diatas 80.

Mengikuti lomba mewakili sekolah adalah pengalaman pertama sehingga terkesan agak nervous. Papa mama mendorong dia untuk jadi juru bicara namun pihak sekolah memutuskan temannya, Hasan yang jadi juru bicara. Tayangannya sendiri disiarkan pada tanggal 13 November dan kami menyaksikan bersama dirumah.

Pada sessi ketrampilan yaitu memukul bola pingpong, ada teman yang menerima dan harus masuk ke topi. Mas Afin maju karena Aldisa yang semestinya lebih terampil, tidak bersedia. Berpasangan dengan Hasan, hanya mampu memasukkan 19 bola saja. Lawannya lebih dari 28 bahkan ada yang sampai 32 bola.

Sessi cerdas cermat yang formatnya tidak tepat menurut papa mama (karena sistem rebutan dan multiple choice) menjadikan tim SD DJI keteter. Mereka ikut perintah pemandu memencet bel setelah pilihan dibacakan. Rupanya SD lain memencet bel lebih duluan. Otomatis kondisi ini menyebabkan DJI tidak mendapat hasil optimal.

Menurut mas Afin, pemandu bilang akan mendiskualifikasi peserta yang memencet bel sebelum soal selesai dibacakan. Faktanya ketika hal itu terjadi hanya dihukum pengurangan point 20. Padahal tiap soal mendapat 30 dan 40 point. Tentu sanksi ini tidak berdampak cukup besar. Disisi lain, bel sistemnya tidak paralel sehingga bisa saja 3 bel bunyi bersamaan.

Jika begitu, tergantung mata pemandu yang mana duluan yang dilihat ya dia yang menjawab. Pada tayangan jelas terlihat beberapa kali penunjukan si penjawab bukan pemencet bel pertama. Meski kecewa, papa mama menghibur mas Afin untuk tidak terlalu kecewa. Ini hanya lomba dan menguji keberanian mas Afin.

Pembelajaran yang luar biasa bagi perkembangan dirinya. Semoga mas bisa mengambil sisi positif dari lomba tersebut. Agar ke depan semakin banyak tindakan yang diambil berdasarkan pengalaman yang dilalui. Pembelajaran tidak harus dikelas, dirumah, lewat buku, televisi namun kejadian sehari-hari. Berkembanglah nak....

16 November 2011

Adhan, Maaf Bila Harus Begini

Hampir 3 minggu sudah dik Adhan bolak balik ke TPA Balita Harapan di Pajang. Dan ini merupakan pilihan sulit bagi kami semua namun tidak ada jalan keluar yang jauh lebih memadai. Pasti ada kelebihan dan kekurangan selama dan setelah dik Adhan menjalani itu semua. Beberapa perubahan sudah mulai dirasakan.

Kini, kalau nangis sering menjerit apalagi kalau dirumah ada papa saja atau mama saja. Meski mas Afin dan mbak Alma berusaha menghibur, tetap dicuekinnya. Jeritan is the best, begitu barangkali prinsip dik Adhan. Apa boleh buat, pekerjaan rumah ditinggalkan supaya dik Adhan tidak tambah kenceng jeritannya.


Di TPA itu dia bersama sekitar 20 anak dan ada yang lebih besar atau lebih kecil usianya. Wong yang digendong alias masih bayi juga ada. Kendala lain yang muncul yakni makan siang. Disana memang makan harus mandiri sebab tak mungkin nyuapin 20 anak dengan 2 orang. Sehingga yang sudah gede saja yang akan makan.

Maka dari itu, dik Adhan dijem
put pada kisaran pukul 12.30 sampai 13.40 an karena mengejar waktu makan. Jam tidur pagi mungkin sedikit bergeser serta kualitas tidurnya tidak seperti dirumah. Ini beberapa hal yang butuh penyesuaian tidak sebentar. Makanya sering abis Maghrib sudah mengantuk dan lekas terlelap.

Menitipkan dik Adhan tentu bukan jalan terbaik namun harapannya sebagai tindakan emergency. Belum lagi ditambah jadual mas Afin dan mbak Alma yang pulang jelang sore terutama hari Selasa-Kamis. Minum susu di TPA juga tak terjadi, mungkin karena dia tidak berminat. Suasana ramai dan hilir mudik teman-temannya mengganggu keasyikan mimik.

Ada satu hal yang dijadikan pembelajaran pada dik Adhan yakni berkumpul dengan anak lain tanpa Papa Mama. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya karena dari dulu selalu ditungguin. Awal ditinggal masih meronta tapi tadi sudah diam dari sebelumnya yang cuma terisak.

Papa Mama tak pernah merasa tega sebenarnya.
Semoga dik Adhan belajar banyak dengan adanya teman-teman. Mau berbagi, bermain bersama, belajar atau memperhatikan anak yang usianya lebih gede. Masa kecil yang kurang ideal namun memang harus ditempuh. Ada banyak anak lain yang mungkin nasibnya jauh lebih tidak beruntung. Mengertilah dik Adhan, kami sangat sayang dan sebenarnya tak ingin seperti ini.

08 November 2011

Dik Adhan Naik Kereta Api

Bus, Pesawat dan kereta api telah mencuri perhatiannya. Dirumah, dijalan, saat makan, saat pergi, mainan yang dimiliki dan kegiatan apapun bila menyangkut model transportasi itu akan menarik perhatiannya. Kalau lihat bus, akan ditunjuknya dan bilang "bih". Melongok pesawat yang melintasi awan rumahnya akan ditirukan dengan mekarnya telapak tangan sambil bergumam "ngeeeng....".

Sedangkan untuk kereta api selain berkata "pi" dan kalau pas melihatnya akan diayunkan tangan kanannya (da... da....) diselingi dengan menunjuk. Ah kami semua selalu bergembira melihat reaksi dik Adhan seperti itu. Tak pernah letih dan bosan mengajaknya sore berjalan-jalan ke tepian rel jalan makamhaji-gawok menunggu kereta lewat.

Pun saat mandi, kalau terdengar suara pesawat dan kereta api segala aktivitasnya berhenti dan menyimak suara itu. Jika kami diam saja, dia akan memberitahu suara yang didengarnya dengan sentuhan ke badan kami. Menyenangkan bermain bersama dik Adhan dengan hal-hal yang disenanginya.

Naik bus BST saat pulang dari terapi di YPAC beberapa kali dan wajah gembiranya merekah. Bahkan saat harus naik BST bersama mbah, papa yang mengantarkan ke halte purwosari diacuhkannya. Ketertarikan dik Adhan cukup besar pada transportasi-transportasi itu. Naik mobil aja suka.

Melihat pesawat dari jarak dekat juga kami lakukan dengan mendatangi Bandara Adisumarmo di Kartosuro. Matanya lekat tak beranjak waktu pesawat militer akan lepas landas atau pesawat komersial lain menjalani proses run down. Entah apa yang ada dipikirannya waktu itu, yang jelas raut gembiranya memancar.

Kalau kereta api awalnya hanya lihat di jalan saja, kebetulan kemaren 7 November mas, mbak dan mama libur. Maka kami merencanakan pergi ke Jogja jalan-jalan sekaligus memberi pengalaman dik Adhan naik kereta. Seperti yang diprediksikan, hatinya gembira sekali bisa naik kereta.

Bahkan sepanjang perjalanan dan selama di Jogja tidak rewel. Pulangnya, tidak ada 15 menit dari naik prameks langsung tidur pulas. Rupanya rasa lelah, kantuk dan gembira menyatu dalam badannya sehingga tak kuat jaga mata. Ga apa-apa sayang, tidurlah dengan nyenyak dan bangunlah mimpimu atas kereta api.

03 November 2011

Bangkit Mbak Alma!

Dengan raut muka kusut, mbak Alma membuka pintu rumah saat didrop mama. Tidak seperti biasanya langsung menyapa dik Adhan. Saat ditanya papa juga membisu seribu bahasa. "Ada apa mbak? dimarahi mama? kenapa? sakit?" tanya papa memberondong. Melepas sepatu dan tetap diam seribu kata.

Akhirnya mengaku juga bahwa hasil try out saat jeda semesteran membuat dirinya terlempar ke kelompok les B. Sejak kelas V ini, ada tambahan pelajaran hari Selasa - Kamis khusus untuk pelajaran IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika. Dari 3 kelas, dipisahkan 4 kelompok tambahan pelajaran. Pemisahan itu tidak berdasar ranking seperti jaman mas Afin namun dari try out.

Memang tiap anak tidak bisa dituntut untuk sama. Dulu mas Afin awal tambahan pelajaran berada di posisi duapuluhan namun jelang kenaikan kelas bisa masuk 10 besar. Jadi pemeringkatan itu paralel untuk satu angkatan. Tentu tak mudah masuk 30 besar apalagi menjadi 10 besar. Anak-anak yang bisa konsisten saja yang bertahan.

Kalau tidak konsisten belajar bisa bolak-balik pindah ruang les. Bahkan untuk kelas D hanya melulu diisi latihan matematika penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian. Kembali ke cerita tadi, awalnya mbak Alma tidak akan cerita begitu tahu rata-ratanya tidak membanggakan bagi dirinya.

Namun rupanya hari itu mama menjemput dan masuk sekolah sehingga melihat pengumuman pembagian kelas. Mas Afin yang sedang persiapan lomba science juga membacanya. Mbak Alma memang down dengan hasil itu dan kami semua turut bersedih. Tapi mbak harus segera bangkit dan belajar yang rajin agar kembali ke kelas A. Buktinya saat UTS bisa 4 besar meski matematikanya ga karuan.

Begitu setelah diingatkan dan rajin belajar kembali, try out untuk matematika mendapat 80. Sayangnya untuk IPA dan Bahasa Indonesia kembali yang melorot. Try out sendiri diadakan mendadak sehingga memang membutuhkan kesiapan dan rutin atau tidaknya anak-anak belajar.

Kalau hanya sesekali pasti sulit menyesuaikan. Oleh karena itu papa mama kembali memberi semangat supaya mbak Alma mampu memperbaiki diri. Tidak hanya usaha namun doa juga mengiringi usaha. Semoga bulan depan (karena try out sebulan sekali) bisa kembali ke kelas A ya mbak. Yakin dan teruslah berusaha.....

Menuju TPA

Tahun ini rupanya menjadi titik kritis yang harus dihadapi bersama oleh anggota keluarga. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan supaya semuanya tetap baik-baik saja terutama mengenai kesehatan. Pergantian cuaca menandai kondisi yang tak menentu antara panas, mendung atau tiba-tiba hujan. Disisi lain, kegiatan sekolah dan bekerja cukup menyita waktu kami berlima sehingga harus diatur supaya tidak terguncang.

Pertama, paska belum dapatnya pengganti mbak ida jelas menguras energi seluruh penghuni rumah. Pekerjaan mama juga masih padat bahkan pernah menginap diluar kota sekali. Mas Afin jelang Ujian Nasional harus mempersiapkan diri baik mental maupun penguasaan materi. Tambahan jam pelajaran menjadi tuntutan mas Afin agar tidak ketinggalan. Papa mama yang awalnya keberatan akhirnya menyetujui.

Papa perlu sesekali mengerjakan sesuatu yang diorder oleh om Pai, terutama 3 bulan ini sehingga butuh waktu tersendiri. Mbak Alma meski hasil test masih bagus, rupanya try out yang mendadak menjadikan hasilnya kurang bagus. Dia terlempar dari jajaran 30 besar di kelas V dan masuk kelas B untuk les. Hal ini membuat kekecewaan mendalam bagi kami semua namun mbak Alma harus bangkit.

Papa mama mendorong agar mbak Alma kembali belajar serius.
Beberapa kondisi itu mengakibatkan dik Adhan harus segera menyesuaikan. Sebelum ada pilihan ideal yaitu mendapatkan pengasuh baru, akhirnya dik Adhan dititipkan di penitipan anak. Kami semua tidak menghendaki namun keputusan ini harus diambil agar kondisi tetap terjaga dengan baik.

Sejak hari kemaren dik Adhan "bersekolah" di TPA Balita Harapan Pajang. Disana ada 15an anak mulai 8 bl hingga 3 atau 4 tahun.
Hari pertama, merupakan hari penyesuaian. Pertama ditinggal udah jelas menangis namun ketika dijenguk mama pukul 09.30 rupanya mau maen bersama teman-temannya sambil teriak. Siang pukul 13.00 papa sudah menjemputnya dan waktu itu dia sedang berdiri di samping tempat tidur sambil menangis.

Dilihat dari raut mukanya, dia menangis karena lelah.
Berdasar info pengasuh, rupanya waktu tidur bersama pukul 10.00 dik Adhan tidak bisa tidur pulas. Hanya liar lier dan mudah terbangun bila ada suara-suara. Maklumlah dirumah sepi jadi bisa lebih nyenyak. Makan juga masih sedikit meski akhirnya diimbangi sama roti. Kata para pengasuh, dia sudah mulai mau jalan sendiri antar tempat tidur.

Ah syukurlah dia mau bolak-balik sendiri.
Beberapa anak jam segitu sudah ada yang dimandikan namun dik Adhan belum dimandikan. Masih siang betul itu. Papa pun membawanya pulang ke rumah dan berniat menyuapi karena tadi makannya sedikit. Eh masih nangis saja sehingga digendongnya dik Adhan dan tak sampai 5 menit langsung pulas. Nampaknya lelah dan rasa kantuk menyerang hebat sehingga bangun pukul 13.15 saat mbak Alma dan mama sudah dirumah.

Kita semua tidak tega dik Adhan dititipkan namun belum ada solusi yang tepat mengatasi semua ini. Apalagi seminggu ini mas Afin hari Senin, Rabu dan Jum'at pulang hingga pukul 18.00. Papa harus bolak balik antar jemput mbak Alma dan mas Afin. Yang utama perlu dijaga papa mama yakni kondisi kesehatan anak-anak kemudian kondisi psikologis mereka supaya kesulitan ini tidak mengganggu perkembangan mereka kelak.


Maafkan papa mama bila belum menjadi orang tua yang super baik. Masih ada banyak kekurangan meski kami terus berusaha. Doa dan kemengertian kalian adalah hadiah bagi papa mama dan semangat dalam bekerja. Semoga kedepan kita semua dapat menghadapi dengan lebih baik.

01 November 2011

Keep Spirit Fighting Mas

Sepuluh hari terakhir ini merupakan periode yang cukup berat bagi hari-hari mas Afin. Pasca ujian tengah semester yang hasilnya lumayan (meski ada satu mata pelajaran yang harus dipelajari lebih dalam) rupanya ada tugas baru disekolah. Alhasil, jam belajarnya menjadi bertambah padat sampai jam 17.50. Apalagi untuk 3 hari terakhir tanggal 31 Oktober, 2 dan 4 November.

Tiga hari itu mas Afin melalui hari-hari belajarnya hingga 11 jam (meski ada jeda istirahat yang jika ditotal ada 2 jam lah seperti istirahat, sholat dan makan). Makanya papa mama lumayan memberi perhatian pada 3 hari tersebut agar kondisi mas Afin tidak drop.
Kenapa waktu belajarnya bertambah? Sekolah pulang jam 13.30 sesuai jadual resminya.

Karena sudah kelas VI dan a
kan menghadapi ujian nasional, sekolah menerapkan kebijakan pendalaman materi dari jam 13.30 sampai jam 14.30. Kebijakan ini kebetulan diberlakukan juga untuk kelas V untuk hari Selasa-Kamis sehingga mbak Alma juga pulangnya sama.

SD DJI kebetulan akan ikut lomba science sabtu mendatang di TATV (TV lokal di Solo) dan Alhamdulillah mas Afin dipilih menjadi bagian tim yang terdiri dari 15 anak. Anak-anak itu diminta mendalami materi lomba dari pukul 14.30 hingga pukul 16.00. Tiga cowok dari VI B adalah mas Afin, Hasan dan Aldisha.


Sesuai permintaan mas, sejak 3 minggu lalu dia juga ikut les diluar tiap hari Senin, Rabu dan Jum'at pukul 16.00 hingga pukul 17.50. Tak aneh bila 3 hari seminggu ini mas sampai rumah setelah adzan maghrib. Tadi sepulang sekolah, terlihat kelelahan meski masih semangat bercerita.

Untuk menjaga kebugaran terutama menghadapi lomba, mama mensupport dengan berbagai hal seperti penyediaan makan siang, tambahan uang jajan ataupun meminta mas langsung istirahat setelah jadual pelajaran buat esok pagi. Sebab bila masih harus belajar lagi, takut malah menjadi beban atau tidak peak saat lomba.

Melengkapi itu semua, doa menjadi hal yang tak boleh terlupa. Agar kondisi yang ketat tidak menjadikan mas sakit. Agar mas tetap bugar, ceria dan inget beberapa materi pendalaman. Percuma kan kalau sudah melakukan banyak hal, eh hari pertandingan malah drop. Semoga hasilnya nanti sesuai harapan ya mas.... Amin....

27 Oktober 2011

masak bareng di sekolah

Yippie! besok masak bareng di sekolah nih! pasti asyiiik! nggak sabar, deh!
dirumah, aku menyiapkan bahan-bahan terlebih dahulu. rencananya, kami mau bikin sop markuni. hm... enak nggak, ya???

kelompok memasak sesuai regu piket. kelompokku diketuai Tegar. dan diwakili Deva. kelompokku ada tujuh orang. 4 laki-laki dan 3 perempuan. yang laki-laki ada Tegar, Sidiq, Reza, dan Rofiq. sedangkan perempuannya hanya aku, Deva, dan Wanda.

sebelum hari memasak datang (hari Kamis), kami menentukan bahan-bahannya dan siapa yang membawa. aku hanya membawa gula, garam, bawang merah, dan bawang putih. aku juga membawa piring dua, gelas dua, dan sendok dua. aku memakai satu, sedangkan satunya untuk penyajian. buahnya, aku membawa apel dan pir.

karna saat memasak bertema, "empat sehat lima sempurna", minumannya memakai susu. pokoknya, makanan yang dibuat harus mengandung empat sehat lima sempurna. jadi ada nasi, lauk, sayur, dan buah.

lauknya, sesuai rencana kami akan membuat tempe, sosis dan tahu. sayurnya ada wortel, loncang, dll. susunya, temanku Wanda, yang membawa. dia membawa 7 sachet susu frisian flag rasa coklat, dan 1 sachet susu frisian flag rasa vanilla.

Eng i-eng -i-eng.....!!!
hari yang ditunggu sudah tiba!
Yippie! setelah sholat, mandi dan makan, aku langsung diantar papa kesekolah. aku hari ini tidak naik sepeda, karna tasku lumayan berat. disekolah, aku mengobrol dengan Elisa, temanku yang sudah datang sambil menunggu anggota kelompokku tiba semua.

saat anggota kelompokku tiba semua, kami berkumpul, sementara Tegar mengabsen kelompokku satu persatu apakah sudah membawa barang ini (maksudnya, orang itu sudah membawa barang yang dipinta atau belum). Alhamdulillah semuanya sudah dibawa.

kami menggelar karpet di halaman sekolah. setelah itu, kami meletakkan barang-barang di karpet. sementara Sidiq dan Reza, sibuk membuat api dan mengipasinya agar tidak padam. aku mengambil buah-buahan dan mengumpulkannya, lalu aku dan Wanda mencuci buah-buahan yang sudah dikumpulkan dalam baskom.

setelah dicuci, Wanda menata buah-buahan tersebut ke piring khusus buah/tempat buah. aku segera memotong wortel yang sudah dikupas Deva. lalu aku merebus wortel ke dalam panci yang berisi air mendidih. lalu panci itu kututup dan kubiarkan matang.

kami sibuk bekerja keras. entah memotong sayuran, merebus sayur, atau mencuci piring. pokoknya, jika ada yang salah atau berbeda pendapat, kami saling memarahi. setelah menghidangkan sup ke atas mangkok, Rofiq dan Reza menggoreng tempe dan tahu. mereka menggoreng dibantu Deva. sementara Tegar dan Wanda membuat susu coklat dan putih.

"sambalnya mana?"tanyaku sambil memandang sekeliling. "eh, iya! lupa!"seru Tegar sambil menepuk keningnya. dia membaca kertas tentang cara membuat sambal. "bawang merah dua!"serunya sambil mengambil ulek-ulek. aku mengambil dua bawang merah dan melemparkannya ke Tegar. "cabai! tiga!"seru Tegar lagi sambil mengupas bawang merah. aku mengambil 3 cabai hijau dan melemparkannya ke Tegar. Tegar pun mencampur bawang merah dan cabai, lalu diulek.

"lanjutkan, Al!"perintah Tegar sambil beranjak dari duduknya. aku pun segera mengulek sambal dan ditambah kecap. setelah itu, kecapnya dituang di tempat sambal. sementara itu, yang lain membereskan barang-barang masing-masing, setelah itu piring penyajian ditaruh di kelas V A.

saat guru sudah menilai, kami diperbolehkan masuk dan menghabiskan makanan. Elisa mencicipi tempe kami. "bumbunya pas!"puji Elisa sambil mengoleskan sambal ke permukaan tmpenya. aku tersenyum. "masak? padahal tadi gosong terus, lho..."kataku tak percaya. akhirnya aku juga mencoba tempe bikinan kelompokku. hm... enak! Deliscioscos! pengalaman memasak bareng dengan temanku ini, adalah pengalaman yang berharga!

23 Oktober 2011

jalan-jalan

pada suatu pagi yang cerah...
"hooaaam..."aku terbangun dari tidurku. panas, gumamku. aku melihat sekeliling. ada kakakku yang sedang menonton TV. kok aku diluar, ya? pikirku. oh, ya, semalam kan aku tidur di depan TV... aku menepuk keningku.

aku segera bangkit dari kasur lipat dan pergi ke kamar orangtuaku. pintunya terbuka. didalam hanya ada adikku yang sedang bermain sendirian di kasur. aku menemani adikku bermain.

tak lama, adikku menangis. Huh! aku bangkit dan menggendong adikku. aku turun ke lantai I. di bawah, adikku kutidurkan di kasur kecilnya. "nonton TV, ah..." aku mengambil remote TV dan menonton TV. aku melirik jam. masih pukul 07.17. nonton spongebob aja, ah... aku memencet angka 8. fiuuuh... untung aku nggak ketinggalan. Spongebob-nya baru dimulai. karna adikku tidak menyukai Spongebob, dia menangis lagi.

bosen, nangis teruus... nggak kedengeran, nih..., batinku kesal. aku cuek saja sama adikku. akibatnya adikku nangiiiiiiiiis terus. sebel! uh, kebelet! aku berlari menuju kamar mandi.

1 menit kemudiannn...
"fiuuuh, legaa..."gumamku sambil mematikan lampu kamar mandi. Setelah itu, aku menonton TV lagi. tiba-tiba, aku menyadari sesuatu. dik Adhan kemana, ya?, batinku. tiba-tiba, dari luar terdengar jeritan anak kecil. rupanya itu suara dik Adhan. ooo, ternyata dik Adhan sedang makan diluar (makan pagi sambil jalan-jalan naik sepeda). begitulah kebiasaan adikku. dirumah emang adikku itu susah makan, sihhh... kecuali kalau sambil lihat film Teletubbies, atau Upin & Ipin.

aku tidur-tiduran sambil menonton TV. sementara kakakku main sepak bola. jari-jari tanganku sibuk senam. Senamnya memencet-mencet/ mengganti chanel TV. habis, nggak ada yang seru, sih...

mungkin aku menonton TV kira-kira 1 jam, setelah itu aku mengucir rambutku. lalu aku pergi ke teras rumahku. disana ada adikku, papaku, dan mamaku. aku segera bergabung dengan mereka.

"euhh... mmm..."kata dik adhan tak jelas. dia menyebarkan batu krikil warna warni ke seluruh penjuru lantai. aku dan papa mengumpulkan batu-batu itu, lalu batu-batu itu di masukkan ke sebuah piring yang terbuat dari tanah liat. lalu piring itu diletakkan di meja teras.

"beli bunga yuk,"ajak Mama kepadaku. "dimana?"tanyaku. "itu, lho didekat rel,"sahut Papa. aku berpaling. "rel mana? Purwosari apa Gawok?"tanyaku. "Purwosari. yang MPR itu, lho..."jawab
Papa. aku terkikik. aneh-aneh aja... didekat rel memang ada tempat yang sepertinya bekas warung. disana tertulis, "MPR. " lalu bawahnya ada tulisan, "Mepet Pinggir Rel". yang memberitahu Kakakku.

"yuk Pa! adik sekalian diajak,"kata Mama. "ayo, sekalian beli karet pompa,"balas papa. Mama masuk ke rumah. aku mengikuti. aku mengambil jaket dan Mama mengambil dompet, sepatu, dan topi adikku. aku membantu membawakan sepatu adikku. kemudian, aku, papa, mama, dan adikku pergi ke toko bunga dan tanaman, setelah itu ke toko service sepeda untuk membeli karet pompa.

setelah sampai di rumah, aku membantu papaku memasang karet pompa. agak susah, sih, memang. Papa, kan, memang bukan tukang bengkel. jadi hampir satu jam lamanya untuk memasang karet pompa.

setelah itu, aku diajak papa berfoto-foto. aku dan papa jalan-jalan. kami keliling kabupaten Sukoharjo, lalu Boyolali. nggak nyangka bisa nyampe di Boyolali. aku tertidur ketika Papa mencari warung es teler. sebelumnya, Papa menjanjikanku es teler. aku udah teler, kok... nggak perlu ditambahin es teler, Pa... pikirku geli.

akhirnya, aku dan Papa sampai disebuah warung yang menyediakan es teler. warung itu bernama Tsunamie. karna tak ada es teler, aku memilih es campur. begitu gelas dihadapanku, aku langsung menyantap minuman itu. terlihat papa yang sedang merogoh kantong dan tas pinggangnya.

aku deg-degan. siapa tahu, Papa nggak bawa uang/dompet. ternyata benar! uh! papa akhirnya bilang pada penjualnya dan bertanya, dimana ATM terdekat. sebagai jaminan, aku ditinggal. aku sih biasa biasa aja.

setelah membayar, kami pulang. dirumah, aku ingin menceritakan pengalaman tadi kepada Mama. aku ingin tau, apa tanggapan mama mengenai hal itu. pengalaman ini tak akan terlupakan olehku!

Tragedi Matematika

Kejadian saat ujian tengah semester (UTS) kali ini sungguh aneh dan membuat papa mama sangat tidak mengerti. Terutama mata pelajaran matematika atau pelajaran yang membahagiakan bagi mas Afin atau biasa-biasa saja bagi mbak Alma. Membahagiakan karena memang enjoy dan menikmati kalau ada matematika bagi mas. Sedang mbak Alma, ya bisa mengerjakan meski ga cukup cepat mengerjakan.

Walau demikian, tahapan proses belajar matematika jarang mengulang lebih dari tiga kali saat dijelaskan. Sejak mulai mengenal berhitung, paling 2 kali mereka mengalami kendala saat dijelaskan waktu belajar. Pembagian porogapit misalnya. Butuh penjelasan pelan dan berulang. Sementara materi lainnya lancar-lancar saja.

Pun demikian dengan hariannya, jarang terkendala. Berdasarkan pantauan harian, mereka lancar saja mengerjakan. Bahkan saat kelas 2 hingga kelas 4, mas Afin keranjingan slalu minta tambahan soal tersendiri dari papa. Beberapa materi bahkan pernah dijadikan tebak-tebakan seperti soal perhitungan jarak, berat atau bahan lainnya.

Artinya tidak ada hal yang perlu ditakutkan. Hasil test baik UTS atau semester khusus pelajaran matematika selain UTS kelas III semester ganjil untuk mbak Alma nilainya diatas 75. Nilai 80 atau 90 juga sering pada ujian-ujian resmi. Di kelas V, masuk lesnya juga kelompok A yang pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA nya lumayan.

Sementara mas Afin, selain UTS semester ganjil kelas II semua nilainya berkisar 80 atau 90. Bahkan pada UTS semester gasal kelas IV mendapat nilai sempurna alias 100. Bukankah bisa disebut tak mengalami kesulitan? Faktanya tahun ini justru yang terjadi diluar dugaan. Mas Afin dan mbak Alma mengalami tragedi matematika secara bersamaan.

Padahal saat papa menurunkan mereka di depan sekolah saat UTS, selalu diingatkan untuk teliti dan di cek kembali sebelum dikumpulkan. Namun mau diapakan lagi kalau memang hasilnya tidak menembus angka 65. Dirumah, jelas mereka terdiam dan harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya.

Kalau semester depan targetnya tidak bisa mencapai angka 80, maka selama sampai hasil tes dibagikan tidak ada PS, buku cerita atau game internet. Tapi kalau menetapkan angka minimal 80 masih tersedia fasilitas tersebut. Keduanya tidak berani mematok target diatas 80, otomatis fasilitas permainan tidak boleh dipakai.

22 Oktober 2011

Dik Adhan Di Dalam Kendaraan

Naik mobil rupanya merupakan hal yang menyenangkan bagi dik Adhan. Beda dengan kedua kakaknya yang mudah muntah. Jadi kalau ada yang ajak naik mobil, orang baru kenalpun akan mau dia diajak. Apalagi masuk ke dalam mobil, wah dijamin diem aja deh. Maklum kami memang belum memilikinya sehingga dik Adhan jarang naik.

Bulek Ucik kalau mau ajak juga mbujukin seperti itu. Meski sudah puluhan kali naik, rupanya tetap nikmat. Kalau didalam mobil, sukanya memandang keluar. Bila lihat truk, bus, mobil bos atau kereta api pasti responnya luar biasa. Nunjuk dan sembari menggumam meski tidak cukup jelas. Itulah beberapa kendaraan yang memang menarik perhatiannya.


Beberapa kendaraan memang digemarinya sehingga jika mainan kendaraan cukup betah. Imaginasinya atas kendaraan juga sudah lumayan. Saat menjemput mas Afin dan mbak Alma merupakan moment berharga bagi dik Adhan. Sore hari juga waktu yang ideal untuk jalan-jalan melihat berbagai jenis kendaraan.

Naik bus juga pernah dirasakan saat kami mau ke pekalongan. Tidak rewel dan betah saja didalam bus. Apalagi posisi duduknya didepan. Didalam mobil, dia mau dipangku siapapun yang penting bisa melihat keluar. Mama sebenarnya pengen mengajak naik kereta api, cuma belum ada saat yang pas untuk itu.

Kalau kedua kakaknya begitu masuk kendaraan tampangnya bete aja. Karena selang 2-3 jam perut sudah kerasa ga enak. Padahal saat mereka kecil, tidak muntah. Atau memang begitu pertumbuhannya. Apalagi kami memang tidak terbiasa naik kendaraan. Ehm semoga kelak kalian bisa rutin naik.

08 Oktober 2011

Agar Dik Adhan Mau Makan

Berbagai cara dilakukan sebagai upaya dik Adhan mau makan soalnya memang agak susah juga maemnya. Cara yang dilakukan memakai alat lain atau dengan tindakan-tindakan yang membuat adik ga merasa sedang makan. Jam makanpun dirubah agar rasa lapar bertambah. Dibanding mas Afin dan mbak Alma, dik Adhan memang paling susah.

Bagaimanapun mengkonsumsi makanan utama tetap perlu sebagai energi serta tumbuh kembangnya dik Adhan. Saat ada mbak Ida biasanya makan pagi jam 06.00 hingga jam 07.00. Mama juga sering nyuapin pada jam itu. Kalau tidak dengan jalan-jalan ya sambil nonton VCD alif ba ta, lagu anak-anak atau film upin ipin.

Kebetulan papa waktu itu kerja di Jakarta sehingga pas pulang dibawakan kaset terbaru sekalian membelikan film yang diinginkan mas Afin dan mbak Alma. Siangnya makan juga sambil lihat VCD atau mainan. Bila pas libur sekolah, mas Afin dan mbak Alma terlibat mengajak mainan dik Adhan. Tidak tentu makan banyak sih tapi setidaknya beberapa suap mau.

Pun dengan berbagai rangsangan lain misalnya memberi minyak ikan. Hemmm sepertinya tidak terlalu berpengaruh tuh. Setelah mbak Ida menikah, awalnya pola makan lebih susah sehingga beberapa hari kalau pagi hanya mengkonsumsi roti tawar. Siang dan sore juga kombinasi nasi serta roti.

Krupuk juga menjadi makanan favorit dik Adhan sehingga sering disertakan. Belum tentu lahap juga malah krupuknya aja yang dimakan. Mama dan papa bersepakat agar makan sore digeser dari jam 15.00 (sebelum mandi) menjadi habis maghrib. Dengan catatan paling tidak 1,5 jam sebelumnya tidak diberi konsumsi apapun kecuali minum putih.

Lumayan berhasil dan makan agak lahap. Setelah makan, mama memberi buah atau roti tawar atau asupan lain. Susu diberikan diatas 1 jam setelah makan. Cara jitu mama ini rupanya memberi dampak baik. Kini makan siang jam 12.00 hingga jam 13.30 tergantung situasinya. Dan akhir-akhir ini mama nyuapin adik sembari melihat upin ipin lewat internet.

Jika makan sorenya setelah maghrib, biasanya kita berlima makan bersama. Krupuk juga tidak menjadi menu wajib. Siang hari sesekali saja papa suapin kalau mama kebetulan tak bisa pulang. Kalau papa sukanya nyuapin sambil mainan mobil-mobilan. Karena sudah keseringan sembari lihat VCD. Kelak semoga makanmu banyak ya nak sehingga badannya gede dan cepet jalan, Amin.

05 Oktober 2011

note about me

aku sekarang sudah besar. aku sudah kelas lima. tapi, aku belum lepas dari sifat pemarah dan cengeng. aku juga egois. aku juga belum bisa mengalah. pokoknya jarang banget aku ngalah. apalagi sama adikku yang masih kecil.

barusan aku nggak mau ngalah sama adikku. hanya masalah HP. aku takut bateraiku akan habis. ya, begitulah. kembali lagi, aku rebutan sama kakakku. sekarang masalah es. habisnya, tinggal setengah gelas. jadi kepingin dihabisin. sebenernya aku mau ngalah, tapi ya gimana juga. nggak enak deh.

ya, begitulah keseharianku, udah nggak bisa ngalah, pemarah, egois... heh... ngeselin. tomboi lagi. habis, kalau feminim itu gak enak banget. nih pendapatku tentang nggak enaknya jadi feminim:
1. harus tampil anggun dan cantik,
2. harus berdandan setiap hari,
3. boros uang karna untuk membeli keperluan agar menjadi cantik,
4. memakai bahasa yang sopan,
5. suka memakai rok,
6. tidak boleh bermain sepak bola, dll.
itu menurutku. pokonya jadi feminim itu nggak enaaaaak banget. bener-bemer nggak enak. seperti tersiksa saja. hobiku kan bermain sepak bola. kalau nggak main semingguu aja, aku sengsara banget. walaupun udah cidera, luka, apa kek, yang penting maen sepak bola!
itu catatan tentang diriku. udah, ya, aku capek nih, bye.

~Anugrah R. Salma~

03 Oktober 2011

enaknya krupuk sambal pedas....

"huh... lama amat sih..."gerutuku dalam hati. aku berdiri di dekat gerbang sekolah sambil menunggu papa menjemputku. teman-temanku pada istirahat dan jajan dikantin atau diwarung luar sekolah. mereka kan drumband. sebenarnya, drumband itu ekstra wajib. aku nggak pernah ikut karna fisikku nggak kuat, dan aku harus nemenin adikku di rumah. itu alasanku.

setelah sampai di rumah, mama menyisirku dengan sisir khusus kutu. habis, belum seminggu ini, aku ketularan seseorang yang punya kutu. yah, semua orang yang ada di rumahku (kecuali dik Adhan) ketularan. Dik Adhan kan rambutnya dicukur tentara. jadi tipis. dan rambut dik adhan bukan tempat yang tepat untuk sang kutu. kan gampang ketahuan... ya tho???

setelah itu, aku memotong koran bekas yang dibantu papa. kan ada tugas SBK. tugasnya adalah membuat topeng dengan cetakan balon. caranya kasih tau gak ya??? gak usah deh. ntar kepanjangan. tanya mbah Google aja, ya...

mama pergi ke kantor lagi. sekarang aku dirumah sama papa dan dik adhan. asyik nih... dik adhan celotehan sendiri sambil muter ke sana kemari dengan gaya mengesotnya yang canggih dan mirip seperti dangdut. habis... adikku yang super imut itu belum bisa jalan sih... bisanya ngesot, apa boleh buatttt...


nah, kalau udah kayak gitu, aku bisa tidur-tiduran di lantai, atau mainan sendiri... ya, pokoknya santai. sudah pukul 14.40, nih. waktunya papa jemput mas Afin. aku dirumah sambil maen lompat kodok sama dik Adhan. mainannya gak susah-susah amat, kok. jadi gini, aku ngelompatin dik Adhan, trus menggagah dan adikku menerobos kakiku.

waktu berjalan.........

maaf, ya cuma kutulis waktu berjalan, soalnya kepanjangan kalau aku ceritain dari awal-akhir. jadi singkat aja...

sekarang pukul 07.35, selesai belajar. aku mengambil buku coret-coretanku dan menggambar sesuka hati. sekarang udah waktunya makan, nih. tapi aku nggak lapar. blas... blas... cuma 5% lapar.

aku makan nasi dengan tahu dan sate ayam yang dibeli mama di hik tetangga. nggak terlalu nafsu, nih. jadi nasinya dikit deh. untung dah shalat Isya, bisa santai deh.

"mas afin kok belum bangun sih? belum shalat lagi, udah gitu tiduran di tangga lagi... ckckckck... "desahku pelan. mas Afin sebenernya udah dibangunin sama papa. tapi enggak bangun. bangun cuma pas naik ke atas untuk pindah. huhhhhhhh...

aku menghampiri papa yang sedang makan. aku mengambil kecap pedas disamping papa sambil tidur-tiduran. "ini pedes, nggak, Pa?"tanyaku sambil menunjukkan kecap pedas. papa mengangguk. aku jadi ingiiiiiiiiiiiiiiiiiiin sekali mencobanya. aku mengambil krupuk yang kemudian kuoles kecap pedas itu banyak-banyak. biar pedes gitu, loh.

"huh... hah..."aku kepedasan. pedes, tapi makk... apa hayoo? mak... duuuut, eh salah. maknyussssss, jadi maklerrrr... tapi Yummy Be-Ge-Te, lho... untung mas Afin masih bobok, jadi aku nggak usah rebutan, deh.

ngantuk nih, aku mau tidur. udah pukul sembilan lebih lima puluh lima nih... aku bobok dulu, ya.... bye...

02 Oktober 2011

Ketika Sore Hadir

Hampir setiap sore, dik Adhan jalan-jalan memakai motor bersama papah. Kadang ditemani mbak Alma, mama atau mas Afin. Jalan-jalan sore lebih sering menyusuri tepian rel sembari berusaha menantikan saat kereta api lewat melalui jalan yang menuju ke arah gawok. Ga jauh koq paling cuma 1-2 kilometer. Bila beruntung maka akan sempat menjumpai 4-5 kereta lewat.

Tahu apa reaksi dik Adhan, tentu senang dan melambai-lambaikan tangannya. Mangkal dekat perlintasan kereta api merupakan tempat ideal apalagi ada pepohonan. Belum lagi banyak mobil lewat yang juga menarik perhatian dia.
Pulangnya kadang menyusuri sawah melewati beberapa perumahan sekitar perumahan kami. Perjalanan itu dilakukan setelah mandi baik sebelum atau sesudah makan sore.

Selama perjalanan adik memerhatikan sudut-sudut jalan. Dulu lebih suka memperhatikan papan nama namun sekarang banyak melihat tiang listrik hingga berlalu dihadapannya.
Tidak ada reaksi berlebihan seperti melihat kereta atau mobil box, hanya diamati secara serius pada ujung tiang. Entah apa sebabnya hingga kini kami tak ada yang mengetahuinya.

Yang jelas kami semua merangsang segala motoriknya untuk mendapat pengetahuan yang luas. Jadi bila dulu mas Afin dan mbak Alma lebih banyak eksplorasi dengan buku dan tv serta lingkungan rumah, dik Adhan mengalami lebih komplek.
Sesekali pulang jalan-jalan sore mampir ke supermarket deket perumahan kami yang di bagian depannya ada mainan mobil-mobilan.

Saat pertama naik sempat menangis dan minta turun. Alhamdulillah sekarang malah minta dinaikkan. Rupanya sudah mulai menikmati mainan maju mundur yang jalannya pelan.
Di zona permainan yang terletak di supermarket agak besar, dik Adhan belum mau. Sepertinya dikarenakan goyangannya lebih keras sehingga merasa tidak nyaman. Belajar atas beberapa hal memang tidak bisa sekaligus, harus secara perlahan. Belajarlah atas lingkunganmu sayang agar kau benar-benar mengenalnya

01 Oktober 2011

Keseharian Dik Adhan

Sejak sebelum lebaran Tahun 2011, dik Adhan banyak menghabiskan waktu hariannya bersama papa. Hingga awal oktober belum juga ada pengganti mbak Ida yang menikah 3 hari setelah lebaran. Meski demikian, dik Adhan melalui hari-hari siangnya dengan penuh ceria. Apalagi mama juga tetap nyuapin.

Pagi setelah makan, dik Adhan dimandikan mama sembari nunggu papa pulang dari antar mas Afin dan mbak Alma sekolah. Saat mama mandi dan beli sayur maka bermain dengan papa. Kemudian sekitar pukul 08.30 jelang dikeloni mama. Dulu sehari bisa tidur dua kali namun setelah berulang kali tidur malamnya sampai pukul 22.00 bahkan lebih, diputuskan dik Adhan tidur hanya di pagi hari.

Jadual makan sore juga bergeser, dari jam 15.00 menjadi diatas jam 16.00 atau setelah mandi sore. Tidur pagi biasanya hingga jam 10.00 atau 11.00 ya sekitar 2 jam dari mulai tidur. Setelah itu maen bersama papa entah petak umpet, mobil-mobilan, lihat teletubbies atau lainnya. Sekitar jam 12.00 atau lebih mama akan datang untuk nyuapin adik. Papa juga sesekali nyuapi bila mama rapat atau ada acara.

Sebelum mama berangkat lagi, papa jemput mbak Alma. Pasca lebaran mbak Alma pulang sekolah hari Selasa - Kamis pukul 14.30 bersamaan dengan mas Afin. Jadi kalau senin saat papa jemput mas Afin, dik Adhan akan dirumah bersama mbak Alma. Tapi hari Selasa-Kamis tentu ikut menjemput dua kakaknya.


Sore hari jam 15.00 saat papa angkat jemuran atau menyapu, kadang ikut digendong. Abis mas dan mbak sesekali membaca atau main sendiri sehingga dik Adhan ga ada yang nemeni. Alhamdulillah meski begitu kesehatannya terjaga dengan baik. Belajar jalan masih terus dilakukan dan semoga segera bisa, amin.

29 September 2011

Tegangnya Try Out

"teeet... teeeet... "bel berbunyi. "yeee...!!"semua temanku langsung berhamburan keluar kelas. Entah ke kantin, ke halaman, atau ke kamar mandi. aku yang masih di kelas, berdiam diri di bangku. enaknya ngapain ya...,batinku. teman-temanku yang katering membawa kateringnya masing-masing ke kelas atau di luar kelas.

"yaahh... ada makroni! aku nggak suka!"kata Tiara yang katering. mendengar itu, aku langsung mendapat akal. "Tir!"begitulah aku memanggilnya. "buat aku aja!"lanjutku. Tiara lalu memberikan makroninya kepadaku. "m'kasih!"aku langsung melahap makroni dari Tiara. Yummy... enak, deh! lumayan, dapet se-plastik! Alhamdulillah..

setelah melewati pelajaran yang cukuuup... banyak, dan sesudah shalat Dhuhur, aku menunggu pelajaran SBK selesai, lalu... "teet... teeet!" yey! pulaaaang!!! eh, oh, ya, kan les dulu.

oh, ya, aku lupa, minggu lalu, diadakan TRY OUT di sekolah. soal-soal try out ada 30, dan ada 3 pelajaran, yaitu IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. semua hasilnya di rata-rata. Alhamdulillah, aku rangking 6 dari ketiga kelas. Rangking pertama Ivan kelas VA, Rangking 2 Aniyq, my best friend (sudah pasti dia sekelas denganku), Rank 3 Bella, kelas VB, Rank 4 Tegar, kelas VA, dan Rangking 5 Alya, dia juga my best friend, sudah pasti dia sekelas denganku juga.

Nah, pengumumannya, Rangking 1- 32 berada di kelas VA(hanya untuk les), Rangking 33-72 berada di kelas VB, Rangking 72- terakhir masuk kelas VC. begitulah kira-kira. jadwal les juga hanya pelajaran IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia.

Karna hari ini hari Rabu, maka jadwal kelas VA adalah Matematika! deg, aku takut nih. aku kan pusing kalau ketemu angka-angka dan rumus-rumus sulit. nggak pusing kalau ketemu rumusnya distributif, asossiatif, dan komutatif, FPB & KPK, akar pangkat dua, dll. untung tadi hanya disuruh mengerjakan soal. dan, boleh melihat catatan. Jadi aku Yippie, dong!

aku hanya bisa cerita itu saja. pengalaman di sekolah ketika les. tidak singkat, tidak jelas, dan tidak sopan, kan? aku minta maaf, deh. Jujur ya friend aku nggak bakalan bisa ngomong satu kalimat di kehidupan sehari-hari tanpa disuruh. ya udah. gitu dulu ya, friend, aku ngantuk nih. Assalamu 'alaikum wr. wb,

26 September 2011

PERSAMI SD DJI 2011 di Karanganyar Part 1


Panas, semangat membara. Itulah suasana saat PERSAMI SD DJI tahun 2011. Semua regu berkumpul bersiap untuk membawa barangnya masing-masing. Setelah semua regu berkumpul di SD DJI, kemudian tiap-tiap regu berangkat dengan kendaraan masing-masing. "dah nggak sabar, nih...."kataku di mobil milik salah satu teman reguku.

Setelah sampai di lapangan Baturan, Colomadu, tidak seperti yang aku bayangkan rasanya. Tendanya lumayan panas, mandi di tempat umum, apalagi saat mencari jejak, disuruh menali simpul, melewati sungai, menjawab soal, dan masih banyak hal lagi yang tidak aku kira sebelumnya.

Selesai turun dari mobil, aku dan reguku mencari nomor tenda milik reguku "coba lihat regu Umar nomor berapa, ya...?" tanya Aldisha sambil melihat kertas "aku menemukan nomor tendanya! tenda regu kita nomor 2!"seruku. Setelah semua ketua mengumpulkan anggota dan wakilnya, kemudian membuat tempat untuk masak.

Tapi merapikan tenda, mengatur tikar, membutuhkan waktu sampai Ashar. "sholat Ashar, Al, ayo!" seruku kepada wakil. Selesai sholat ashar, kemudian semua regu melakukan upacara latihan yang membutuhkan waktu sampai jam 16.30. Setelah upacara, semua regu mandi yang dibagi menjadi 2: Wanita di SMP, Laki di kamar mandi umum yang disewakan SD DJI. Setelah aku melihat kamar mandinya yang super jorok, kotor, bau, sama seperti yang di sekolah persis, tidak ada bedanya.
Bersambung..........

25 September 2011

Try Out Mas Afin Memuaskan


Kelas VI adalah kelas terakhir setiap anak yang menempuh pendidikan di sekolah dasar dan kini mas Afin jelang purna sekolah dasar. Papa mama cukup deg-degan mendampingi mas Afin menjalani kelas VI sekarang ini karena diakhir pendidikan dasarnya akan menghadapi ujian nasional. Ujian dimana akan menentukan kemana dia akan melanjutkan, apakah sesuai keinginannya di SMP I Solo atau disekolah lainnya.

Papa mama hanya bisa mendoakan dan membantu menyediakan fasilitas serta perasaan tenang dalam menjalani hari-harinya supaya prestasinya terus membaik. Hari-hari kelas VI memang baru saja dilalui sekitar 2 bl karena terpotong liburan idul fitri. Belum satu bulan juga pasca libur, sekolah DJI mengadakan try out untuk 3 mata pelajaran yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.

Pada saat belajar, papa mama berpesan supaya serius mempersiapkan try out tersebut apalagi kata mas Afin pelajarannya mulai dari materi kelas IV hingga VI sekarang ini. Kalau dilihat pola belajarnya sih sudah serius hanya kuantitasnya terhitung minim. Rata-rata sehari belajar 30-45 menit saja. Alhamdulillah kualitasnya yang bisa terjaga sebab hasil tes sering memuaskan.

Berkali-kali ditemukan dari hasil test yang ada salahnya, akibat mas Afin kurang jeli atau teliti mengerjakan soal. Padahal saat ditanya katanya sudah hati-hati dan tidak tergesa-gesa keluar kelas. Hmmmm berarti memang harus lebih jeli lagi dalam menghadapi soal-soal yang ada. Kurang jeli itu bisa berakibat pada jumlah nilai akhir yang tidak memuaskan.

Papa mama serta mas Afin tentu tak mau ini terjadi. Oleh sebab itu saat dipintu gerbang masuk sekolah hari try out papa berpesan supaya untuk teliti. "Iya pah, aku akan lebih teliti lagi" jawab mas Afin sungguh-sungguh. Hasilnya sangat memuaskan yakni cuma salah 22 dari 100 soal. Papa tidak menyangka akan diberi soal sebanyak itu.

Jumlah soal sebanyak itu berarti rata-rata tiap pelajaran mencapai 30an soal meski multiple choice. Setidaknya dapat tergambar seberapa serius mas Afin mampu berkonsentrasi mengerjakan soal. Teman-temannya di kelas VI B juga mendapat nilai yang bagus. Adi cuma salah 15, Aldisa salah 19, Hasan salah 18, Ramadhan salah 21 dan Hakim salah 23.

Papa maklum kalau teman-teman mas Afin yang disebut diatas salahnya tidak begitu banyak. Lha mereka itu sambil les diluar sekolah lho. Ada yang di primagama, ada yang di neutron bahkan privat juga. Mas Afin les dimana? Alhamdulillah belajar sendiri dan hasil itu membuat papa mama bangga. Tentu pesan-pesan pasca tes diutarakan pada mas Afin.

Nilai segitu (78) harus bisa ditingkatkan lagi. Tidak usah mempedulikan posisi berapa namun jawaban salah harus dikurangi kembali. Kami ingin kuantitas dan kualitas belajar ditingkatkan namun bila malah mengganggu prestasi ya setidaknya dipertahankan apa yang sudah diraih. Menjaga rasa dipuncak prestasi itu yang menjadi tugas papa mama agar ketika menghadapi UN, mampu mendapat nilai sesuai kemampuan terbaik mas Afin, Amin.

Asyiknya Bermain

Sekarang sudah banyak hal dilakukan dik Adhan sendiri termasuk mainan. Selepas usia dua tahun, keasyikannya bermain rupanya sedikit mengalihkan perhatian dik Adhan pada orang di rumah. Dulu, masih minta diajak main bersama, nyanyi, petak umpet, liat video dan lain sebagainya. Sekarang kadang dia sudah main sendiri.

Tepat saat makan, biasanya mama ajak ngelihat upin ipin via internet. Rupanya melihat film anak-anak di vcd membuat dik Adhan bosan. Selesai makan kadang ditinggal nyuci, jemur pakaian atau mama berdandan sudah bisa. Benar-benar banyak waktu yang bisa dikerjakan oleh mama, papa, mas atau mbak Alma.

Apalagi kalau pas main bareng berlima, dik Adhan sering keasyikan main dengan apa yang ada di sekitarnya. Kadang kami kaget dan gembira atas apa yang dilakukannya. Menjelang sholat maghrib misalnya, dia sering berteriak "aaaaa... bah... aaaaa.... bah..." yang maksudnya Allahu Akbar.


Dengan sabarnya menunggu kami semua melakukan sholat. Sesekali masih teriak Allahu Akbar, mengikuti papa sebagai imam. Sungguh sebuah karunia yang besar bagi kami semua. Tak lupa pasca sholat dik Adhan terus saja mengingatkan untuk mengaji. Kalau nggak, dia nunjuk-nunjuk tempat Al Quran.

Mainan mobil-mobilan dan kereta api sangat disukainya. Kadang ketika asyik bermain, ditinggal mainan oleh Mas Afin dan Mbak Alma. Eh begitu tahu kakak-kakaknya mainan, dia nimbrung yang tentu bagi kakaknya bikin bete. Alhamdulillah mas Afin dan mbak Alma sabar menasehati untuk ga gangguin.

Dik Adhan wajahnya begitu mirip dengan mas Afin saat kecil. Kami semua juga merasa surprise ngeliat video saat mas Afin saat kecil yang tak jauh beda. Semoga ibadah dan kecerdasaannya tak jauh beda dengan mas. Doa-doa kami terus panjatkan supaya kesehatan dan keceriaannya akan terjaga.

Awal yang Menggembirakan


Sebuah permulaan yang baik bagi mbak Alma saat menginjak semester pertama kelas V. Setidaknya bagi kepercayaan diri mbak Alma menghadapi materi sekolah yang lebih padat dan lebih menguras pikirannya. Prestasi sudah terjaga dengan baik dan hasilnya memuaskan dari posisi namun nilainya harus ditingkatkan.

Seperti tahun lalu, SD DJI akan memberi tambahan materi bagi kelas V untuk hari Selasa - Kamis sehingga pulang lebih lama sampai jam 14.30. Tambahan materi itu adalah IPA, Bahasa Indonesia dan Matematika. Tambahan pelajaran itu diberikan sesuai pengelompokan nilai yang sudah disharing terlebih dulu.

Bila tahun lalu pengelompokan les berdasar raport kelas IV semester 2 namun tahun ini diadakan tes atas 3 pelajaran tersebut. Materi soal memang tidak banyak yakni hanya 30 sehingga 1 pelajaran hanya 10 soal. Papa mama sudah meminta mbak Alma belajar serius supaya hasilnya tidak mengecewakan.

Pada hari sabtu kemarin (24/9) diumumkanlah hasil tes itu dan mbak Alma berada diposisi 6 dari paralel atau semua siswa. Peringkat I ditempati Ivan dan kedua oleh Aniq. Elissa yang sering berada diatas mbak Alma justru malah di posisi 11. Nilainya sih belum memuaskan karena rata-ratanya 77.

Papa mama berpesan agar semakin giat belajar untuk menaikkan nilai itu. Harapannya di akhir semester kelas V bisa mendapat nilai diatas 90. Karena nilai segitu untuk mbak Alma memuaskan. Jadi ini bukan soal ranking tetapi nilai atas kemampuan dirinya. Mbak Alma memberi kabar itu dengan berseri-seri.

Rupanya dia sendiri tak menyangka bakalan menempati posisi tersebut apalagi dibuat paralel. Apalagi untuk urusan matematika bagi mbak Alma sedikit menyulitkan. Prediksi papa, pada saat mengerjakan matematika mbak Alma lumayan sabar untuk meneliti. Selamat ya mbak dan naikkan nilaimu.

22 September 2011

Permainan Anak-Anak

Anak-anak memang menyukai dunia bermain. Bermain apa saja dan tinggal bagaimana cara orang tua mengarahkan supaya permainan itu berkesan serta bermanfaat. Di jaman seperti sekarang, banyak permainan yang mengarah pada individualisme, sendiri, solitaire sehingga harus diatur dengan benar supaya tidak kebablasan.

Oleh sebab itu, papa mama terus menerus memikirkan permainan apa saja yang bisa dan dapat sering dimainkan. Tidak hanya itu namun bisa memberi efek sisi lainnya terutama pengembangan pribadi mas Afin, mbak Alma dan dik Adhan. Jadi segala permainan yang ada dirumah tidak sekedar ada.

Sejak mas Afin dan mbak Alma kecil sudah disediakan beberapa permainan atau alat bermain dan papa mama berusaha mengarahkan secara benar bagaimana digunakan. Misalnya seperti das-dasan (permainan tradisional), halma, congklak dan beragam lainnya. Tentu mainan seperti mobil-mobilan, masak-masakan atau bentuk sejenisnya.

Dua tahun belakangan mas Afin dan mbak Alma juga mengenal permainan melalui internet disamping setahun ini juga bisa main play station. Disela memainkan keduanya, kadang membaca buku juga yang ya ampuuuun sering tak ingat waktu. Jadi memang perlu berulang kali diingatkan terutama tugas belajar.

Permainan das-dasan, halma hingga monopoli menjadi bagian yang kadang dilewati bersama. Kenapa begitu? sebab permainan ini cukup baik bagi perkembangan otak kalian. Misalnya saja merencanakan langkah, belajar memutuskan sesuatu secara cepat, menerima kekalahan dan pembelajaran lainnya.

Ada satu permainan yang sebenarnya pengen papa ajarkan yaitu catur. Sayangnya itu tak mudah ditangkap. Memulai semua permainan itu saat kalian menginjak sekolah dasar. Papa masih ingat disela-sela waktu luang atau tatkala kita diperjalanan papa ajakin main tebak kata dari jari jemari yang dihitung.

Kini, setelah kalian jelang purna sekolah dasar ada permainan baru yang coba dikenalkan yakni scrabble. Tidak mudah memang namun setidaknya menantang bagi kalian untuk mengetahui hal baru. Manfaat lainnya ya belajar bahasa inggris supaya menambah kosa kata. Harapannya dari seluruh permainan itu adalah ada banyak latihan untuk menghadapi hidup. Jadi permainan itu memang disiapkan bukan tiba-tiba.

18 September 2011

Lelahnya Ikut Kemah


Akhirnya perkemahan sabtu - minggu atau persami Sekolah Dasar Djama'atul Ichwan (SD DJI) Solo selesai sudah dan semua peserta kembali ke rumah masing-masing. Mas Afin langsung diantar Aldissa ke rumah sedangkan mbak Alma ngikut mobil Anyq ke sekolah dan dijemput papa disana. "Aku mau naik pick up kan enak terbuka jadi ga bau mobil yang berasa mau muntah" jawab mbak Alma saat ditanya kenapa mau naik mobil itu.

Dirumah, mereka berdua banyak bercerita serunya persami. Uang saku mas Afin tandas untuk beli minuman soalnya pagi sampai sore terik matahari begitu menyengat. Belum lagi teman-teman mas banyak yang minta. Habis beli pada minta dan pada dasarnya mas anak yang ramah dan suka berbagi sehingga bolak balik beli es teh seharga Rp 1.000 per plastiknya.

Saat mencari jejak yang ada sekitar 6 - 7 pos itu salah satunya ada yang diminta mencebur air untuk mencari bendera sekolah DJI. Otomatis seragam pramuka mereka penuh air dan lumpur. "Kalo ga nyebur malah kena hukuman ma, jadi ya memang harus nyebur" cerita mas Afin penuh semangat.

Malam kemarin pada tidur sekitar jam 00.00 sehabis acara api unggun dan pentas seni. Mereka ga merasa begitu dingin padahal angin cukup kencang dan cuaca agak dingin padahal. Bisa jadi kelelahan menjadi faktor penyebab mereka tak merasa kedinginan. Alhamdulillah mereka semua tetap sehat walau kelelahan nampak jelas.

Mas Afin berada dalam kelompok Umar sempat memprotes namanya tak ikut dipanggil sewaktu akan menyalakan api unggun. Cuma protes itu diantara temannya bukan ke pembina atau guru sekolah. Padahal semua ketua regu dipanggil kedepan guna menyalakan api unggun. Jam 03.00 mereka sudah dibangunkan untuk menjalankan ibadah. Pendamping kelompok umar yakni pak Rois yang kebetulan Wali Kelas mbak Alma.

Saking banyaknya anak, air di sekolah yang jadi tempat untuk mandi habis sehingga mereka berganti ke rumah-rumah penduduk sekitar lapangan Baturan. Kelompok mbak Alma didampingi bu Mar. Rupanya mendampinginya tak tanggung-tanggung sampai bu Mar ikut menginap ditenda.

Selama menjalani persami tersebut, ada penilaian tiap regu baik kelompok laki-laki ataupun perempuan. Dan untuk kelompok perempuan, regu Siti Aminah yang merupakan regunya mbak Alma menempati posisi pertama. "Pada saat pengumuman deg-degan karena gugup siapa tahu menang"ungkap mbak Alma. Ternyata memang kelompok mereka dinobatkan terbaik putri dan semua anggota kelompok bersorak kegirangan.

Meski lelah mendera, begitu sampai rumah mereka harus mempersiapkan jadual untuk sekolah esok harinya. Mama menyarankan untuk belajar esok hari saja namun rupanya mereka tetap semangat belajar. Mbak Alma mengerjakan PR Matematika sementara mas Afin belajar persiapan esok yang katanya mau ulangan. Sekitar 10 menit mas Afin terlelap memegang buku. Untung saja mudah dibangunkan untuk makan lantas melanjutkan istirahat agar esok hari segar kembali.

17 September 2011

Persami, Perkemahan Sabtu - Minggu

Seminggu ini mas Afin dan mbak Alma tidak sabar menantikan hari Sabtu-Minggu 17-18 September 2011. Karena mereka akan melaksanakan Persami atau Perkemahan Sabtu Minggu yang diselenggarakan pihak sekolah di lapangan Baturan Colomadu. Berdasarkan penjelasan sekolah, Persami untuk menutup rangkaian kegiatan ekstra kurikuler bagi anak kelas VI demi menghadapi Ujian Nasional.

Menjelang kegiatan itu, mas Afin sudah
jauh-jauh hari berpesan untuk membeli tongkat merah putih. Hingga hari Kamis 15 Sept lalu tongkat tak didapat karena sulit mencari. Mama kemudian mengusahakan dengan meminjam tapi tidak ada. Untungnya di dekat rumah masih ada toko yang menyediakan itu sehingga didapatlah tongkat pramuka.

Sementara mbak Alma sibuk mencari patok besi untuk mendirikan
tenda. Hampir sama dengan mas Afin, mesti tanya lebih dari 7 toko besi baru didapatlah patok itu. Tikar dan lampu emergency juga ikutan dibooking supaya bisa terbawa. Termasuk didalamnya membeli tongkat dan topi pramuka.

Akhirnya hari-hari yang ditunggu telah tiba. Mas Afin minta diantar ke rumah Aldissa karena ditawari berangkat bersama sementara mbak Alma langsung ke sekolah. Mas Afin tergesa-gesa apalagi sebagai ketua kelompok dia harus memastikan semuanya lancar termasuk didalamnya adalah menciptakan yel-yel. Umar merupakan nama kelompok mas Afin dan Siti Fatimah adalah kelompok mbak Alma.

Sabtu sore mama dan papa nengok ke lokasi dan ternyata masih upacara pembukaan yang dilanjutkan dengan pawai diseputar perumahan fajar indah. Tak lupa dik Adhan ikut melihat kegiatan
kakaknya. Saat konvoi, mas Afin beserta teman-temannya santai di foto. Sedangkan mbak Alma merasa malu. Malam hari, papa mama nengok lagi dan membawa snack untuk mas dan mbak. Eh rupanya uang jajan mas Afin sudah kepake sebagian.

"Mungkin haus kali" seru mama saat papa bilang koq sempat jajan.
Sedangkan milik mbak Alma masih utuh. Saat diminta untuk diambil gambar bersama teman-temannya, mbak Alma menolak. Sepertinya malu apalagi dalam satu kelompok di campur dari kelas lain serta kelas VI. Maunya difoto sama dik Adhan serta sendiri. Berbeda dengan mas Afin yang mau difoto saat apa saja.

Papa mama berharap kegiatan ini akan memberi dampak positif bagi mbak Alma dan mas Afin. Kalian harus mampu mengambil pelajaran dari perkemahan seperti apa sih bertanggungjawab, berbagi bersama teman, gotong royong, solidaritas, mandiri, menjalankan tugas dan banyak lainnya, amin.

Template by:

Free Blog Templates