18 Desember 2009

Persembahan SMS Anakku

Ungkapan berdua antara si Afin dan alma sangat menarik terutama lontaran dalam sms. Mereka pasti akan teringat bila ditulskan kembali dan senyum kan mengembang. Ini bisa membantu mereka untuk melihat bagaimana komunikasi yang dilakukannya beberapa tahun lalu sebelum beranjak menjadi lebih matang. Tidak hanya kangen tapi juga marah, sedih atau minta hadiah barangkali. Kalian benar-benar membahagiakan bagi ayah bundamu sayang. Jaga tetap begitu dan terus galilah kepedulian pada orang lain dan tidak cukup mengejar materi karena hakiki hidup adalah berbuat baik.


> Saat papa di perjalanan dan terkantuk-kantuk menjelang sampai rumah rupanya Mas Afin ga sabar menunggu hingga terbangun subuh. "Tidur sebentar aja belum tentu tidur" (27 Nov 09 '05.04)

> Sebelumnya bayangan papa hadir rupanya dijaga betul. Bangun terlalu pagi dan melihat jam serta televisi untuk menyambut ayahnya pertama kali. Aku terharu dengan tindakan anakku ini. Semoga kau juga sangat menyayangi mama mu ya nak. Dia lah yang membuatmu begini "Ya ilah, mau siap-siap nunggu papa malah keretanya terlambat. Capee deh...ya udah ya aku mau tidur sebentar" (27 Nov 09 '05.00)


> Malam sebelumnya juga keduanya menunggu dengan ceria. Cerita bundanya menjelaskan selalu ada yang berbeda mulai dari tawa, canda, ceria bahkan bisa tiba-tiba kemarahan lenyap. Ah seandainya selalu seperti itu. Sehingga bundanya berharap aku terus bersama mereka...."Ya pah aku doain papa semoga perjalanannya lancar" (26 Nov 09 '15.17)


> kucoba mengajarkan sesuatu kepada anak-anak terutama resiko atau konsekuensi jika mereka membuat pilihan-pilihan. Eksplorasi itu semoga dapat membuatnya lebih dewasa, lebih rasional serta lebih bertanggung jawab. Dan tidak tumbuh menjadi manusia sembrono, egois dan mikir diri sendiri "Lha mamah pulangnya/sampe dirumahnya jam 14.30 lebih. Aku tahu resikonya bisa nggak naik level. Kan papah pulangnya jadi jum;at nggak?" (26 Nov '14.56)


> Rasa kangen menimpa kami semua tidak hanya aku, bundanya tapi juga anak-anak tersayang. Hampir tiap papa berangkat belum satu minggu, mimpi bertemu sering terjadi dan itu tidak jarang membuat mereka melontarkan beberapa harapan supaya ayahnya dirumah saja "Pah cepet pulang ya, aku kangen banget" (15 Nov 09 '18.45)


> Namanya juga masih kecil jadi ada saja sms yang kurang kumengerti bahasanya.Meski demikian selalu kubalas dan kurespon dengan positif. Membuat mereka belajar atas apapun yang dilihatnya, didengarnya apalagi dialaminya benar-benar hal penting dan substansi. Itu akan membentuk mereka jadi apa "Apa kabar pah? Lagi dimana pah? tujuannya mas Afin sms karena mas Afin bosan dengan yang lain. Tangan yang pegal dan panas mendingan sms sama papah aja" (15 Nov 09 '17.39)


> Permintaan yang diinginkan juga diungkapkan lewat sms. Hemmh bagus perkembangan anakku belajar negosiasi, berharap, menawar atas apa yang diinginkannya. Teruslah begitu anakku dan tidak semua harus dikabulkan namun menghargai orang lain terutama orang tuamu itu hal yang tidak boleh dilupakan "Pah....aku boleh ya ngundang teman-teman di saat aku berultah ya pa. plis2. Alma"(14 Nov 09 '14.16)


> kemarahan yang disalurkan via sms semoga bisa menganalkan atau membuat ruang sendiri supaya tidak meledak dengan sasaran siapapun. Itu harapannya sehingga ada ruang yang bisa tercipta untuk share antara aku dengan anak-anakku "Pah, aku (mas Afin) sudah kesal dibanding dimarahi mamah, mendingan papah pulang" (14 Nov 09 '11.55)


> Menceritakan atas apa yang dialami saudara, tetangga atau teman-temannya juga diceritakan dalam sms anak-anak. Belajar mengamati dan menceritakan kembali proses yang terjadi langkah awal utk melihat sesuatu secara objektif. Selalu ku cross chek dengan istriku supaya aku tau yang sebenarnya "Sehat-sehat saja pah. Sekarang ga hujan dan mati lampu tapi dek Alma dimarai mamah karena kelelat kelelet nggarap pr matematika. mamah tidak bisa mengendalikan emosinya. Itu sebabnya hanya papa yang bisa menahan emosi walaupun sudah diajari" (9 Nov 09 '20.09)

> Mereka berharap secara cepat, pendek dan maksudnya jelas...."jangan lama-lama pah di jakarta. Dik Adhan nyari papah" (6 Nov 09 '13.23)

> Kadang ku ga tau siapa yg baca sms dirumah. Bisa ibunya atau anak-anak namun ku anggap tidak ada hal yang perlu ditutup2i sehingga kadang responnya membuat aku geli "Udah pah, mamah lagi mandiin adek Adhan. Mesakke men to pah-pah" (5 Nov 09 '16.36)

> Karena sms sebelumnya bernada dewasa kuanggap itu dari bundanya eh ternyata bisa salah lho. Dan bisa juga itu dari anakku. Yang penting ada kejujuran disana seperti ketika sms jawaban ini kuterima "Tidak pah, yang nulisi sms mas afin yang tadi sama aja. Peluk cium dari mas Afin" (26 Okt 09 '18.04)

> Geli juga ngerti anak-anak sangat bisa dibilangi meski ga langsung atau lewat telp. Bahkan kadang kalau kepepet malu atau mengaku salah pasti papa telp ga mau mereka terima atau balas sms. Mereka melakukan apa yang kunasehatkan dan disampaikan bundanya atau kakak/adiknya "Dek Alma pah, terus dikembalikan soalnya takut dimarahi papah ha...ha....ha...isin aku (dek Alma)" (26 Okt 09 '16.37)

> mengadu atas apa yang mereka alami itu tentu saja dan bagiku sangat bersyukur. Tidak ada yang ditutup2i atau mencoba mereka semunyikan sebab merekalah anak-anakku yang bakal menggantikanku kelak nanti "Lho soalnya, aku dimarahi mamah. Mamah galak ngomongnya keras jadi aku diam, takut dimarahi papah. Aku nangis" (25 Okt 09 '08.38)

> Yang selalu aku simpan di HP....awal dia sms dan kutanya siapa yang kasih tau eh dia jawab "Mikir sendiri hi ha ha ha hi hi hi hu hu hu" (18 Nov 07 '19.22)

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates