16 April 2013

Sungguh, Kami Sayang Kalian

Terima kasih anak-anakku, kalian benar-benar memberi persembahan yang luar biasa bagi kami orang tua kalian. Mama papa ingin sekali memberi lebih atas apapun yang kalian inginkan tetapi sepertinya itu bukan soal yang mudah dan gampang.

Maafkan bila berlibur ke Jakarta baru sekali meski kalian inginnya setahun sekali.

Maafkan bila dirumah tatkala panas menyengat masih pakai kipas meski kalian inginnya ngadem

Maafkan bila bepergian kita menggunakan 2 motor meski kalian inginnya dalam mobil sendiri
Maafkan bila tiap saat tak bisa membaca novel atau kumcer meski itu mau kalian

Bukan berarti kami tak ingin menuruti
Bukan pula kami tak punya uang
Bukan juga kami malas bekerja

Inilah yang baru bisa kami beri
Namun itu wujud nyata dari kasih kami
Bentuk tak basa basi kami

Tak usah berpikir bagaimana membalas semua
Jadilah saja manusia yang selalu bermanfaat bagi sesama
Harus disertai doa dan usaha
Belajar, berpikir dan bertindaklah yang bijak

14 April 2013

Berangkat Pulang Naik Kereta

Menu makan pagi cukup beragam dan hampir semua disukai anak-anak. Ada nugget, cococrunch, bubur, juss jadi hampir semua mau diambilnya. Akibatnya perut sudah penuh dengan nasi dan makananpun menjadi tersisa.

Dik Adhan juga tak sepenuhnya makan nasi. Dia mendapat suapan cococrunch dengan susu putih dari mbak Alma. Mas Afin melihat papa pesan telur mata sapi, ikut memesan telur dadar. Ditambah beberapa buah, apa yang masih ada di piring kecil dibawa mama ke kamar.

Kami kemudian menghabiskan waktu bersama dengan ngobrol di kamar. Begitu jelang siang papa tertidur. Eh adik berlarian sambil berteriak sehingga membuat papa kaget terus meminta kita semua pulang. Kami membereskan segala peralatan yang kami bawa. Ada tas besar, tas punggung mama, tas punggung snack serta tas kamera.

Dari hotel meluncur ke stasiun Tugu namun belum buka padahal kami akan jalan-jalan. Papa kemudian menenteng tas menitipkan di loker stasiun. Kami berjalan menyusuri jalan Malioboro masuk ke food court guna makan siang. Mau bermain dulu namun sistem pembelian koin harus paket membuat mas, mbak membatalkan bermain game.

Sekitar pukul 13.00 kami kembali ke stasiun dan menyempatkan membeli kaos untuk anak-anak. Sembari menunggu kereta, mampir di musholla melakukan sholat dhuhur. Di perjalanan pulang, dik Adhan sudah tak bisa menahan kantuk dan hampir tertidur saat berdiri. Papa kemudian merebahkan dik Adhan di pangkuannya.

Dari Purwosari kami berpisah. Papa, mama dan dik Adhan naik motor sendiri sedangkan mbak Alma serta mas Afin naik ojek ke rumah. Ah liburan yang singkat namun lumayan mengesankan. Sepertinya enak juga bila minimal setahun sekali liburan semacam ini.

13 April 2013

Asyiknya Di Jogja

Hari Sabtu dan Minggu (13-14) kami berangkat ke Jogja menaiki kereta untuk berlibur. Kebetulan Mama ada acara sejak Jum'at dan mendapat jatah kamar di Hotel Cakra Kembang. Dari pada sendirian di kamar, maka mama minta kami menyusulnya. Setelah selesai sekolah, papa menjemput mbak Alma dan mas Afin untuk siap-siap. Dik Adhan senang bukan kepalang apalagi perginya dengan kereta.

Berangkat dari Stasiun Purwosari pukul 14.45 dengan KA Sriwedari yang full AC meski tanpa tempat duduk dan tarifnya cukup mahal mencapai Rp 20.000/orang. Termasuk dik Adhan harus kena charge seharga tiket dewasa. Tak apalah daripada menunggu Prambanan Ekspress yang baru akan berangkat pukul 16.30. Di dalam kereta ternyata tak ada tempat duduk tersisa, ngelesot menjadi pilihan.

Renaaaaaaaanggg....
Kami turun di Lempuyangan sebab berdasar perkiraan kalau turun di Tugu akan jauh ke hotel. Dengan taksi Kosti, meluncur tak berapa lama. Begitu sampai, mas dan mbak ga sabar pengen berenang. Saat awal, mereka nekat tanpa pelampung padahal dalamnya sampai 150cm - 200 cm. Mbak Alma pun sampai teriak minta tolong hampir tenggelam.

Papa dilema, mau nyebur sama-sama bisa tenggelam dan akhirnya menjulurkan tangan bisa menarik mbak Alma. Mama memberi nasehat supaya hati-hati apalagi di lokasi yang belum diketahui tingkat kedalamannya. Mereka melanjutkan berenang dengan pelampung.

Malam harinya setelah bercanda, kami makan di depan hotel yang lokasinya tak begitu jauh. Di hotel yang full akses internet membuat kami semua merasa nyaman dengan aktivitas masing-masing. Dik Adhan juga bermain petak umpet, berkejaran. Pada pagi sebelum makan, mereka berenang bertiga. Cuma dik Adhan di kolam yang untuk anak.

Sempat takut, akhirnya keberaniannya muncul dan sudah bisa main sendiri di air sedalam pinggangnya. Selesai bermain air, kami semua beranjak makan pagi di restauran hotel. Biasa, namanya ga pernah di hotel ambil makanan malah kebanyakan jadi malah tidak habis.

08 April 2013

Sang Pria Yang Beranjak Menjadi Remaja

Makin hari umurnya makin bertambah dan pengetahuan terutama tentang bola dan hobi gamenya telah menyita banyak waktu. Tak sedikitpun berkurang soal membaca, apalagi saat libur. Hampir sebagian besar waktu digunakan untuk itu. Meski konsekuensinya belajar, bermain dengan adik-adiknya serta berbincang dengan mama papa jadi berkurang.

Mama dan papa tiap hari memiliki angan-angan ada waktu senggang dengan mas Afin. Tetapi aktivitas membaca bisa jadi menjadi kebanyakan beraktivitasnya. Baik koran, novel, pelajaran dan beragam lainnya. Pengetahuan umum yang dimilikinya terus menumpuk.

Kami berbangga pada dirimu. Agak susah memang meminta kakak meluangkan waktu duduk dan ngobrol. Ya, hanya duduk dan berbincang. Seringkali suasana berbincang disela menonton tv, nenteng buku, sms atau main game.

Rupanya dahaga pengetahuan umum hingga kini belum terpuaskan. Sayangnya memang bacaan yang digemari belum menyangkut hal-hal umum. Padahal dirumah stok bacaan umum tak kalah banyak dengan novel yang dimilikinya. Mama papa masih terus memilih dan memilih minat dan perhatian yang akan diseriusi karena akan menjadi pijakan ke sekolah mana.

Belum ada chloe jelas fokus apa yang diinginkan dirinya. Soalnya cukup banyak yang dikuasai selain bahasa, sejarah, agama, sepakbola dan matematika. Idealnya sih fokus dulu mau kemana sehingga kami makin mudah mendampingi ke arah mana dirimu akan melangkah. Mama papa ingin terus bersama dalam menghadapi masa depan. Doakan kami bisa terus menyertai dirimu.

05 April 2013

Bengawan Solo Opo?

Si kecil nan lucu tiap hari selalu merindukan kakak-kakaknya. Dia peniru ulung dan hobi merunut dengan pertanyaan "opo"nya itu. Papa mama selalu menekankan pada mas Afin dan mbak Alma untuk senantiasa memberi contoh yang baik agar ditiru oleh adik.

Walau demikian kadang namanya kakak, eh usilnya ditiru. Perintah atau permintaan tolong ditiru sama sang adik namun kadang dijawab kakak dengan "mmmmoh" juga ditirunya. Memang tidak mudah mendampingi anak-anak tumbuh menjadi anak-anak. Kedua kakaknya bahkan sudah segera beranjak remaja.

Mereka bertiga, Mas Afin, Mbak Alma dan dik Adhan tetap anak mama papa yang menyenangkan. Tantangan mendampingi mereka supaya tumbuh menjadi anak sholeh dan solekhah dijalani dengan penuh kasih sayang juga keikhlasan.

Alhamdulillah menjelang usia 13 tahun besok Agustus bagi mas Afin, ke 12 Tahun bulan November mendatang mereka menjadi anak-anak yang luar biasa. Mas Afin mampu menjaga diri memberi contoh adik-adiknya meski kadang ya ndlewer. Mama papa tak akan pernah bosan membimbingnya.

Mbak Alma karya-karyanya mulai diterima sehingga harus terus didukung menjaga konsistensinya. Sebetulnya bukan termasuk anak yang moody tetapi ya tetap butuh pengkondisian supaya imajinasinya bisa terus mengalir dengan lancar.

Dik Adhan sudah terlihat kritis, pede serta cerewet tahu akan banyak hal. Tak heran kalau tanya akan terus dikejar sampai kami semua bingung jawab apa lagi.

"Ni apa pa?"

Kereta dik

"Kereta opo?"

Kereta api

"Kereta Api Opo?"

Kereta Api Senja Bengawan

"Bengawan Opo?"

Bengawan Solo

"Bengawan Solo Opo?"

Gubrakz.....

03 April 2013

Bagi Dik Adhan, Semua Selalu Tentang Kereta Api

Hobinya bermain dan memperhatikan kereta api. Benda apapun yang panjang atau bisa dijajar panjang akan diimajinasikan sebagai kereta api. Yah Dik Adhan sangat terobsesi dengan kereta api. Hampir tiap hari akan banyak mainan dijadikannya kereta api.


Bisa jadi sedotan minuman, buku ditata, sabuk, teh, remote apalagi yang berujud kereta api. Setidaknya ada 4 mainan yang berbentuk kereta yang dimainkan bergantian tiap hari. Pun foto, koran, rel hingga melihat dan naik sungguhan.


Dia akan bertanya banyak nama kereta, mau kemana, stasiun apa dan lain sebagainya. Matanya tak lepas ketika melihat kereta melintas. Di berbagai sudut atau tempat rupanya imaji tentang kereta benar-benar dianggap sebagai kereta.

Semoga imajinasi itu mampu mendorong dirimu makin pengen tahu tentang apapun mengenai kereta api. Doakan kami sebagai orang tua mampu terus mendampingimu untuk semakin mengetahui banyak. Kalau toh pun tidak, ingatlah bahwa kami ingin melakukannya untukmu nak

Template by:

Free Blog Templates