19 Desember 2017

Go To Jogja, Prepare To University

Kali ini aku ingin menceritakan pengalamanku baru-baru ini saat aku main ke Jogja bersama temanku.

Hari itu, Kamis 14 Desember kemarin aku dan temanku sekelas Aripin akan ke Jogja, sebelumnya kami sudah merencanakan dengan matang tujuan-tujuan kami selama memutari Kota Gudeg tersebut.
Bahkan, aku sudah siap sejak pagi karena takut kalo tidur malah loyo saat bangun. Kami hanya berdua karena aku dan Aripin tidak berhasil mengajak temanku yang lain. Oh iya, saat itu kami libur sejak hari Selasa tanggal 12 lalu, sebenarnya tidak resmi. Tetapi daripada tidak ada kegiatan di sekolah/bebas bagi kelas 3, maka aku memilih dirumah. Sebelumnya juga karena sudah menjalani remidi setelah Penilaian Akhir Semester Gasal/Semester V yang menentukan ini.

Kami bahkan tidak memerlukan waktu yang panjang untuk mem fix kan agenda kami. Kebetulan karena sama-sama bisa serta ingin refreshing setelah ujian dan remidi, langsung saja saat itu kami berangkat.

Jam 8 pagi lebih sedikit dia sudah menghampiri rumahku dan setelah itu kami berangkat. Kami sebelumnya juga telah mempertimbangkan untuk pergi disaat seperti ini karena sekolah lain kebanyakan masih masuk/ujian sehingga tempat wisata tidak terlalu ramai dan tentu saja jalan sedikit lebih lengang.

Nyatanya perkiraan kami benar. Di jalan terutama jalan raya Solo-Jogja tidak seramai liburan idul fitri kemarin. Dari rumah aku yang di depan karena aku sudah punya sim. Tetapi sesampainya di Jogja, Aripin meminta giliran untuk menyetir. Tujuan pertama kami ialah Candi Plaosan. Candi ini terletak di Kecamatan Prambanan, Klaten. Sedikit lebih dekat daripada lokasi Candi Prambanan. Sekilas dari jauh sudah terlihat biasa dan sedikit candinya, tetapi setelah memasuki kawasannya ternyata terlihat cantik. Candi ini ada 2, yaitu Plaosan Lor yang lebih luas dan Plaosan Kidul. Tiketnya hanya 3000 per orang. Terlihat dari Plaosan Lor dengan backgroundnya yaitu Gunung Merapi jika cuacanya cerah.

Sedangkan Plaosan Kidul lebih kecil luasnya. Dari 2 komplek candi ini, masih banyak reruntuhan candi-candi kecil yang sepertinya belum selesai sejak dahulu. Kami sampai disana sekitar jam setengah 10 pagi. Setelah memarkir motor, kami menuju kompleks Plaosan Kidul yang lebih sepi dan lebih kecil luasnya. Aku melihat candi ini dirawat dengan baik oleh warga sekitar. Setelah itu kami berpindah ke Plaosan Lor yang sebelumnya telah dikunjungi oleh rombongan anak TK atau SD yang sepertinya sedang melaksanakan outing class. Setelah puas foto-foto dan menikmati keindahan candi budha ini, kami segera melanjutkan perjalanan memutari Jogja, dengan tujuan berikutnya ke UGM.

Tetapi sebelum itu, Aripin ingin melewati Malioboro. Padahal sebenarnya lebih dekat ke UGM daripada ke Malioboro jika dari Plaosan. Di jalan menuju Malioboro kami melewati beberapa candi yang terletak di pinggir Jalan Solo-Jogja, Plaza Ambarrukmo, dan juga UIN Sunan Kalijogo. Tetapi kami mengalami nasib kurang beruntung. Setelah menikmati sekitar 45 menit perjalanan yang lancar, setibanya di kawasan Malioboro, kami melanggar marka. Awalnya kami tidak menyadarinya. Setelah kami melihat bahwa kawasan Malioboro ramai, akhirnya kami memutuskan untuk ke UGM dulu, sedang kami memutuskan menikmati Malioboro agak sore setelah dari kawasan Bantul.

Lalu saat kami ingin mampir mall di sekitar Malioboro sebentar, tiba-tiba ada polisi yang menyegat kami dan menyuruh ikut dengannya. Setelah sampai kami pun ditilang dengan alasan melanggar rambu, yang memang kami lakukan tetapi kami belum menyadarinya. Setelah bernegosiasi, akhirnya STNK motor Aripin dilepas tetapi dikenai denda 180 ribu. Sebenarnya tidak semahal itu jika aku yang menyetir. Apalagi jika mengikuti sidang. Tetapi ketika melanggar berhubung Aripin yang menyetir dan dia belum punya SIM sehingga dendanya segitu. Ditambah jika mengikuti sidang yang jelas tidak mungkin kami ikuti karena rumah kami tidak di Jogja.

Setelah itu kami lanjut ke UGM. Kami sempat melewati UNY. Sesampainya di UGM, aku tidak menyangka karena begitu luas tempatnya, sampai kami bingung mau parkir dimana. UGM ini ibarat satu komplek, yang didalamnya memuat gedung utama serta seperti dibuat klaster yang isinya terdapat kumpulan fakultas yang memiliki kesamaan di suatu bidang ilmu.

Sebenarnya aku kesini bukan tanpa tujuan. Bulan depan ada Try Out SBMPTN yang diadakan Ikemas UGM, yang salah satu panitianya merupakan tetanggaku yang kuliah di UGM. Sehingga disamping main juga aku ingin mendaftar. Kami pun makan siang di luar UGM dulu karena awalnya dia belum menjawab. Sembari menunggu kami makan di hik saja untuk menghemat uang saku kami. Setelah itu kami balik lagi ke UGM sekaligus menunaikan Sholat Duhur di Mushola dekat perpus.

Tetapi setelah komunikasi ternyata tetanggaku itu bahkan tidak tahu dimana aku berada walaupun sudah satu wilayah. Bahkan setelah makan siang pun aku juga tidak berhasil menemuinya. Karena disamping itu juga dia ada rapat sehabis UAS, jadi tidak bisa keluar sehingga terpaksa aku menunggu dia balik ke rumah saat liburan nanti.

Setelah dari UGM, kami merencanakan ke daerah Bantul.Tujuan pertama kami adalah Taman Bunga Amarilis, yang ternyata bunganya sudah tidak tumbuh. Kamipun lanjut ke Hutan Pinus Pengger. Karena kami berdua belum pernah kesana dan terdapat satu spot foto yang hitz tentunya menarik minat kami. Setelah berpuas foto dan menikmati keindahan alamnya, kami pun bingung dengan tujuan berikutnya. Karena di kawasan Bantul ini kami berdua sudah pernah menjelajahinya, hanya kurang hutan pinus ini.

Awalnya kami ingin balik pulang, tetapi karena saat itu baru jam setengah 4 yang kami anggap masih “kesorean”, sehingga kami masih kurang puas. Lalu Aripin pun mengusulkan untuk lanjut ke Gereja Ayam karena di tempat itu spot fotonya bagus. Awalnya aku menurut saja. Tetapi saat ditengah perjalanan setelah 1 jam dari Pengger dan aku ingin istirahat sebentar, ternyata selain jaraknya yang terlalu jauh, yaitu masih 1 setengah jam an, yang berarti totalnya 2,5 jam, itupun kalo lalin lancar, aku juga tidak menduga bahwa tempat yang diusulkan Aripin berlokasi di Magelang, dekat Candi Borobudur!

Aku pun langsung membatalkan begitu tahu hal itu, karena kupikir hal itu jelas tidak mungkin kami lakukan. Bisa-bisa kami sampai rumah jam 10 an, bahkan bisa sampai jam 11 malam. Kami pun akhirnya balik ke Malioboro lagi, yang kebetulan jaraknya hanya 10 km dari Jalan Nasional III, dimana kami beristirahat disana. Kami pun sekaligus sekalian sholat Asar di jalan. Tetapi, kami kembali mengalami nasib malang kembali. Sesampainya di kawasan Malioboro, kami ingin memarkir motor kami di Taman Khusus Parkir Abu Bakar Ali(TKP ABA) yang bertingkat. Aripin yang saat itu menyetir lagi-lagi melanggar rambu, dimana terdapat rambu tidak boleh putar balik tetapi kami melakukannya.

Sedetik kemudian, kami diteriaki oleh tukang becak sekitar situ yang melihat kami. Aku juga sekilas melihat polisi yang menjaga di pos seperti melihat tindakan kami, detik itu juga Aripin langsung memutar balik motornya dan kami pun segera menuju jalan pulang. Kami pun belum sempat menjelajah Malioboro, yang sekarang lebih tertata rapi dan nyaman daripada dahulu.


Sekitar jam setengah 6 kurang kami balik dari Jogja. Di tengah perjalanan kami mampir di hik untuk makan sore yang belum sempat kami lakukan. Tak lupa juga kami menunaikan sholat di spbu di Klaten. Karena di jalan lumayan ramai karena malam sehingga perjalanan pulang kami agak lama. Kemudian kami sampai di rumahku jam 7 lebih. Setelah mengantarku, Aripin langsung pulang. Memang agak mengecewakan karena tidak semua tempat yang kami list berhasil kami laksanakan. Tetapi karena gagasan ke Jogja ini mendadak dan secara keseluruhan lancar, aku pun juga puas sekaligus senang dan merasa lebih semangat untuk menghadapi kbm ku di kelas 3 semester yang akan datang.

Template by:

Free Blog Templates