17 Agustus 2011

Jatuh di Rel KA


Senin kemaren kami memang sengaja ingin berbuka diluar rumah. Mas Afin dan mbak Alma sejak hari pertama puasa selalu menyelesaikan dengan baik dan belum sekalipun makan diluar. Bagi papa mama sih tidak masalah cuma seringkali kalo berbuka diluar nunggu masakan matang itu yang agak sulit.

Kalau ditanya mereka lebih suka memilih masakan steak. Setelah dipikir-pikir dan kebetulan ada acara lain, papa mama menyetujui buka puasa diluar. Sudah agak lama sebenarnya sepatu dik Adhan ingin diganti karena sudah kekecilan. Cuma waktunya yang kebetulan belum ketemu. Sabtu kemaren batal ke rumah sakit karena mama harus menjalani operasi.


Bila menunggu habis lebaran tentu akan menambah rasa tidak nyaman di kaki adik. Kemudian kami bersepakat selasa agak sore keluar ke rumah sakit sekalian buka puasa diluar. Karena rumah sakit terletak di arah barat (Kartosuro) tentu kami menetapkan tempat buka puasa di arah barat.

Setelah bersiap-siap atau tepatnya jam 16.00, kami berangkat dengan 2 sepeda motor. Papa dengan mbak Alma berangkat duluan sebab akan isi bensin. Mama dengan mas Afin dan dik Adhan menyusul. Dik Adhan akan pindah tempat setelah pom bensin supaya tidak menyulitkan saat isi bensin.

Waktu dijalan, sesaat melewati pabrik Tyfountex, hp papa berbunyi dan ketika diangkat ternyata suara mas afin. "Pah, mama jatuh di rel makamhaji" kata mas Afin. Karuan papa segera berbelok dan kembali ke arah makamhaji. Kebetulan rel kereta belum diaspal. Otomatis banyak batu tajam berserakan dan membuat macet.

Untunglah meski terjatuh, tidak ada yang terluka serius hanya membuat mama trauma. Mas Afin dan dik Adhan juga baik2 saja. Posisi jatuhnya motor juga tidak membuat mereka terjepit. Dik Adhan kemudian berpindah tempat dengan papa dan mbak Alma menuju Rumah Sakit Karima Utama.

Disana mengukur kaki sekitar 10 menit dan kami bergegas mencari tempat buka puasa apalagi sudah pukul 17.30. Alhamdulillah acara hari selasa kemarin berjalan lancar. Eh ternyata paginya papa kehilangan jaket yang ketinggal ditempat makan. Beruntung saat di cek, masih dirawat oleh mereka.

16 Agustus 2011

SMP Sambil Belajar Agama

"Pah, aku mau sekolah yang ada pondok pesantrennya. Soalnya mau pintar agama seperti sahabat Nabi Muhammad yaitu sahabat Ali Bin Abi Tholib" kata mas Afin. Tentu saja papa kaget mendengarnya. Kaget bukan karena tidak senang tapi sungguh hati papa sangat bahagia luar biasa.

Beberapa kali saat liburan, papa sering menawarkan untuk mencoba tinggal di pondok pesantren sebagai pengalaman namun mas Afin menolak. Nggak enak katanya. Papa faham alasan ini karena mas pernah mengalami pesantren kilat di sekolah yang super ketat sehingga kesannya tidak ada waktu santai. Semua serba beribadah baik pagi, siang, sore, malam maupun dini hari.


Rencana melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dipikirkan mas Afin memang belum matang. Papa dan mama juga masih menimbang terutama pada faktor nilai dan kualitas sekolah bersangkutan. Berbagai sekolah yang dipertimbangkan misalnya MTS Negri, SMP 9, SMP 1, SMP Al Islam maupun SMPIT Nur Hidayah.

Berdasarkan perbincangan dengan mas Afin, dia memang masih belum memutuskan karena pertimbangan yang utama adalah teman-temannya di SD DJI terutama sahabat karibnya. Awalnya di SMP 9, kemudian berubah di SMP 1 dan terakhir ya mau bersekolah sambil menimba ilmu agama.

Papa kemudian menjelaskan bahwa pondok pesantren itu ada 2 model yakni Salafiyah (tradisional) dan modern. Biasanya untuk yang Salafiyah hanya menyediakan pelajaran agama saja sehingga sekolah SMP tentu di sekolah umum. Kalau di ponpes modern memang sudah termasuk didalamnya.

Atas penjelasan ini, mas Afin kembali bingung karena memang ada kelebihan dan kekurangan dari model pendidikan di ponpes tersebut. Yang jelas papa lebih mengedepankan kemandirian. Kesiapan mental jauh lebih penting dibandingkan dengan faktor lain. Sebut saja mencuci, makan, tidur sendiri, disiplin dan lain sebagainya.

Sebenarnya untuk urusan disiplin, papa sungguh percaya jika dididik demikian mas Afin bisa melewatinya. Cuma apakah kuat berjauhan dengan orang tua untuk setidaknya dalam kurun 1 minggu baru ketemu, itu yang masih menjadi pertanyaan besar. Apapun, yang perlu disiapkan ya ujian negara dulu. Belajar yang rajin agar hasil UN bisa optimal.

Dengan UN yang optimal maka mas Afin bisa menentukan akan melanjutkan kemana dengan mudah. Bila tidak ada persiapan tentu hasilnya bisa berkebalikan. Papa mama hanya bisa membantu dengan doa agar mas Afin terus bisa tekun belajar supaya hasil UN sesuai dengan harapan. Jangan patah arang nak, gapailah cita-citamu setinggi langit dan sukses ya sayang....

15 Agustus 2011

Merelakan Kepergiannya (3)

Rupanya mbah putri belum tahu sehingga mendengar cerita tersebut kaget. Papa menelponkan mama supaya mbah putri tidak merasa was-was. Sekitar jam 15.00, mbah Kakung dan papa berangkat menuju pemakaman desa yang berjarak 200 meter. Meski dekat namun jalanan menuju kesana naik atau berbukit dan kebetulan cuacanya sungguh terik.

Dengan membawa beberapa peralatan gali seperti linggis, arit dan serok maka digalilah lubang dekat makam bude Endang dan mas Dewa serta dua paman mas Afin dan mbak Alma. Di kawasan yang terletak diatas bukit tersebut banyak terdapat makam tua dan sudah dikijing (dibatasi dengan tembok). Ada yang diberi rumah-rumahan segala meski juga ada yang dibiarkan saja.


Beberapa makam terlihat terawat namun sebagian lainnya dibiarkan begitu saja. Beberapa gentengnya sudah terlepas dari kayu atap dan berserakan. Mbah kakung memilih lokasi dibawah pohon Kamboja dan terlindung dari sengatan matahari. Setelah cukup dalam, maka gerabah tempat calon janin itu dikuburkan.

Diatas gerabah itu diberi beberapa genteng penopang tanah. Disekelilingnya juga diberi bata sebagai pembatas. "supaya ada penanda" ujarnya. Saat ditanya siapa nama calon janin, papa gelagapan karena memang tak ada namanya. Asumsinya karena masih calon janin. Setelah ditimbun kembali, papa membacakan surat Al Fatikhah agar makam bisa terjaga dengan baik.


Meski kami hidup sederhana, tidak mudah merelakannya pergi. Kami sangat berbahagia bila ada keluarga hadir apalagi dari keturunan kami sendiri. Mas Afin dan mbak Alma masih berharap kelak ada adik lagi. Setidaknya saat ini mama kondisinya baik dan sehat. Kami menyerahkan semuanya pada Allah SWT, apakah masih akan hadir anggota keluarga baru atau tidak. Itu semua Barakah dari Allah dan kami akan senang menerimanya.

Merelakan Kepergiannya (2)


Mas Afin dan mbak Alma tentu kaget mama berada di klinik tanpa pemberitahuan sebelumnya. Apalagi cerita soal si janin belum sampai mereka. Papa kemudian menjelaskan apa yang terjadi dan sontak mereka berseru "yaaaa.... jangan dong pa" protes mereka. Namun setelah dijelaskan beberapa kemungkinan negatif kemudian mereka mendoakan bundanya supaya baik-baik saja.

"Tuh kan aku bilang apa, mama hamil lagi" kata mbak Alma penuh antusias. Mereka kemudian bergiliran nengok mama di klinik. Sabtu siang sekitar jam 13.00 mama masuk kamar operasi. Dan 30 menit kemudian dokter memulai proses pengambilan janin itu, tak lama paling 10 menit dokter sudah keluar. Sebelumnya papa diminta menemani sesaat diberi obat bius. Dan mamapun terlelap.


Dokter sebenarnya mempersilahkan melihat proses itu tapi papa menolak. Tidak tega melihat mama diam saja sementara proses berlangsung. Saat keluar ruangan dokter berkata "tungguin saja mas, bentar lagi siuman" kata dokter itu. Butuh lebih 1 jam mama benar-benar sadar betul dari obat bius. Beberapa kali tersadar namun belum pulih benar. Sempat muntah 3 kali dan mbak Alma bisa bantuin papa diruangan operasi membersihkan muntahan itu.

Sorenya, papa ajak mas Afin dan dik Adhan menjenguk mama. Alhamdulillah mama cepat pulih sehingga sabtu malam bisa pulang ke purbayan. Tak lupa, kami bawa si calon janin itu untuk dikebumikan secara layak. Minggu siang, papa berangkat menuju Klaten untuk mengebumikan calon janin itu karena di rumah Purbayan sudah tak ada tanah. Papa sendirian dan mama sudah memberi tahu mbah kakung.

14 Agustus 2011

Merelakan Kepergiannya (1)



Mas Afin dan mbak Alma sebenarnya mengharapkan kehadiran adik baru agar semakin melengkapi kebahagiaan kami. Tentu saja papa juga ingin namun bagi mama ada pertimbangan lain. Selain umur beliau sudah lebih dari 35 tahun tentunya dik Adhan masih membutuhkan perhatian lebih.

Kalau mbak Alma ingin adik perempuan "agar pas, dua laki-laki dan dua perempuan" tukasnya. Beda dengan mas Afin yang masih ingin adik laki-laki, "biar ramai" katanya. Tak disangka ternyata dua minggu lalu ketika mama tak kunjung datang bulan maka melakukan tes kehamilan. Hasilnya positif. Papa mama untuk sementara waktu bersepakat tak menceritakan hal ini pada mas Afin dan mbak Alma.

Keputusan ini diambil untuk memberi kejutan pada mereka selain ada pertimbangan lain berkaitan dengan bulek.Tiga hari lalu mama merasa tidak enak perutnya sehingga meminta cek kehamilan pada dokter langganan. Saat di USG, berita cukup mengejutkan kami terima. Dari hasil "penerawangan", janin tidak berkembang seperti seharusnya usia 2 bulan.


"Tunggu 2 minggu lagi untuk dipantau. Kami beri vitamin penguat ya bu" kata dokter Sutrisno. Malamnya papa mama berdiskusi atas janin yang ada. Kami memutuskan untuk diambil saja karena berbagai macam alasan diantaranya 1) 2minggu lagi sudah masuk masa jelang lebaran 2) kami berencana berlebaran di Klaten lebih dahulu dan ada acara besar disana 3)Bila janin batal jadi, maka bisa keguguran tiap saat 4)Senin nanti mbak Ida sudah pulang dan lainnya.

Takutnya bila kejadian tiba2 maka akan repot entah keguguran jelang lebaran maupun saat di Klaten. Maka kami memutuskan untuk diambil segera. Jum'at pagi mama masuk klinik untuk proses pengambilan janin setelah sebelumnya konfirmasi pada dokter bersangkutan. Dokter mengijinkan proses tersebut. Tahap pertama, diberi obat untuk mempermudah operasi kecil. Dilanjutkan hingga lima kali karena prosesnya memang belum memenuhi standart.

10 Agustus 2011

Pengharapan Papa Mama



Menemani masa kecil mas Afin dan mbak Alma tak terasa telah berlalu dan kini sudah masuk ke masa anak-anak. Papa mama sungguh menikmati dan merasa gembira. Ada banyak kenangan saat kalian kecil. Beruntung ada handycam dari kantor yang menyimpan kenang-kenangan itu. Meski sekarang tidak ada fasilitas itu, gantinya dengan kamera digital meski file pendek yang penting tetap tersimpan.

Ada banyak film dan gambar yang mas dan mbak nggak ngerasa. Mereka senang melihat rekaman-rekaman itu. Beberapa film dik Adhan versi pendek juga sudah tersimpan. Perkembangan teknologi membuat segala suka duka keluarga ini bisa terekam dengan baik. Papa mama tidak mengharapkan apa-apa hanya menjadikan rekaman itu sebagai pengingat kelak kalian besar nanti.

Masih ada puluhan bahkan ratusan momentum yang tak sempat terekam karena kejadian bisa saat bepergian. Maka dari itu blog ini dibuat supaya menjadi pelengkap ingatan itu meski ya sesempat papa mama mengingat dan menuliskannya. Waktu demi waktu terus dan berjalan dengan cepat. Baru saja mas Afin ultah ke 11 tahun dan akan masuk SMP tahun depan.

Maafkan papa mama bila masih banyak keinginan kalian belum bisa diwujudkan. Bukan selalu tidak ada uang namun kadangkala sebagai pembelajaran atas kesabaran kalian dan juga supaya mengerti setiap keinginan tidak juga langsung dipenuhi. Segala sesuatu itu harus ditempuh dengan proses yang kadang terlihat mudah atau bahkan justru sebaliknya.

Anak-anakku, tumbuhlah dengan baik, cerdas dan beriman agar kehormatan keluarga tetap terjaga. Orang tuamu tak bisa selalu memberi kemudahan namun hanya kesempatan supaya kamu bisa belajar menjalani hidup dengan lebih bijak. Perkembangan jaman lebih sulit dan semoga kelak kalian dapat menghadapinya dengan arif. Tidak ada yang mudah namun Insya Allah kalian bisa melaluinya dengan baik.

08 Agustus 2011

Acara kesukaan saat sahur

Assalamu'alaikum wr.wb.Halo,teman!!!ini bulan ramadhan,bulan yg penuh hikmah.....teman2 klau sahur ngantuk,kan?sama kayak aku,deh....tapi kalau dah cuci muka,dan nonton PPT(Para Pencari Tuhan)Jilid 5 ini,rasa ngantukku bakal hilang,deh....
Kalian saat sahur makan sambil nonton apa?kalau aku menonton PPT yg ada di SCTV.Jam 03.00-04.30.PPT acara kesukaanku dan keluargaku pada saat sahur....acaranya lucu dan banyak hikmahnya....walaupun iklannya lama,tapi aku menunggu lihat iklannya aja,deh....
Tokoh2 nya juga banyak,kok...ada Bang Jek,Pak Ustadz,Bang Asrul,Bang Udin,Pak Jalaldan...pokoknya banyak,deh!!plus sama istrinya masing-masing.
Kalau belum pernah liat,liat aja!setiap hari...!!!Oh ya,cerita PPT saat sahur juga diulangi pada jam 18.00 juga di SCTV.Bakalan seru,lucu,dan banyak omongan2 yang perlu diambil hikmahnya....bakal ketagihan pastinya.
Sekian dari aku...dan jangan lupa menonton PPT di SCTV,ya!!!saat sahur jam 03.00-04.30 dan jam 18.00.Nonton Setiap hari,ya saat sahur dan berbuka....Bye,Wassalamu'alaikum Wr.Wb

05 Agustus 2011

Mas Afin Ultah ke 11


Hari ini mas Afin umurnya bertambah menjadi 11 tahun dan sudah semakin besar. Tidak hanya bertambah umurnya tetapi berat badannya, makannya, kepatuhannya, ibadahnya dan kecerdasannya. Memang tak ada perayaan yang besar hanya syukuran atas hari lahir mas Afin dengan memotong kue kado dari dik Alma.

Tidak hanya papa, mama, dik Alma, dik Adhan yang ikut merayakan tapi juga ada temannya, Hafidz Nur turut merasakan kue tart mini. Dik Alma tidak hanya memberi kue tapi juga buku KKPK. Tentu mas Afin girang atas kado tersebut. Belum lagi ditambah berbagai jajanan enak dari mama sekardus kecil.

Papa menghadiahi doa dengan tulus semoga senantiasa kelak besar nanti cita-citanya tercapai. Beberapa temannya di kelas pagi tadi juga mengucapkan selamat. Pertama kali yang mengucapkan kata mas Afin adalah Hasan. Sudah banyak prestasi yang diraih diumurnya yang baru 11 tahun. Yang jelas membuat papa mama bangga.

Pelajaran sekolah dapat diikuti dengan baik dan itu terbukti sejak kelas 4 prestasinya bisa terjaga. Ibadahnya sudah rutin, kepatuhannya juga bisa dilihat sehari-hari. Hanya saja soal pekerjaan rumah yang perlu terus diingatkan. Menemani dik Adhan juga sudah bisa bahkan pernah menjaga 2 adiknya saat papa mama dirumah juga diselesaikan dengan baik.

Semoga kelak engkau akan menggapai cita-cita yang diidam-idamkan serta jangan lupa peduli terhadap sesama. Jangan sampai simpati dan empatimu padam terutama jika kondisi ekonomimu diatas rata-rata.

04 Agustus 2011

Ambil Makna Puasanya ya Nak

Bulan Ramadhan ini sebenarnya sangat istimewa bagi kami tidak hanya sebagai umat Islam namun sebagai keluarga. Pertama karena ini awal masuk sekolah bagi Mas Afin yang menginjak kelas enam. Kelas penghujung pada pendidikan dasar dan akan beranjak ke sekolah menengah. Selain itu di bulan inilah mas Afin akan berulang tahun ke 11, sudah semakin besar.

Bagi mbak Alma, inilah waktu ke 3 kalinya belajar puasa sehari penuh. Mestinya sudah semakin terbiasa menghadapinya. Bagi dik Adhan, pasca lebaran dirinya akan berulang tahun ke 2. Berbagai hal itulah yang membuat kami merasa semakin bersyukur akan bahagia yang tak pernah usai kami terima, Alhamdulillah.

Hanya saja tantangannya adalah makna puasa sebagai pembelajaran hidup bagaimana menghadapi hidup dengan lapar belum banyak ditangkap. Meski tidak banyak mengeluh seperti 2-3 tahun lalu namun memanfaatkan waktunya masih belum optimal. Tidak mudah memang menyampaikan pesan bahwa puasa mestinya menjadi pembelajaran penting.

Bukan sekedar menahan lapar dan haus, menunggu buka puasa atau terbangun ketika sahur tetapi rasa syukur dan empati bahwa diluar sana masih banyak masyarakat yang mengalaminya. Semoga pembelajaran itu segera diresapi oleh anak-anak. Menyampaikan pesan pada mereka tidak semudah membalik tangan.

Pada hari ketiga puasa ini, semua berjalan lancar. Hari pertama mbak Alma lumayan lemas jelang waktu buka tetapi setelah itu semua baik-baik saja. Yang agak berbeda memang saat dik Adhan beranjak besar membuat waktu sahur tidak bisa dilakukan bersama. Kadang mama sahur belakangan karena dik Adhan terbangun.

Itulah kami saat menjalani puasa dan saat kebahagiaan bulan penuh barakah ini hadir kondisi semakin baik. Semoga semakin hari semakin baik terutama tentang kesehatan dan rizqi yang cukup. Terima kasih ya Allah atas karunia kenikmatan yang terus mengalir dan semoga kebahagiaan kami bisa menular pada keluarga, sahabat, saudara, tetangga dan seluruh umat manusia.

03 Agustus 2011

Hari ku pertama sekolah pada Bulan Puasa

Halo.....!!!!kalian puasa nggak?kalau aku???kalau aku puasa,lah......hari ini hari pertamaku sekolah pada bulan puasa........aku tidak lelah di Sekolah....,justru menyenangkan banget....soalnya bulan puasa tidak boleh marah...jadi,aku aku tidak perlu marah saat mengatur kelas

hari pertama sekolah di bulan puasa

"a... masih ngantuk,"rengekku ketika papa membangunkanku sahur. "ayo, ayo bangun... itulah cobaan saat sahur. Ntar kalo habis makan nggak ngantuk Rata Kanankok,"kata papa. Dengan berat, aku bangkit dari kasurku yang bagiku very-very empuk.

Aku mengambil nasi. Dikit aja, deh, biar cepet tidur, pikirku. Ketika aku akan mengambil nasi, mama malah mengambilkan nasi yang banyak untukku. Sial, deh, aku merengut. Mama kemudian mengambil telur ceplok, dan menaruhnya di piringku. Tanganku menggapai-gapai, minta diambilkan kerupuk. Males, sih. e, eh, papa mengambil toples kerupuk itu dan membawanya kedepan TV. Yahh, aku terpaksa ngikutin, deh.

Hooaaaam, aku menguap. Males banget nih. Kayak biasanya, makan didepan TV sambil nonton PPT. Itu, lho, Para Pencari Tuhan. Kami memang seneng nonton itu. Banyak yang lucu, sih, tapi aku nggak sanggup ketawa. paling cuma mbat-mbut, begitu papa menyebutnya.

Aku makan nasi sama telur ceplok, minumnya, teh gandulan. Eh salah. Diulangi, ya, aku makan nasi sama telur ceplok, minumnya teh bandulan. nah, itu baru bener. Pindah topik, ya, setelah aku minum teh gandulan, eh, teh bandulan. Habis itu aku mengambil 4 biskuit kelapa Roma, dan satu biskuit selai s'lai olai. s'lai olai nya dimakan mas Afin, biskuit kelapanya kumakan, iyalah, masak diapain? lanjut, ya, aku makan biskuit kelapanya di maneman. tau kan maksudku? enak sih. Very-very Yummy. lalu aku minum teh bandulan dan air putih. dah lupa sama rasa kantuk.

"IMSAAK! IMSAAK!"suara imsak terdengar keras di telingaku. Aku segera mengambil air putih dan meminumnya banyak. Segarrrr! karna akan sekolah, aku tidur kembali. Sebelumnya aku nggak bisa tidur, karna lupa berdo'a. Setelah berdo'a aku tertidur dengan nyenyaknya.

Mama membangunkanku sekitar pukul 05.45. Aku marah abizz, aku ngira bakal telat nanti. Dengan tergesa-gesa aku menyambar handuk dan mandi. dalam kamar mandi aku berteriak-teriak. "MAS, MAS AFIN! BANGUN, KAMU YANG NATA KASUR! AKU DAH MAU SELESAI! CEPETAN BANGUN!". Terpaksa mas Afin, bangun dan menata kasur. sebelumnya dia marah-marah! kapok deh, karna masih pagi, dibawah aku motong kuku, mersihin sepatu, habiz, nggak ada kerjaan!

Mas Afin kebawah. mukanya merah padam. dia marahin akuuu terus. ngomel-ngomel. Mama jadi pusing. Mama bilangin aku. Mas Afin diem. Yah, paling, cuma 2 menit, mas Afin marah-marah lagi. Mama juga nasehatin mas Afin. tapi, nggak nyampe 4 menit, mas Afin ngomel lagi! Mama bener-bener pusing sekarang!

tapi Alhamdulillah, di jalan mas Afin ceria lagi. Dia ceritaaa lagi. bosan aku. aku cerita aja dicuekin. gantian kalau mas Afin cerita aku cuekin, mas Afin malah cemberut. itu sifat asli kakakku. cepet marah, tapi tetap sayang.

aku diantar Mama. Mas Afin dulu. terus aku. di sekolah, sekolahnya masih sepi bangetzz, kesel deh, aku kesel sama diriku sendiri! Ngapain teriak pagi-pagi kalau disekolah masih sepi. Hatiku ngomel-ngomel terus sama diriku. apalagi di kelas, malah lebih sepiiiii! kesel, deh!

pas ngaji, kerongkonganku sereeet banget, minta minum. aku mikir, apa gara-gara aku makan biskuit kelapa kebanyakan. sampai pelajaran pertama, kerongkonganku masih minta minum. sampai akhirnya pada pelajaran IPA, tenggorokanku dah lumayan. Tapi akunya lemezzz abis. Pak Chomzi, guru IPA ku menerangkan tentang alat pencernaan manusia. bosan betul! pingin pulang! aku terpaksa nunggu lamaaaa banget. mana habis ini ada pelajaran bahasa Inggris lagi. dikasih PR banyak, padahal aku nggak bawa buku bahasa Inggris! siaaal!

sudah jam 12.00, waktunya shalat dhuhur, aku padahal dah cepet-cepet ngelipet rukuh, ehh, malah ada kultum sebentar. tapi untung cuma SEBENTAR. tapi sialnya lagi, Papa jemputnya kelamaan!! aku mengelus perutku. pingin pop ice! diluar, aku malah lihat minum sama ada anak kecil makan snack pilus! pantes bau gurih, aku melihat papa datang. aku langsung lari dan membonceng papa. fiuuuh, sekarang pulaaang!

itulah pengalamanku pertama sekolah saat puasa. Bagaimana dengan kalian?

Template by:

Free Blog Templates