15 Agustus 2016

Kemenangan Pertama Lomba 17an dik Adhan

Selama ini kebetulan tidak ada lomba. Tidak hanya karena tidak ada lomba yang digelar namun kebetulan pula tidak ada lawan yang sebanding. Ya, hingga tahun lalu dik Adhan merupakan anak terkecil dikampung sehingga kalau toh pun ada lomba ya tiada lawan.


Tahun ini, meski yang seusia tetap tidak ada setidaknya lomba tetap digelar. Lomba yang diikuti dik Adhan ada 2 yaitu makan krupuk dan balap kelereng.

Awalnya dia Nampak ceria melihat lomba orang tua yang memukul plastik air serta menendang bola sangat ekspressif. Dia turut bergembira meski orang tuanya tidak meraih juara. Maklumlah emang hanya untuk bersenang-senang. Kebetulan mama papa lebih sering dipasrahi urus lomba dan gelar malam tirakatan.

Waktu lomba makan kerupuk, namanya juga masih kecil sehingga mau menggigit saja susah. Kerupuk yang diikat di raffia bergerak kesana kemari diterpa hembusan angina. Panitia kemudian memperbolehkan peserta memegang tali pengikat kerupuk. Tentu lawan tangguhnya mas Abid karena sudah besar.

Sementara yang lainnya masih kecil seperti Hanan dan Hania jadi nothing tulus.
Papa tersenyum saja melihatnya melahap krupuk di gantungan di makannya. Lha wong mulutnya kecil begitu bagaimana bisa lahap dan cepat habis. Untungnya krupuk ga melempem jadi lumayan lancer.

Kemudian di lomba kedua, balap kelereng ini juga baru bagi dia. Lha menggigit sendok sambil jalan kan belum pernah dia lakuin. Sekali lagi lawan terberatnya mas Abid. Tapi anak itu ga gentar melihat lawan yang gede. Dia Cuma senyum-senyum tidak mempedulikan sekelilingnya. Dan begitu start dilakukan dia dengan yakin terus melaju.

Bener-bener mengejutkan kelereng di sendoknya meski bergerak tapi tidak jatuh. Sepertinya cara menggigitnya benar. Mas Abid yang tertinggal beberapa langkah menyadari tanpa ngebut bakal kalah.

Akhirnya dengan mengambil langkah panjang mampu menyentuh finish hampir bersamaan. Namun adik yang dinobatkan juara sebab begitu sampai finish kelereng yang ada di sendok mas Abid akhirnya jatuh. Wow si kecil memenangkannya. Selamat dan rasakan sensasi memenangkan pertarungan nak.

09 Agustus 2016

Saat 5 Hari Membuntuti Papa di Kantor

Ah mau bagaimana lagi kalau mama sedang keluar kota sementara mas Afin dan mbak Alma sekolahnya padat sampai sore, mau tidak mau adik bersama papa. Ya selama 7 hari mama keluar kota adik 4 hari ngikut papa dikantor.


Pulang sekolah pukul 12.45 adik dijemput papa di sekolahnya lantas pulang ganti baju dan makan siang. Kemudian ke kantor papa dan tidur siang disana. Alhamdulillah semua dilalui dengan baik. Papa sendiri kebetulan tidak punya acara diluar kota sehingga tanpa kesulitan antar jemput adik. Pas hari Senin saja adik dirumah sama mas Afin karena mas baru saja selesai acara kemah dari Boyolali.

Di kantor papa adik sempat tidur 3 kali saja karena yang hari Rabu dia kesulitan tertidur. Bahkan pas Kamis, meski sempat terlelap harus terbangun mendengar suara teman-teman papa yang ngobrol dengan suara lumayan keras. Papa yang melihat dari balik kaca tahu matanya berkedip-kedip menahan diri untuk tidak terjaga.

Nah pas tidak tidur siang baik hari Senin maupun Rabu, sorenya adik panas. Makanya papa meminta adik untuk tidur siang. Entah apa benar karena tidak tidur siang atau kelelahan sehingga badannya agak hangat.

Papa sendiri sempat akan pamit dan biar dik adhan istirahat dirumah. Namun pagi harinya kondisi sudah pulih. Hari Jum’at, adik melakukan Jum’atan di kantor papa kemudian siangnya makan soto kegemarannya. “Sudah lama ga makan soto disana. Itu lho yang dekat lampu bangjo terus jalan mau pulang itu pa” jawabnya saat ditanya soto mana.

Hari Sabtu, ditengah padatnya agenda papa adik tetap ikut. Sempat telat jemput karena harus mandi duluan namun adik tidak marah.

Kemudian ikut ke fajar indah dan tidur dengan nyenyak luamayan lama padahal kami mengobrol dengan suara lumayan keras. Sebenarnya bila kita menikmati kebersamaan dengan anak-anak sangat luar biasa. Mereka memberi hidup kita warna yang tidak monoton dan mencerahkan.

01 Agustus 2016

Mama Berangkat ke Medan

Tak lama, seminggu setelah papa pulang eh mama kemudian berangkat ke Brastagi Medan. Waduh padahal mbah putri baru saja pulang ke pekalongan setelah menemani kami 3 hari. Mama 1 Agustus harus berangkat pagi hari dari Adi Soemarmo. Apakah akan meminta simbah lagi?


Kasian juga wong baru saja pulang. Kami kemudian membicarakan bersama dengan mbak Alma dan mas Afin. Apakah bisa secara bergantian menjemput atau menjaga adik dirumah karena bila harus ikut papa selama 5 hari ya tentu tidak enak. Papa agak khawatir bila adik kembali menangis seperti pas papa mau berangkat apalagi tiap hari sama mama.

Senin pagi, adik ikut antar mama ke bandara. Alhamdulillah tidak ada masalah dan kami kemudian meluncur ke SD DJI mengantar dik Adhan ke sekolah. Mas dan mbak pun bersekolah dengan membawa kendaraan sendiri-sendiri. Mama berpesan supaya mas dan mbak harus selalu mengabarkan dimana posisinya.

Upaya membagi tugas menjaga dik Adhan kami sepakati. Senin selasa mbak Alma, rabu kamis tugasnya mas Afin dan hari Jum’at papa yang akan handle. Sabtu sudah otomatis papa karena papa libur. Cuma Senin malam tiba-tiba adik panas lagi setelah pada Sabtu malam hingga Minggu pagi juga sempat panas. Mama sempat agak khawatir makanya adik tidak diajak ke tempat simbah.

Pun senin siang hingga senin malam mama memantau perkembangan dik Adhan. Sepertinya panas badan adik mungkin lelah bermain sepeda.

Maklum karena sepeda baru, lebih besar, kayuhan lebih ringan dan jarak tempuhnya bisa lebih jauh. Membuat dia makin betah kesana kemari bermain sepeda. Nah saking asyiknya main, dia sampai lupa sehingga badannya terasa tidak enak.

Semoga sampai mama pulang bahkan hari-hari berikutnya adik baik-baik saja. Juga mas dan mbak yang pasti energy untuk menjaga kesehatan bertambah. Tugas-tugas harian juga menanti mereka. Ah kalian belajar dari semua ini.

Template by:

Free Blog Templates