26 Mei 2012

Tuntas Sudah Juz 30 Bagi Mas Afin

Awalnya papa mama tidak berpikir bahwa mas Afin harus selalu menjadi yang terbaik di kelasnya. Setidaknya bisa mengikuti pelajaran dengan baik saja sudah cukup. Sebab papa mama tidak banyak menyediakan fasilitas yang bisa membuat mas Afin belajar secara maksimal.

Alhamdulillah hingga akhir kelas 6, semua berjalan dengan baik dan prestasi yang dicapai membuat kami sekeluarga berbahagia. Apa yang diajarkan mampu dicerna dan difahami dengan lumayan, setidaknya hal itu bisa dilihat pada test semester. Meski beberapa bidang tidak optimal seperti kesenian dan bahasa Jawa. Tidak mudah memang bagi mas Afin mengerjakan 2 hal ini.


Hubungan dengan teman, relatif lancar. Lihat saja bila libur atau ada PR, teman-temannya sering bertanya padanya. Bahkan kadang membuat mas Afin kesel, sebab sudah diberitahukan di sekolah masih saja bertanya. "Lha apa tadi ga ndengerin tho" ujarnya bersungut sembari membalas sms dari temannya. Mama kadang menghiburnya.

Di kelas 6, mas Afin memang menjadi ketua kelas dan banyak pengalaman yang didapatkannya. Setidaknya dia belajar bagaimana dia bertindak, bertanggungjawab, berkomunikasi dengan teman satu kelasnya. Secara langsung memang mungkin belum bisa belajar dari kejadian sehari-hari namun harapan mama papa posisinya sebagai ketua kelas dapat melatih dirinya.

UN telah selesai dan beberapa tugas sudah tuntas. Tinggal hafalan yang sempat diingatkan oleh papa supaya dapat menyelesaikan hafalan Al Qur'an terutama juz 30. Bukan ambisi, hanya menjalankan tugas yang memang semestinya bisa selesai tidak seperti papa mamanya.

Alhamdulillah, 2 minggu menjelang pengumuman hasil UN hafalan juz 30 sudah dituntaskannya kemarin. Mama papa bersyukur atas nikmat Allah tersebut. Memang bukan materi yang didapat tetapi hafalan itu akan jadi bekal penting kelak dikemudian hari. Jaga terus surat-surat yang telah kau hafal nak dan usahakan mengerti artinya serta amalkan. Itu akan menjaga dirimu hidup didunia, Amin....

24 Mei 2012

Saat Diwawancarai Media

Begitu papa datang, mbak Alma menghampiri dengan wajah riang dan teriak-teriak "pah papah tadi aku di wawancarai wartawan" katanya. "Oh ya? Kapan? Dari (koran) mana?" tanya papa, "Ya tadi, pas pelajaran ada pak Chomsi datang dan bilang Salma ke sekolah selatan ya. Awalnya aku nggak tahu kenapa trus pas disana ternyata ada wartawan. Yang di wawancarai bukan hanya aku thok koq pah, ada anak lainnya juga dari kelas 6" seru mbak Alma.

"Dari mana?" tanya papa kembali. "Ya dari Solopos" jawab mbak Alma. "Tanya apa saja" sela mama yang dari tadi ikut mendengar. "Ya macem-macem. Ada soal buku itu, ditanya nama lengkap, nama panggilan, nama orang tua, buku yang mau diterbitin, trus dia buka-buka bukunya. Dia bilang oh punya blog juga? siapa yang buatin? ya tak jawab papa" cerita mbak sambil terus bergelayut di pundak papa. "Temenku sepertinya ada yang iri" lanjutnya.

"Mungkin itu perasaan saja mbak. Udah ga usah mikir yang lain" terang papa. Terlihat benar keceriaan di wajah mbak Alma. Alhamdulillah apa yang dia kerjakan selama ini bisa mulai perlahan dihargai sekolah. Sebab pasca kumpulan cerpen "Hadiah Dari Papa" yang diterbitkan Tiga Serangkai, relatif tidak cukup menjadi perhatian sekolah.

Sementara siswa sekolah lain, penyambutan atas karya itu cukup besar misalnya saat bazar buku karya siswa dijual dengan harga discount. Tapi mungkin inilah jalan yang harus dilalui. Papa juga mencoba mempublikasikan via blog atau mengirim ke media yang lain. Kata teman papa yang di media itu, sudah terbit. Sayangnya saat dicari dokumen klipingnya tidak ada.

Menunggu judul-judul lain yang berdasarkan jadual akan edar Juli rasanya sudah tak sabar. Tapi mau bagaimana lagi, memang harus dengan proses. Mbak Alma, belajarlah dari hal ini bahwa tidak semua hal berlangsung cepat apalagi sesuai harapan kita. Kadang ya berbeda atau tidak sesuai dengan harapan. Setidaknya kita sudah berusaha bukan menyerah atau pasrah pada keadaan.

14 Mei 2012

Amazing Son, Adhan

Perkembangan dik Adhan sekarang berjalan sangat pesat dan sudah banyak kemampuan yang dimiliki. Bermain dengan mas Afin maupun mbak Alma juga betah berlama-lama. Apalagi kalau berkejar-kejaran didalam rumah. Bisa-bisa ga mau berhenti, lari terus.

Kemampuan mengingat lagu-lagu atau kosa kata cukup banyak dan yang paling berpengaruh terhadap yang diingatnya ya kosa kata yang diajarkan oleh mbak Alma. Iklan Oreo menjadi salah satu favourite kami. Percakapan antara mbak Alma dan dik Adhan sungguh menarik. Sayangnya kami tak bisa merekam momentum percakapan mereka secara jelas, kamera keburu rusak duluan.


Dia cukup faham beberapa iklan di televisi apalagi yang berkaitan dengan ice cream, obat batuk, lagu nina bobo atau yang ada lagu baby-nya Justin Bieber. Suka juga rupanya pada lagu itu. Hari-hari ini sedang suka mengucapkan kata "cita-cita" dan yang mengajarkan ya mbak Alma.

Kami semua menikmati moment kebersamaan dengan penuh suka cita. Kendala tak kami pikirkan yang penting suka-suka. Lihat saja bila kami harus bepergian dengan 2 kendaraan, repot tapi ya tidak kami pikir. Bila liburan lalu kami sempat ke Sondokoro, Jogja, Jurug entah untuk liburan mendatang.

Mbak Alma dan mas Afin ingin berlibur ke Pekalongan namun bagaimana dengan dik Adhan? Papa ingin dik Adhan ikut kakaknya kesana namun mbak Alma ragu, demikian pula dengan mama. Entahlah apakah bisa berlibur atau liburan kali ini dirumah. Lupakan dulu, mari nikmati hari bersama.

09 Mei 2012

Akhirnya Ujian Nasional Juga

Sudah sejak hari Minggu, mas Afin dikarantina untuk kepentingan Ujian Nasional. Ah lumayan mengurangi ketegangan papa mama soal belajarnya. Setidaknya banyak teman dan kondisi belajarnya bisa lebih serius. Rupanya memasuki hari kedua, kami semua, papa mama mbak Alma dan dik Adhan kangen juga. Demikian pula mas Afin.


Karantina akan berlangsung selama 3 hari yakni Minggu, Senin dan Selasa karena hari Rabu merupakan hari terakhir UN. Seluruh doa dan harapan dari kami pada mas Afin tertumpah agar hasil yang didapat bisa optimal. Tren dari try out sebenarnya membanggakan tapi kadang hasil tidak selalu berjalan seiring. Doa dan harapan juga dipanjatkan oleh mbah, pakde, bulik dan segenap handai taulan serta teman-teman.

Sudah 2 hari mas Afin melewati UN dan menurutnya tidak begitu sulit terutama matematika. Hanya saja kami tetap was-was. Berkali-kali setelah ujian selalu seperti itu namun hasilnya dibawah prediksi mas Afin meski tetap bagus dikelasnya. Sementara untuk UN ini kami semua merasa was-was dan tegang akan hasil nantinya apakah seperti yang mas Afin sampaikan.

Beberapa hari sebelum UN, papa melarang mas membaca komik, melihat spongebob supaya konsentrasinya tidak terpecah. Apalagi dalam mengerjakan soal beberapa kali mas menggampangkan sehingga jawaban keliru. Maklum tingkat membacanya tinggi sehingga kesimpulan yang diambil kurang pas. Otomatis jawaban tidak sesuai dengan kuncinya.

Hal ini yang diingatkan papa saat mengantar mas Afin ke sekolah. Baca pelan, fahami baru dijawab. Tentu sebelum mengerjakan harus berdoa. Beruntung mas Afin rajin sholat Dhuha sehingga besar harapan dalam mengerjakan soal akan lebih hati-hati. Bila sudah melewati itu semua, ya tinggal menunggu hasilnya. Semoga yang didapatnya sesuai dengan ilmu yang dikuasainya, Amin.

07 Mei 2012

Luka Menjadi Salah Satu Bagian Dik Adhan

Saat ini usia dik Adhan sudah memasuki 2 tahun 8 bulan, alias memasuki usia yang menyenangkan bagi kami semua yang satu rumah dengannya. Banyak kosa kata yang diingat dan diucapkan kembali dengan bahasa dik Adhan. Konsonan tak sempurna yang keluar dari mulutnya justru melengkapi kebahagiaan kami, tidak hanya orang tuanya namun juga kakak-kakaknya.

Demikian juga dengan gerakan tubuhnya yang mulai lancar bergerak. Berjalan adalah salah satu sessi pergerakan dik Adhan yang tidak cukup mudah dikerjakannya. Proses belajar berjalan dengan penuh perjuangan dan menghabiskan banyak energi. Tidak apa-apa, itulah proses yang sungguh luar biasa bagi kami apalagi bagi dik Adhan.

Beberapa jejak luka dik Adhan
Kini, untuk duduk sudah mulai berani, naik turun di pintu teras yang setinggi 5-8 cm juga butuh latihan berulang. Hoby yang kini cukup sering dilakukan dik Adhan yakni berlari. Entah sendirian, mengejar papa atau kakak-kakaknya. Senang sekali dia melakukan itu semua. Bolak balik dari kamar ke ruang tv dilanjut ke ruang tamu dan ke teras bila pintu terbuka.

Kadang memang teledor apalagi bila bercanda dengan mas Afin. Lupa semua tuh hati-hati, tembok, pintu atau penghalang lain. Lari aja bawannya. Apakah tak pernah jatuh? ya tentu beberapa kali. Mulai dari dahinya benjol besar dan hitam, bibis pecah, kaki kesakitan dan lainnya. Untung rasa trauma tak cukup besar sehingga nangis sebentar, pasti minta lagi jalan.

Itulah dik Adhan, adik mas Afin dan mbak Alma, si kecilnya mama papa. Kami tak pernah bosan menyertai, mendampingi, mengajarinya belajar bagaimana bergerak, berjalan, melewati rintangan. Semoga cepat belajar dan makin mahir ya sayang.

03 Mei 2012

Menonton Kita Versus Korupsi

Hari Minggu, 29 April 2012 mbak Alma dan Mas Afin diajak papa menonton film Kita Versus Korupsi. Film ini bercerita tentang korupsi yang ada di kehidupan sehari-hari dan mudah ditemui. Disitu juga digambarkan orang yang menolak korupsi seakan-akan manusia yang aneh. Dalam berbagai adegan terlihat jelas bagaimana kekuasaan cenderung bersinggungan dengan korupsi.

Film Kita Versus Korupsi berisi 4 film pendek yang cukup menarik meski tidak mudah dicerna mas dan mbak. Selama film diputar, beberapa kali mas dan mbak mendiskusikan film yang dimaksud. Papa menjelaskan secara perlahan beberapa hal yang tidak begitu difahami. Papa berharap, apa yang diceritakan bisa ditangkap pikiran dan hati mereka.

Berfoto Bareng Teuku Rifnu
Film diputar secara gratis dan yang hadir merupakan yang mendapat undangan. Beruntung kami mendapat 4 undangan karena lembaga yang membagikannya adalah lembaganya om Joko, om Setyo. Mereka dekat dengan papa mama sehingga mudah mendapat undangan. Sebenarnya mama juga tertarik tapi tidak mungkin meninggalkan dik Adhan dirumah.

Ternyata yang hadir cukup banyak termasuk perwakilan lembaga yang membuat film seperti Bang Teten Masduki dari TII (Transparancy International Indonesia) yang ikut mendukung pembuatan film. Sayangnya perwakilan KPK tidak hadir. Ada salah satu sutradara yang hadir yakni Lasja dan pemeran film Teuku Rifnu Wikana.

Begitu keluar dari bioskop tiap penonton mendapat buku, gelang, stiker dan PIN anti korupsi. Kami tak langsung pulang dan ngobrol dengan beberapa teman papa diluar bioskop. Teuku Rifnu nampak dikerumuni beberapa anak remaja. Mbak Alma dan mas Afin ingin bergabung tapi malu. Papa yang sudah nyiapin kamera untuk foto, ternyata kamera macet.

Untungnya ada teman papa dari PMII yang bawa kamera sehingga papa meminta tolong untuk mengambil gambar dengan Teuku Rifnu. Selain berfoto dengannya, Mas Afin dan Mbak Alma mendapat tandatangan di buku tentang Anti Korupsi. Dirumah, mereka membaca buku tersebut yang lumayan menarik. Ditemukan juga membolos dan mencontek sebagai salah satu perilaku korupsi. Semoga kalian dapat memetik banyak hal terkait korupsi serta menjauhinya, Amin

01 Mei 2012

Menjelang UN

Perkembangan hasil Try Out Mas Afin
Waktu pelaksanaan Ujian Nasional kian dekat dan membuat suasana rumah cukup bergejolak terutama dikaitkan dengan kesiapan mas Afin menghadapinya. Tampilannya yang nyantai dan enjoy tentu membuat mama papa cukup tegang menyikapi itu. Meski sudah didorong lebih giat lagi belajar, rupanya dia tetap santai dan memang itu style mas Afin.

Mbak Alma yang saat ini kelas V lumayan membantu mas Afin mengingat pelajaran di kelas sebelumnya. Hanya saja daya ingat keduanya tak sama jadi kadang berdebat soal 1 jawaban. Mama papa apalagi, tentu sudah jauh lebih lupa dan kebingungan menentukan siapa yang benar. Cara belajar mas Afin relatif sama dengan hari-hari sebelumnya.



Pulang sekolah jam 13.30 kemudian membaca koran dilanjutkan dengan makan (bila lapar) atau mainan dengan adik Adhan sampai jam 15.00 hingg 16.00. Melihat bola jadi aktivitas setelah itu. Diatas jam 17.00 barulah mas Afin mandi kecuali hari les.

Dengan pola itu, mas Afin tetap yakin mendapatkan hasil terbaik. "Nilai baik jadi kado terindah di Ultah papa ya" tawar Mas Afin. Semoga menjadi kenyataan ya nak. Selama 4 kali ujicoba, sebenarnya hasilnya sudah stabil alias diperkirakan. Cuma nilai antar mata pelajaran saja yang bergeser.

Saat try out tingkat Hasanudin nilai Bahasa Indonesia sangat menggiurkan (76,50), kemudian pada try out kalangan ISDI mendapat nilai tertinggi pada pelajaran Matematika (8,50 pesen). Di Try out level kecamatan matematika masih mampu menyumbangkan angka hingga 87,5 persen.

Ujicoba terakhir di level kota, IPA mendapat angka lumayan 85 persen. Rupanya IPA dan Bahasa Indonesia masih dapat menaikkan hingga 8,60 dari try out sebelumnya. Besok Senin (7 Mei), Ujian Nasional segera digelar. Semoga hasil yang diraih bisa sesuai kapasitas dan kemampuan Mas Afin, amin.

Template by:

Free Blog Templates