29 Mei 2013

Saat Mbak Alma Di Bentang Street Festival

Mbak Alma kembali menjadi Narasumber di acara yang diselenggarakan oleh Bentang Belia yang diberi label Bentang Street Festival 26 Mei 2013. Ini kali kedua mbak Alma menjadi penutur inspirasi dan menceritakan pengalaman menulisnya. Kali ini dia tidak sendiri, mbak Alma di panggung bersama Judith Laksita, penulis dari Wonosobo.

Kami berangkat dari Solo lumayan pagi karena diberitahu mbak Susan acara jam 09.00. Rencananya kami di Jogja mengabari mbak Angel, mbak Reres dan mbak Sofie. Begitu masuk Jogja, bundaran UGM yang jadi tujuan kami ternyata keliru. Kami malah masuk ke pasar kaget pagi di kawasan UGM. Akibatnya kami tersendat dan kebingungan.

Mbak Alma, Judith beserta fans
Tak berapa lama kami menemukan jalan itu dan berhasil mencapai lokasi. Disana berkenalan dengan Judith serta ketemu kembali dengan mbak Susan. Acara cukup ramai karena didahului dengan lomba menulis surat dan ada acara mendengarkan cerita. Pukul 11.30, mbak Alma maju kedepan memaparkan beberapa hal seputar menulis.

Cukup banyak juga yang memberi respon sehingga tak terasa waktu cepat berlalu. Pasca mengisi acara, beberapa siswa meminta foto bersama, ada yang minta tandatangan buku Are You OK Grandma, dan menanyakan beberapa hal lain. Waktu mbak Alma presentasi, dik Adhan tertidur lelap sehingga mama ga bisa kemana-mana.

Mas Afin tidak begitu kesepian karena kami juga mengajak Hafidz. Awalnya temen mbak Alma, Elisa dan Dilla diajak. Sayangnya mereka ada acara sehingga rencana menuju ke Jogja sekaligus berlibur menjadi tidak terlaksana. Semoga lain waktu kami bisa mengajak mereka.

24 Mei 2013

Ringan Tangannya Mereka

Mereka anak-anak yang luar biasa. Tahu diri dan siap membantu orang tuanya saat ada acara. Terkejut juga mama papa melihat mereka sigap kesana kemari ringan tangan. Bahkan hingga larut malam meski esok harus pergi ke sekolah. Lelah, ngantuk dan lapar mampu ditahan demi membantu orang tuanya. Terima kasih mas Afin, mbak Alma dan dik Adhan.

Hari Rabu (22/5) kami mempunyai hajat pengajian rutin Rt dan semua kami persiapkan secara matang. Agar tak repot, mama order makanan dari luar. Sejak awal mas Afin membantu papa mengangkat tikar pinjam ke pak Sumardi. Memasang dan cek sound jadi aktivitas selanjutnya. Saat cek sound, dik Adhan kadang usil mengeluarkan kaset CD yang sedang diputar.

Ketika mulai dengan mengaji surat Yasiin bersama, mas Afin turut mengaji. Dik Adhan duduk sendiri dengan tenang di kursi paling selatan. Setidaknya 15-20 menit dengan sabar duduk tenang mendengar warga mengaji Yasiin. Selesai mengaji, papa memangku dik Adhan yang mulai menguap. Apalagi ternyata siang hari tidak tidur siang.

Begitu snack dibagikan, mas Afin menyetel nada syair agama. Pun ketika ada yang baru datang, dia bolak-balik order snack bagi yang hadir belakangan. Selama pengajian, dik Adhan meminta masuk ke rumah namun bisa nurut sama papa. Ya digendong tapi tidak menangis apalagi rewel. Berusaha ditidurkan namun gagal.

Begitu acara selesai, mbak Alma dan mas Afin keluar masuk mengantar makanan ke tetangga. Lebih dari 4 kali mereka menenteng makanan itu. Pun memberesi tikar, menyapu, menata piring atau sisa makanan. Bahkan mereka berniat mengepel namun mama melarang karena telah larut. Dik Adhan yang awalnya ngantuk eh ceria kembali.

Terima kasih ya nak

22 Mei 2013

Mbak Alma Jadi Narasumber Bentang Street Festival 2013

Undangan itu telah dikirim jauh-jauh hari meski via sms. Ya, Penerbit Bentang mengundang kembali Mbak Alma untuk hadir di Bentang Street Festival, memeriahkan acara. Ada berbagai macam kegiatan disana, salah satunya parade penulis cilik yang akan menghadirkan mbak Alma dan Judith Laksita. Mereka berdua merupakan penulis cilik Bentang.

Brosur Bentang Street Festival
Sebelum ke parade penulis cilik, diadakan lomba menulis surat yang hadiahnya lumayan. Ada 3 pemenang yang akan memperebutkan hadiah uang dan kesempatan mengikuti coaching clinic penulis cilik. Ini merupakan undangan kedua kali yang diterima mbak Alma dari Bentang. Ada berbagai upaya yang dilakukan penerbit untuk mempublikasikan hasil karya anak-anak.

Saat ini banyak penerbit yang mulai mengincar penulis-penulis cilik dan menerbitkannya. Di berbagai toko buku sangat mudah kita temui buku karya anak-anak yang menempati sudut strategis. Ada beragam pilihan buku cerita yang dibuat anak-anak dengan harga mulai Rp 19.000 hingga Rp 50.000an. Berbagai buku terbitan itu otomatis merangsang anak untuk banyak dan tertarik membaca.

Undangan dari bentang merupakan yang kedua, setelah sebelumnya mbak Alma dihadirkan sebagai narasumber di acara pameran buku di Jogja. Hal ini makin merangsang minatnya dalam dunia tulis menulis. Bakat menulisnya memang berasal dari bundanya yang pandai merangkai kata dan menstrukturkan makna. Kami mensyukuri hal itu sebagai Karunia dari Allah SWT.

Rencananya kami akan berangkat dengan mengajak 2 teman mbak Alma yakni Dilla dan Elisa. Sebenarnya mbak Shifa, tetangga kami juga ajak namun Sabtunya ada acara piknik ke Jepara. kemungkinan akan sampai rumah cukup larut. Dilla juga sedang mempertimbangkan akan ikut atau tidak karena diminta tantenya mengantar keponakannya lomba. Elisapun bergantung pada jadi tidaknya Dilla ikut. Semoga mereka jadi ikut sehingga mbak Alma kesana banyak temannya.

08 Mei 2013

Khatam 3 Kali Saat Kelas VII Usia 12 Tahun

Mungkin ini prestasi biasa saja bagi sebagian orang atau masyarakat. Terutama yang tinggal di pondok pesantren atau pedesaan di kultur ngaji yang memiliki rutinitas kuat. Namun bagi mama papa, mas Afin tetap berbeda. Menjelang usia ke 13 pada Agustus mendatang, dia mampu mengkhatamkan Al Qur'an ke 3 kali dan kini duduk di kelas VII.

Saat masih imut
Setidaknya hal itu mampu membuktikan bahwa tradisi mengaji bukan sekedar membaca saja. Namun membiasakan agar rumah senantiasa juga diisi alunan ayat-ayat suci Al Quran. Apa yang dirasakan papa saat kecil hingga kini mampu dihadirkan setelah 30 tahun lebih.

Mas Afin juga mampu memberi contoh pada adik-adiknya cara mengaji yang benar dan shahih bagaimana. Hal itu didukung oleh pendidikan agama yang hingga kini masih terus diterimanya. Pasca lulus sekolah dasar, mas masih terus belajar agama karena hal itu tetap penting menjadi modal masa depannya. Kini dia bersekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 01 Surakarta.

Meski saat libur membaca buku, main game, berinternet, nonton sepak bola adalah yang menyenangkan tetapi belajar dan mengaji merupakan 2 hal yang tidak boleh ditinggalkan selain ibadah wajib. Menjaga rutinitas bukan hal yang mudah. Tidak sekedar bagaimana papa mama memberi contoh namun pribadi mas Afin bila tidak sungguh-sungguh tentu tak dapat mengkhatamkan Al Quran ke 3 kalinya.

Semoga apa yang dilakukan hingga sekarang mampu bertahan tidak hanya setahun mendatang, 10 tahun mendatang tetapi hingga tuntas segala cita-citanya, hingga tuntas kesuksesannya serta tuntas segala tanggungjawabnya sebagai manusia yang bermanfaat di bumi. Papa mama tidak bisa memberi apapun kecuali Ridha yang besar agar kelak apa yang ingin kau gapai bisa terengkuh, Amin.

06 Mei 2013

Sahabat Dari Timur, Judul Kumcer Baru Mbak Alma

Akhirnya buku keenam mbak Alma keluar juga setelah ditunggu lama. Buku ini merupakan kumpulan Kumcer dari 20 Cerpen Favourite pada lomba penulisan Cerpen PT Lintang Indiva. Meski tak keluar sebagai pemenang, lumayan karya cerpen diterbitkan. Lagi-lagi bukan karena berapa rupiah yang akan diterima namun penghargaan karya mbak Alma bisa terwujud.

Buku ini melengkapi 5 buku sebelumnya yaitu 2 buku Kumcer karya mbak Alma yakni Hadiah Dari Papa yang diterbitkan Tiga Ananda Tiga Serangkai, Car Free Day diterbitkan KKPK DAR! Mizan, 2 Novel Are You OK Grandma dikeluarkan Bentang Belia, The Little Queen dicetak PCPK. Dua terakhir Kumcer berjudul Semua Sayang Daisi dan kini Sahabat Dari Timur yang sama-sama diterbitkan oleh Lintang Indiva.

Karya ini dihasilkan secara alamiah dari sifat mbak Alma yang hobi banget nulis. Apalagi saat seperti ini tanpa pelajaran (maklum setelah UN). Bisa dimanapun, kapanpun dan dalam suasana apapun dia lancar saja menulis. Setelah selesai UN, dalam 2 hari sudah 10 lembar draft novel baru terselesaikan. Padahal mama memintanya ada 50 lembar untuk novel.

Meski demikian, minatnya membaca makin bertambah. Otomatis kebutuhan akan buku makin membesar. Kini mama papa yang kebingungan mau ditaruh mana buku-buku mereka. Rak kaca yang disediakan untuk menempatkan buku mbak Alma, mas Afin maupun dik Adhan sudah penuh sesak. Bahkan sebagian sudah berpindah ke almari buku mama papa.

Semakin bertambah usia mbak Alma, maka seiring itupula akan semoga meningkatkan minatnya menulis. Cuma yang perlu dicarikan jalan keluar adalah jeda masa anak ke masa remaja di usia 13 - 17 tahun jarang ada penulis yang bukunya bisa diterbitkan. Setahu papa baru Pink Berry dari DAR Mizan yang menerbitkan. Bila penerbit terbatas, seleksi akan lebih ketat dan disinilah peran mama papa untuk terus mendampingi agar minatnya menulis tak luntur.

Template by:

Free Blog Templates