22 Agustus 2010

Bundaku

10:00pmSuci : pa?
10:00pmMe : knp? siapa nie?
10:00pmSuci : mbak alma… aku terharu...........:-(
10:01pmMe : knp terharu mbak?
10:01pmSuci : sangat terharu.........
10:01pmMe : knp? koq terharu?
10:02pmSuci : tadi Hudson menyanyikan lagu Bunda. jadi terharu...........:-(
10:02pmMe : oh gitu....
10:02pmSuci : :-( :-( :-(
10:02pmMe : itu lagu bagus nak... coba cari di google utk teks lagu bunda... makanya sama ibu harus patuh krn ibu/mama/bunda adalah org yang luar biasa bagi anak2nya...
10:03pmSuci : dia menceritakan tentang ibunya yg sdh meninggal… ya pa.............
10:04pmMe : manutan ya sayang... bantu bundamu... spt itu koq kt mbak alma cuma ngurus dek adhan...



10:04pmSuci : ya pa..........
10:06pmMe : blm ngantuk mbak? mas lagi ngapain?
10:06pmSuci : blm

10:07pmSuci : pa kalau buka google ngetiknya bunda gimana? teks nya mau kucatat,trus kli yg mana?
mas lg nonton sepak bola
10:08pmMe : pertma klik file diatas sblh kiri... pilih new tab di klik kanan....
10:08pmSuci : sdh
10:08pmMe : dikotak kosong tulis google...
10:08pmSuci : dah
10:09pmMe : dibawah tulisan google tulis lirik lagu bunda. nanti akan ada banyak daftar... nah dipilih salah satu...
10:09pmSuci : yg mana?
10:10pmMe : yg atas sendiri boleh...
10:14pmMe : ada mbak?
10:18pmMe : mbak?
10:21pmSuci : apa? maaf tadi nyatet lagu bunda
10:25pmSuci : pa2 disana hujan?
10:25pmMe : kasihan bunda... nggak nak...
10:25pmSuci : sini hujan
10:25pmMe : gede?
10:26pmSuci : ya begitulah........
10:27pmMe : mbak alma kemana?
10:27pmSuci : lg nyatet. maine bagus pa........ mainnya seperti Wigan vs Chelsea
10:28pmMe : iyalah.... MU... kl nyatet udh selesai, papa mau bcr sm mbak alma...
10:30pmSuci : ya pa..........
10:32pmSuci : pa,dek ama mau tidur. besok lg ya pa........
10:32pmMe : iya mbak....
10:32pmSuci : aku juga ngantuk nihh........
10:32pmMe : ehmmm bentar... kesimpulan dr teks bunda apa mbak? menurutmu gmn?
10:32pmSuci : kenapa?
10:32pmMe : papa pengen tahu aja... menurutmu bunda spt apa?
10:34pmSuci : ya kita harus sangat berterima kasih kpd ibu kita yg telah melahirkan kita
10:34pmMe : cuuma terima kasih? dikatakan ke bunda atau diapakan mbak?
10:35pmSuci : ya pa...........
10:36pmMe : jadi cuma bilang "terima kasih ma" gitu aja?
10:37pmMe : lho koq ga dijelaskan?
10:37pmSuci : lg nlis pa, mo pada tdr. ini mama

19 Agustus 2010

Mukti Siji Mukti Kabeh

Kepulangan yang sungguh menyita emosi jiwa dan kebahagiaan luar biasa. Rasa kangen, rindu dan harapan memuncak saat kami bertemu pukul 20.20 dirumah. Pelukan-pelukan kecil nan hangat benar-benar kunikmati. Yang paling jelas terpancar mbak Alma, matanya berbinar dan langsung basah seraya mengetatkan pelukannya dipinggangku. Sementara sang kakak langsung menerocos menanyakan naik apa, jam berapa datang, lama ga nunggunya. Sedangkan si kecil justru reaksinya terbalik, merengek menggapai sang mama dan segera menuju peraduan melepas kantuk. Aku harus memahami dan memakluminya.

Cerita-cerita mereka mengalir hingga pukul 22.50 dan sulit kuminta berhenti bagai detik waktu yang terus berjalan. Ah, damai benar jiwa, hati, rasa juga raga ini. Bergantian kakak adik kupeluk dan kucium dengan hangat. Benar, tak pernah bisa merasa puas jika tak tiap hari bersama mereka. Tidak sekedar melepas lelah, letih atau rasa rindu. Mamanya kubiarkan ikut mendengarkan sembari sesekali bolak balik ke kamar menengok si kecil. Aku merasa mereka mulai tumbuh menjadi anak yang luar biasa bagi kami. Meski tiap hari ku telp, tetap saja obrolan mereka bagaikan senandung merdu dari seniman.

Sang kakak, Afin mulai tumbuh besar dan menyukai hal-hal yang membuahkan pikiran, gagasan dan lontaran yang kadang ga disangka. Rupanya pola pikirnya semakin berkembang menjadi bagus dan langsung terpikir betapa bertambah hari akan jadi brillian nih anak. Itu tentu harapan kami semua. Emosinya juga semakin terkontrol dan berdasarkan penuturannya "susah banget e pah ga marah itu". Kupacu terus agar hal semacam itu dipertahankan dan tetap dijaga. Hal sebaliknya terjadi sebelumnya. Emosi terus memuncak dan nada keras sering terlontar dari mulutnya. Dari cara komunikasi yang dibangun juga sudah bergeser. Dua anak kecil tetangga kami respek padanya.

Pun demikian ketika sahur tiba. Jarang (kata mamanya) membangunkan lebih dari 3 kali. Bahkan saking besar niatnya, di minggu pertama dibangunkan 3 malam itu karena tidur jam 23.00. Bahkan pernah sampai pukul 00.30 sehingga agak berat membangunkannya. Untung papa kalian dirumah jadi bisa digendong dan dirayu supaya segera sahur. Satu hal yang menjadi apresiasi kami yakni amarahnya yang sama sekali tak muncul. Alhamdulillah, kami bersyukur atas itu. Membandingkan dengan puasa sebelumnya akan sangat jauh berubah. Termasuk minatnya ikut TPA. Kami sendiri tak memaksanya karena ngajinya juga udah bagus dan bila memilih bermain, kami tak akan bereaksi. Perubahan yang mendasar.

Si cantik, Alma secara umum tidak berubah termasuk sikap dan semangatnya. Masih malu-malu dan kadang meledak bila bersinggungan dengan sang kakak. Selama papa dirumah untungnya ga banyak senggolan sehingga ga banyak amarah bahkan tangis berurai. Ceritanya masih tetap runtut, pelan, plus ekspresi malu-malu. Yang paling dia suka adalah mengungkapkan perasaannya pada diriku. Tanpa malu selalu mendekap kuat, erat dan lama lepas. Masih suka berlama-lama bercerita apa yang dia lakukan di sekolah, untuk bundanya atau adiknya. Pulang kali ini, aku dikagetkan dengan model poninya yang sama seperti saat masih kecil.

Beberapa kegiatan baru yang disukainya seperti mainan camera, ambil gambar segala macem. Mulai adiknya ketawa, siaran tv, bunga, burung, motor dan segala hal. Sudah dua tahunan dia sudah mandiri dan banyak mengerjakan segala sesuatu sendiri. Di rumah tanpa ada temanpun bagi mbak Alma bukan sebuah aktivitas menakutkan. Senyum ataupun dekiknya selalu membuatku ingin terus bersamanya. Si kecil pun ditungguin si kakak ini juga ga pernah bermasalah sebab memang sering membuat dek adhan tertawa terpingkal-pingkal. Soal tanggungjawab memang lebih unggul hanya saja memang manjanya harus dikurangi.

Yang paling kecil, Adhan. Responnya masih sama ketika mata kami bertatapan. Menangis dan mendekati ibunya. Yah meski hati sakit, aku faham atas ketidakmengertiannya. Kadang kupaksa juga untuk ikut diriku meski nangis. Mau gimana lagi, kangen yang tak terkira membuat aku nekad mengajaknya. Setidaknya sekarang aku tahu trik supaya si kecil tidak menangis kalau aku ajak yakni mencari si pus di depan rumah atau diajak naik motor. Tidak hanya diam tapi juga aktif bicara maupun gerak bila diajak jalan keluar rumah. Model rambutnya paling beda diantara kedua kakaknya.

Senyumnya, dekiknya maupun reaksinya saat mata terpejam mencari sumber air bagi dahaganya sangat lekat dalam ingatanku. Bau khas dirinya juga terpatri kuat dalam otak dan hidungku. Ada beberapa hal yang hingga kini membuat mamanya cukup gelisah. Gerakan motoriknya masih sangat terbatas meski badannya tidak masuk kategori gendut. Aku mengingatkannya untuk terus melatih dan merangsang motoriknya. Sampai sekarang penasaranku padanya belum hilang karena ku belum mampu membuatnya tertawa lepas. Ketegangan atau mengalihkan pandangan bila sedang bersamaku.

Begitulah kondisi ketiga anakku setelah hampir setahun belakangan ini bertemu denganku hanya sebulan sekali. Itupun dengan kondisi yang kadang tidak mudah, sering dengan tingkat emosi yang tidak stabil. Beruntung memiliki istri yang mau mengerti, mensupport, sabar dan segalanya lah sehingga anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang menarik tidak hanya fisiknya namun juga jiwanya. Istri yang selalu setia, hangat, manis dan menenangkan jiwaku. Keluarga kami masih terus berharap agar kebahagiaan yang hadir akan bertahan hingga nyawa memisahkan kami.

12 Agustus 2010

Sang Kakak

Malam ini, kabar gembira menyeruak ditengah himpitan puasa. Mas Afin membikin prestasi (yg mungkin bagi org lain biasa) tapi bagi kami menjadi luar biasa. Tidak hanya berani mengaji di depan teman2 TPA masjid Istiqomah namun suaranya juga kenceng dan tidak begitu grogi. Dalam perbincangan papa dengan mas Afin melalui jaring sosial facebook papa eksplorasi pengalaman itu. Mengaji di kelompok Al Quran dan di depan teman-temannya (bukan teman sekolah dan ini pertama kalinya melakukan), pakai mik serta dilingkungan rumahnya sendiri merupakan hal yang baru. Yang membikin bangga papa dan mamanya adalah ngajinya tetap lancar malah diminta 2 kali. Dari 2 kali baca Al Quran ternyata hanya salah 1 kali.

Dibanding teman-temannya memang dia lumayan walau ada yang masih kelas 4 dan ada yang sudah kelas 6. Tetapi, dia datang terlambat. Itu yang membikin lebih positif karena selama ini dia termasuk anak yang jarang tampil. Bahkan sama pak ustadz ditanya rumahnya lantas dia jawab "anaknya pak Iral mawar VI". Ketika kuledek pasti pak ustadz ga kenal papa, dia cuma menampilkan simbol wajah tersenyum sembari menjawab tidak tahu. Kupertegas apakah suaranya pelan, jadi sulit membaca atau keringetan, dia menjawab keringetan tapi suaranya masih kenceng. Kubilang itu namanya sdh tidak grogi
, dan dia kembali tersenyum.

Kak, kau memang anak yang luar biasa seperti adik-adikmu. Setiap anak memiliki keunggulan yang kadang kalau orang tua tidak mengolahnya akan menjadi seperti anak biasa saja. Pukul 20.30 sebelumnya ada 2 anak tetangga kami juga bermain kerumah namanya nevin dan abid. Mereka sering bermain ke rumah kami, cerita mamanya. Dan ketika kutanya pada kakak, mereka sudah pulang dijawab sudah dan diantar. OMG, kau telah tahu tanggungjawab mengantar teman-teman kecilmu yang masih di TK maupun belum sekolah. Padahal tak ada yang menyuruhmu begitu. Artinya didikan kami masuk dalam sanubarimu dan kubilang itu namanya kau bisa tahu apa tugas dan tanggungjawabmu.

Mas Afin, papa mama bangga atas apa yang sudah kau lakukan bahkan untuk dirimu sendiri. Terus tumbuhlah jadi pribadi yang peduli pada yang lain seperti harapan orang tuamu, bertanggungjawab atas tindakan maupun melindungi pihak lain yang memang harus menjadi tanggungjawabmu. Kelak kau kan tumbuh dewasa melindungi adik-adikmu juga bundamu sayang. Kau sudah tak sabar menunggu kedatangan papamu juga mama, dek alma dan dek adhan. Papa juga tak sabar menunggu waktu esok tiba. Melakukan perjalanan yang cukup singkat untuk memeluk, merangkul, mencium dan merasakan rasa rindu yang luar biasa. Papa juga merindukan bs terus bersama kalian.

Di kelas ternyata kau bukan pengurus kelas dan tak kecewa karenanya. Anakku, belajarlah menerima yang memang tak seharusnya kau tak terima. Yang penting berusahalah jadi yang terbaik agar tidak hanya membahagiakan orang tuamu tetapi juga dapat menularkan dan menyebarkan virus kebaikan pada yang memang harus kau lindungi. Karena kadang ada orang yang tak beruntung dan disitulah letak kewajibanmu melindungi sesamanya. Semoga harapan orang tuamu tak membebanimu kelak. Apa yang bisa kau capai, capailah dan yang tak bisa karena memang tak mampu, pelajarilah. Bukan untuk gagah-gagahan namun menebarkan payung kedamaian bagi yang lemah.

Anakku, kami orang tuamu tak mampu warisi apa yang bisa kau sentuh tetapi kami ingin mewariskan jiwa, semangat dan kepedulian pada sesama. Cukup sudah kami banyak merasakan kegentingan akibat kesewenangan orang lain yang tak peduli. Maka kami berharap kelak kau akan menjaga orang-orang itu. Semailah benih kedamaian, persahabatan dan cinta kasih pada sesama. Tumbuhlah jadi diri sendiri dan menjalankan mandat itu. Cinta dan kasih sayang kami kan terus mengalir tanpa henti. Tularkan pada adik-adikmu dan jadilah pria yang menjadi dambaan para tokoh, para aktivis, para kaum tertindas untuk menunjukkan bahwa kau bisa melakukan perlindungan itu. Trims sayang.....

04 Agustus 2010

Ultah Mas Afin ke 10


Si hansdome ini anak yang lucu yang menggemaskan dan selalu membuat hari-hari pada tahun pertama dan kedua pernikahan kami menjadi ceria. Kami sangat ingat berbahagia dengan kehadirannya. Kami memanggil namanya Afin dari nama panjangnya Anugrah Alif Kholifah Mustadzafin. Sebuha doa atas rasa kangen tumbuhnya generasi yang peduli atas sesamanya. Kata “Anugrah” kami sematkan sebagai wujud rasa terima kasih atas pemberian NYA. Baik hadirnya bayi maupun kenikmatan lain seiring kehadirannya. Alif bermakna anak pertama kami dan juga bermakna anak yang akan memegang teguh keyakinan, kebenaran dan agamanya kelak. Sedangkan Kholifah kami maksudkan sebagai doa agar kelak besar nanti akan jadi pemimpin. Pemimpin atas apa? Atas kaum Mustadzafin, kaum marginal, kaum lemah, kaum yang selalu tertindas atas kesewenang-wenangan.

Jadi si kakak “Afin” harapan yang berasal dari doa kami supaya berguna bagi masyarakat. Awalnya kami akan memanggilnya dengan Alif karena kebetulan dia punya sepupu yang manggilnya juga Alif. Pada proses balitanya sangat luar biasa. Kami sangat menikmati suara tawanya yang berderai. Takkan pernah kami lupakan hingga kelak nanti. Yang asyik, saat kecilnya bila waktu tidur tiba harus dikipasi sembari punggung digaruk. Ibundanya terlalu lelah bekerja sehingga sering tertidur kala menemani tidur. Jadi akulah yang sering meninabobokan dirinya. Sungguh menemani saat-saat terlelapnya adalah kebahagiaan meski tangan lelas menggerakkan kipas juga menggaruk punggungnya. But its okey honey, I will do everythink and make u relax.

Hal yang juga menarik diingat, kebiasaan duduk dari rebahan. Sang Kakak ini tidak cukup belajar bagaimana caranya duduk dari rebahan. Sudah terbiasa di dudukkan jadi bila berkeinginan duduk maka akan meminta tolong. Pun juga berdiri. Tak heran bila umur 14 bulan telah dapat berjalan namun belum bisa bangkit dari rebahan untuk duduk maupun bangkit untuk berdiri. Kami, orang tuanya tak patah semangat menasehati, mengajari dan menunjukkan cara itu. Kita tak terasa 10 tahun berlalu dari saat dia lahir. Kami bangga pada dirimu sayang, mas Afin. Sungguh, waktu berlalu sangat cepat dan tak terasa kau telah tumbuh jadi anak-anak yang menyenangkan.

Honey, papa dan mama mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 10. Semoga kau tumbuh jadi anak yang selalu berbuat baik terhadap sesama. Seperti selama ini yang kau lakukan dan itu semua ajaran orang tuamu. Tak boleh membedakan teman, saudara serta orang lain. Pandanglah mereka sebagai sesame ciptaan tuhan, sama sepertimu. Kalau kita mengejek, itu namanya mengejek Tuhan, menghina ciptaan Tuhan. Tumbuhlah sebagai pribadi yang menyenangkan seperti selama ini. Tetap jaga adik-adikmu dengan penuh kasih sayang dengan penuh perhatian serta bimbinglah mereka seperti dirimu tertib dan rajin menjaga ibadahmu. Kami, papa dan bundamu akan selalu berusaha menemanimu, menjadikanmu teman menghadapi hidup. Hadapi apa yang ada dengan keberanian, dengan keyakinan dan dengan optimisme.

Tida usah kau ragu untuk menentukan masa depanmu dan apa yang ingin kau capai. Beberapa waktu lalu saat kami tanya, kau berkeinginan menjadi pegawai bank. Apapun honey, asal itu halal dan kau dapat berhasil menjadi dirimu apalagi menyebarkan kebahagiaan pada orang disekelilingmu dan disekitarmu merupakan kebahagiaan kami, orang tuamu. Prestasimu, rasa optimismu dan taat ibadahmu sudah setara dengan umurmu. Semakin bertambah umur, tambahlah ketiganya ya sayang. Sungguh kami menyayangimu, mencintaimu dan apa yang kau inginkan kan kami persembahkan padamu anakku. Perkembangan akademismu, ketaatan ibadahmu dan kemengertianmu atas kondisi papa dan bundamu membuat terharu. Terima kasih mas Afin atas sikap, pikiran, tindakan kepada kami. Doakan kami kan terus menjagamu hingga kelak nanti.

03 Agustus 2010

Ceriamu


Tak pernah bosan dan selalu saja mengapresiasi kelucuanmu. Ah seandainya kakak-kakakmu dulu dilahirkan ketika teknologi sudah secanggih sekarang tentu ayahmu akan banyak mengabadikan banyak kejadian penting dalam sejarah kanak-kanak yang sangat luar biasa. Pun apalagi bila tiap hari dapat menunggui, bermain, bercanda bersama. Pasti lembar-demi lembar akan terisi dengan semua kebahagiaan itu. Papa menulis ini pada saat sekarang karena tak tahan melihat foto-foto ceriamu. Dan akses yang digunakan sangat cepat. Papa ga bisa tenang kalau tak menumpahkannya.

Suaramu yang tiap papa telp selalu menyahut (kecuali adhan bobo), bikin deg-degan. Sama seperti saat bersama mas afin dan mbak alma waktu kecil. Tak sabar segera pulang untuk mandiin, nyuapin apalagi bermain bersama. Kalian tahu itu hobi papa kalian. Anakku, kalian harta yang luar biasa bagi hidup papa dan mama. Hari, jam, menit dan detik mengetahui kalian baik-baik merupakan syukur yang tak terhingga. Tetaplah sehat, ceria apalagi bisa jenius tentu kami akan sangat bahagia. Kepedulian pada sesama itu keharusan yang tak bisa ditawar.

Orangtuamu sangat mendambakan anak yang punya simpati dan empati terutama pada kaum lemah. Nak, ingatlah bahwa membantu mereka itu keharusan bukan jika ada kesempatan. Apapun kondisimu, bantulah mereka dengan segala yang kalian punya. Tidak usah memikirkan balasan karena telah di Jamin, menolong orang susah itu pasti diganti oleh Tuhan. Jangan pernah berfikir kapan diganti, siapa yang mengganti, dengan apa mengganti.

Kasih sayang dan perhatian kami adalah pupuk bagi kalian mengembangkan diri, berperilaku, bertutur kata serta bersikap yang tidak menyakiti. Di depan dan dibelakang harus sama tidak boleh membeda-bedakan orang. Yang kalian sayangi tidak hanya orang tua dan saudara namun juga mereka yang tak punya. Tugas kalian salah satunya membagi kebahagiaan yang kalian miliki pada mereka. Kami hanya dapat membagi cerita kebahagiaan agar cerita itu membuat kebahagiaan lainnya.

01 Agustus 2010

Ekspresi




Tak terasa bulan depan kau akan berumur 11 bulan. Semakin hari kau tumbuh menyenangkan meski aku tak menyertai dirimu. Adhan, sebuah nama yang kami berikan sebagai lambang pemberian tuhan akan buah kasih kami berdua. Aku tahu ibumu tak mudah membesarkanmu karena tidak sekedar menyusui, membuatkan makan, memandikanmu bahkan suapin dirimu. Dirinya tak pernah lelah menemani hari-harimu yang cukup berat.

Kau tumbuh diantara kakak kakakmu yang juga lucu dan sangat menyenangkan. Semakin besarlah sayang dan semailah cinta kasih pada saudaramu, pada orang tuamu dan pada sesama. Tak peduli warna kulit, agama, suku atau dari manapun dia berasal. Kasih sayang adalah pemberian tuhan dan kita tak boleh mendiskriminasikan kasih sayang pada sesama. Syukuri yang ada di sekelilingmu karena tuhan kan menambahnya.

Berilah warna pada lingkunganmu agar ceria seperti ekspresi foto-foto yang kami tangkap selama kau tumbuh dan berkembang. Kami semua juga kakak kakakmu, kau akan jadi pribadi yang menyenangkan, ramah dan selalu setia pada kebenaran serta kejujuran. Tiuplah kedamaian dirumah, di sekolah dan dimanapun kau berada beserta siapapun. Harapan kami tak tinggi, kau harus berguna bagi sesama dan lingkungan.

Hadirmu telah melengkapi kebahagiaan di "yellow house" seperti yang mbak Alma ceritakan. Tawamu nyaris sama dengan Mas Afin yang brillian di matematika, bahasa inggris serta agama. Semoga tak hanya mencerna di otak tapi merasuk menjadi virus dalam jiwa dan tercermin dalam perilakumu sehari-hari. Harusnya tak salah berharap padamu tiap saat seperti tawamu berderai menangkap keceriaan. Ringankan kami semua dengan laku dan tindakanmu.

Template by:

Free Blog Templates