10 Agustus 2015

Jadilah Remaja Yang Menyenangkan Kak!

Tahun ini merupakan tahun usia mas ke 15, usia dimana cukup krusial perubahan dari anak-anak kepada remaja. Sungguh, papa mama agak khawatir tentang pertumbuhan anak-anak jaman sekarang. Bagaimana tidak khawatir bila media sosial hampir menjadi teman karibnya setidaknya dalam kesehariannya.

Kondisi itu tidak hanya dialami oleh mas Afin saja tapi jutaan anak yang tumbuh dan beranjak remaja. Tanpa perhatian, sikap dan bimbingan yang tepat, anak-anak kita justru bisa menjadi orang lain yang mengejutkan kita. Papa mama sama sekali tidak mau membatasi penggunaan internet, karena bisa membikin anak curi-curi waktu.

Kami mencoba realistis dengan memfasilitasi serta mengkompromikan beberapa hal. Misalnya, anak-anak bebas menggunakan internet melalui hp dan laptop asal diluar hari sekolah. Kami juga memantau perkembangan psikologi mereka.

Sampai sejauh ini, aktivitas mas Afin di sekolah juga lumayan padat. Papa mama senang, mas aktif di OSIS sebab dia bakal banyak belajar tentang empati, simpati, berkorban, bertoleransi dan lainnya. Termasuk ketika menyiapkan acara pengajian, hingga larut malam. Termasuk pagi hari diminta habis subuh sudah berangkat untuk dekorasi tempat, ya berangkat pagi.

Menginjak usia 15 tahun, kakak tumbuh menjadi pribadi yang lumayan hangat. Meski tingkat usilnya ke adik-adiknya tetap begitu. Sebenarnya usilnya mas itu karena sayang, merasa ingin dekat hanya kadang adiknya berlebihan meresponnya.

Anakku, tumbuhlah jadi pribadi yang menyenangkan, individu yang bermanfaat, teman yang hangat, serta peduli terhadap sesama. Mama papa bangga atas apa yang sudah kamu lakukan. Jadilah orang yang tidak pernah membuat sedih orang lain. Met ultah ke 15 kak!

09 Agustus 2015

Jangan Berbohong Mas



Ini pertama kalinya mas Afin bawa kendaraan. Sebetulnya Jumat itu sudah diijinkan membawa kendaraan tapi shogun. Revo mau dibawa pulang ke Cawas. Rupanya pagi-pagi betul, ban depan kemps sehingga ga mungkin mas nungguin ditambal. Bisa telat masuk sekolah nanti. Jadilah dia bawa revo dan mama papa ke klaten bawa shogun bareng dik Adhan.

Katanya pulang habis Jumatan namun sore jam 2 papa sms tidak dibalas dan tanya mbak Alma dijawab mas belum pulang. Perasaan papa sudah tidak enak, namun berusaha ditepis. Semoga tidak terjadi sesuatu yang berbahaya batin papa.

Dirumah, rupanya mas juga baru saja sampai. Dia beralasan hp batreai drop padahal semalam sudah diisi. Jam 14.30 juga baru sampai rumah dengan alasan pembentukan pengurus kelas. Ah papa mencium gelagat kebohongan disana. Setelah didesak dia mengaku main ke rumah temannya. Papa akhirnya marah karena sudah tidak menjalankan amanah dan janji.

Salah satu yang ditegaskan papa, anak-anak ga bakal bisa berbohong sebab memang hati kecil anak-anak tidak bisa. Jadi jangan berusaha berbohong. Kedua, efek dari bohong itu cukup besar dan membahayakan mereka. Ini bukan soal boleh tidaknya naik kendaraan.

Mama papa berharap, lain kali tidak usah berbohong karena sepanjang ijinnya jelas dan kepentingannya memang dibutuhkan tentu mama papa akan beri ijin. Semoga ini menjadi pembelajaran berharga dan tidak diulangi lagi.

Adhan Njambak Afril


Wah diceritain kejadian adik menjambak temannya membuat papa kaget. Koq bisa ya? Padahal dia termasuk anak yang pendiam dan ga suka ribut sama orang lain. Rupanya yang dijambak memang teman yang sama-sama badannya kecil, namanya Afril. Sebenarnya Afril ini baik wong beberapa kali dik Adhan ditraktir. Papa saja sampai berpesan boleh ditraktir kalau hari sabtu saja.


Masalahnya iya kalau ortunya faham itu maunya Afril, lha kalau dipikir Adhan yang minta kan bahaya. Adhan sih bilangnya “Lha Afril yang ajak ayo tak beliin jajan, kamu maunya apa”? Gubrakz. Namanya saja anak kecil ya pasti mau.

Kembali ke soal awal, mereka pernah duduk bareng cuma akhirnya dipisah sama pak Bun. Karena banyak cerita dan tugas dari pak Bun ga selesai dikerjakan. Sepertinya sering telat menyelesaikan tugas ini membikin Afril bête sebab Adhan ga bisa diajak ke kantin beli jajan. Berucaplah Afril kalau Adhan suka telat dan selesai paling akhir.

Eh teman-temannya ada yang bela Adhan, ada juga yang dorong-dorong Afril. Entah apa yang dipikir Adhan pun menjambak Afril sehingga anak ini nangis. Afril sempat menarik baju Adhan tapi tidak memukul.

Dengan kejadian ini, kami semua bilang ke Adik untuk meminta maaf ke Afril. Sejak kecil memang anak-anak dididik untuk tidak berulah duluan. Tapi bila ada anak lain berulah ya harus dibalas. Tidak boleh dibiarkan. Akibat dari perbuatannya, papa tidak mau diajak bersepedaan sore hari. Adik terlihat merasa bersalah dan berjanji senin akan meminta maaf.

Ealah koq sempat-sempatnya dia berpikir menjambak yah. Sewaktu ditanya mencontoh siapa, jawab Adhan ga tahu. Hmmmm mungkin tindakan spontan karena teman-temannya provokatif juga.

06 Agustus 2015

Belajar Naik Sepeda



Alhamdulillah akhirnya dik Adhan mulai mau mengayuh sepeda. Dulu sewaktu masih TK, dia tidak bisa mengayuh. Cuma satu kaki yang digunakan nanti mundur kayuhannya dan ditekan lagi. Wah agak repot dan membuat papa berpikir bagaimana nanti dia bersepeda.

Setidaknya setelah awal sekolah habis lebaran, suatu sore papa ajak dik Adhan bersepeda. Dia mau lalu sepeda pun dikeluarkan. Papa jalan kaki dan adik mengayuh sepeda. Berdua menyusuri Mawar VI ke barat putar di Mawar III dan kembali lagi.

Esok sore, papa kembali ajak dik Adhan bersepeda.  Kali ini kea rah timur, yang lumayan sepi dan papa bisa nungguin adik bersepeda muter-muter. Papa mengarahkan adik ke belakang gudang rosok yang jalannya relative sepi dan dia bisa muter-muter. Papa tinggal duduk saja melihat dia bolak balik mengayuh sepeda kecilnya. Sudah lumayan bagus.

Hanya kalau disuruh ngebut, masih belum bisa sehingga kalau ada polisi tidur ada tanjakan kecil kerap harus didorong badannya. Beberapa kali Nampak berupaya mengayuh dengan keras tapi kakinya terlepas dari pedal. Memahami ‘minggir’ ketika ada kendaraan atau mobil lewat belum baik.

Ya biasa saja seperti juga kakak dia. Minggirnya itu masih sering ikut dimana orang tua berada belum yang penting minggir atau minggir ke sebelah kiri. Itu proses dan yang penting mulai mau belajar mengayuh. Sayangnya sepeda adik kekecilan.

Template by:

Free Blog Templates